AUKUS Tunjuk Perusahaan Inggris Produksi Kapal Selam Nuklir
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Koalisi trilateral AUKUS (Australia-Inggris-Amerika Serikat) menunjuk perusahaan pertahanan BAE Systems, perusahaan pertahanan yang berbasis di London, untuk membangun kapal selam nuklirnya.
BAE akan bekerja dengan ASC Pty, perusahaan kapal selam Australia. Koalisi AUKUS menyepakati bahwa Australia dan Inggris akan mengoperasikan kapal selam nuklir.
Kapal menggabungkan teknologi dari ketiga negara koalisi tersebut. Kapal selam dijadwalkan akan beroperasi pada awal tahun 2040-an.
1. Kapal selam kelas baru SSN-AUKUS
Sebagai informasi, AUKUS pertama kali dibentuk pada 2021. Pengumuman penunjukan BAE, pada Kamis (21/3/2024), untuk membangun kapal selam nuklir adalah langkah penting dari koalisi tersebut.
Dilansir Deutsche Welle, dalam pakta AUKUS, Australia akan membeli lima kapal selam nuklir. Ini termasuk mereka akan bersama membangun dan mengoperasikan dua kapal kelas baru SSN-AUKUS sekitar satu dekade kemudian.
"Apa yang dilakukan AUKUS adalah memungkinkan industri Australia untuk berinvestasi lebih lanjut di sini, namun ada juga peluang yang terbuka dengan mitra kami di Inggris dan AS," kata Menteri Pertahanan Australia, Richard Marles.
2. BAE memiliki rekam jejak memproduksi kapal selam
Editor’s picks
BAE dan ASC akan bekerja sama di bawah perjanjian kolaboratif di Australia. Kemudian, kedua perusahaan itu akan membuat usaha patungan berjangka panjang.
"Kami telah membuat kemajuan yang baik dalam desain dan pengembangan kapal selam generasi berikutnya di Inggris di mana kami memiliki lebih dari 1.000 orang yang bekerja pada program SSN-AUKUS dan investasi infrastruktur besar yang sedang berlangsung," kata Charles Woodburn, kepala eksekutif BAE dikutip dari Defense News.
BAE punya pengalaman kerja sama dengan angkatan laut Australia. Saat ini, perusahaan itu sedang membangun armada fregat anti-kapal selam berdasar desain Type-26.
Pengumuman kerja sama disampaikan oleh Marles dan mitranya dari Inggris Grant Shapps. Kedua menteri menandatangani pakta keamanan baru, antara lain memudahkan fasilitasi awak kapal selam London mengunjungi Canberra.
3. Kekhawatiran penundaan produksi
Rencana pembangunan kapal selam nuklir terganggu oleh isu penundaan. Inggris saat ini sedang mengatasi kemacetan jalur produksi reaktor nuklir yang digarap Rolls-Royce di kota Derby.
Dilansir The Guardian, ada keraguan inti reaktor akan dibuat tepat waktu karena perusahaan juga menggarap Dreadnought, kapal selam nuklir pertama Inggris.
Canberra telah mengalokasikan 2,4 miliar poundsterling (Rp47,7 triliun) dalam 10 tahun untuk memperluas kapasitan produksi di Derby.
"Kami tahu di mana kami akan membangunnya. Kami tahu apa yang akan kami bangun. Kami tahu berapa biayanya, kami benar-benar berkomitmen untuk melakukannya," kata David Cameron, Menteri Luar Negeri Inggris, berusaha meyakinkan politisi Australia tentang penundaan tersebut.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.