31 Orang Tewas dalam Banjir Somalia

Setengah juta orang mengungsi

Jakarta, IDN Times - Hujan deras yang melanda Somalia dalam beberapa hari terakhir telah menyebabkan banjir semakin parah dan menewaskan 31 orang. Pada Minggu (12/11/2023), pihak berwenang mengatakan sekitar setengah juta orang mengungsi.

Banjir di Somalia telah terjadi mulai Oktober lalu. Banjir telah mengganggu kehidupan lebih dari 1,2 juta orang. Infrastruktur sipil di Somalia selatan mengalami kerusakan yang parah, kata Menteri Penerangan Daud Aweis.

Baca Juga: Banjir Somalia Tewaskan 10 Orang, 113 Ribu Lainnya Mengungsi

1. Hujan deras tiada henti memicu banjir

https://www.youtube.com/embed/PrBU7HGTpuE

Somalia mengalami dampak dua peristiwa alam yang jarang terjadi, yakni fenomena iklim El Nino dan Dipole Samudera Hindia. Hal itu telah membuat situasi di negara itu semakin memburuk di tengah konflik senjata yang terus terjadi.

Dampak fenomena iklim itu membuat hujan deras turun selama beberapa minggu terakhir yang memicu banjir. Dilansir Deutsche Welle, Daued Aweis mengatakan banjir telah menewaskan 31 orang.

Sejak awal November, hujan deras dilaporkan terjadi tiada henti di Somalia. Aliran air yang deras membanjiri rumah penduduk dan lahan pertanian. Sungai Shabelle meluap dan menghanyutkan rumah-rumah di kota Beledweyne. Kerusakan terparah dilaporkan terjadi di wilayah Gedo, di Somalia selatanm dan di Hiran, Somalia tengah.

Baca Juga: Bom Bunuh Diri di Kedai Teh Somalia Renggut 10 Nyawa Lebih

2. Peristiwa yang mungkin terjadi sekali dalam 100 tahun

Koordinai Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA), telah menggelontorkan dana bantuan sebesar 25 juta dolar atau sekitar Rp392,9 miliar untuk membantu mengurangi dampak banjir. OCHA juga memperingatkan bahwa peristiwa banjir yang besar dan meluas itu, hanya mungkin terjadi sekali dalam 100 tahun.

"Sementara semua tindakan persiapan sedang dilakukan, banjir sebesar ini hanya dapat dimitigasi dan tidak dapat dicegah," kata OCHA dikutip dari Associated Press.

OCHA merekomendasikan untuk memberikan peringatan dini serta tindakan dini guna menyelamatkan nyawa. Ini karena terjadi arus pengungsi skala besar dan meningkatkan kebutuhan kemanusiaan yang lebih banyak karena bencana tersebut.

Sementara ini dilaporkan, sekitar 1,5 juta hektar lahan pertanian berpotensi hancur karena diterjang banjir.

3. Banjir juga terjadi di wilayah Kenya

31 Orang Tewas dalam Banjir Somaliailustrasi banjir (commons.wikimedia.org/Chad.staddon)

Banjir di Somalia kali ini terjadi setelah negara itu dilanda rekor kekeringan yang menyebabkan jutaan warga berada di ambang kelaparan. Dilansir Barron's, Aweis mengatakan setengah juta orang mengungsi dari rumah mereka akibat banjir. Dia mengatakan ada kemungkinan jumlah korban bisa lebih tinggi.

Nazanine Moshiri, analis iklim di International Crisis Group menjelaskan, dampak banjir tersebut jauh lebih buruk karena tanah rusak parah akibat kekeringan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Selain itu, konflik bertahun-tahun dengan kelompok al-Shabab, juga membuat pembangunan pertahanan dan ketahanan terhadapo banjir jadi lebih rumit dan mahal.

Banjir juga terjadi di negara tetangga Kenya. Palang Merah negara tersebut mengatakan, korban tewas banjir di Kenya mencapai 15 orang. Kota Mombasa dan wilayah timur laut Mandera serta Wajir adalah wilayah yang terkena dampak paling parah.

Baca Juga: Teroris Menggila, PBB Tunda Penarikan Pasukan dari Somalia

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya