Inggris Jatuhkan Sanksi kepada Sekutu Bashar al-Assad

Inggris dorong pemerintah Suriah lakukan pembicaraan damai

London, DN Times - Pemerintah Inggris menjatuhkan sanksi kepada beberapa sekutu senior rezim Suriah. Penjatuhan sanksi tersebut bertepatan dengan 10 tahun "ulang tahun" konflik brutal yang telah terjadi di negara Suriah dibawah pemerintahan Bashar al-Assad.

Protes terhadap Assad dimulai pertama pada 15 Maret 2011. Sejak saat itu, konflik dan perang saudara terus berlanjut. Perang saat ini yang berlangsung di Suriah bahkan jauh lebih rumit dari pada 10 tahun yang lalu.

Demonstrasi damai yang kemudian diikuti tindakan keras rezim terhadap oposisi hingga saat ini menurut Syrian Observatory for Human Rights yang berbasis di Inggris telah menewaskan sekitar 388.652 orang. Kemungkinan jumlahnya lebih tinggi dari catatan tersebut. Sekitar 13 juta orang Suriah terusir dari rumahnya, terluka dan menjadi pengungsi akibat konflik.

1. Sanksi dijatuhkan karena warga yang seharusnya dilindungi justru diserang

Konflik di Suriah saat ini berpijak pada Arab Spring yang bermula di Mesir dan Tunisia, di mana pemimpin diktator sanggup digulingkan. Rakyat Suriah turun ke jalan dan mencoba menuntut demokrasi dapat dijalankan di Suriah dengan aksi demonstrasi damai. Namun, Assad memilih untuk melawan dengan tindakan keras.

Perang saudara pun terjadi. Para oposisi banyak yang ditangkap, para demonstran banyak yang disekap, diculik bahkan dibunuh. Tindakan balik Assad membuka jalan perang multisisi seperti saat ini, yang seakan-akan konflik tidak akan pernah berakhir di negeri itu.

Melansir dari laman Al Jazeera, Menteri Luar Negeri Inggris yang bernama Dominic Raab mengatakan "rezim Assad telah menundukkan rakyat Suriah selama satu dekade dengan kebrutalan karena keberanian (rakyat) menuntut reformasi damai."

Bertepatan dengan 10 tahun konflik di Suriah, Inggris kemudian menjatuhkan sanksi kepada rekan dan sekutu Assad. Sanksi terbaru dijatuhkan kepada enam orang. Mereka dianggap bagian dari rezim Assad yang ikut "bertanggung jawab atas serangan besar-besaran terhadap warga yang seharusnya mereka lindungi."

Enam orang yang dijatuhi sanksi oleh Inggris tersebut adalah Faisal Mekdad, Menteri Luar Negeri baru Suriah; penasihat al-Assad yang bernama Luna al-Shibl; pemodal Yassar Ibrahim; pengusaha Muhammad Bara 'Al-Qatirji; Komandan Pengawal Republik Malik Aliaa dan Mayor Angkatan Darat Zaid Salah.

Baca Juga: Inggris Luncurkan Program 'Revolusi Bus Hijau'

2. Sanksi Inggris ke Suriah adalah sanksi terbanyak yang pernah dilakukan untuk suatu negara

Dalam satu dekade perang saudara Suriah yang saat ini menjadi perang multisisi, para pejabat dekat yang mendukung rezim Bashar al-Assad dinilai memiliki kontribusi dalam menciptakan penderitaan bagi rakyat. Sanksi yang dijatuhkan oleh Inggris kepada enam orang tersebut adalah langkah pertama Inggris usai Brexit resmi.

Sebelumnya, menurut laman resmi pemerintah Inggris, mereka telah menjatuhkan sanksi sebanyak 353 daftar yang ditargetkan di Suriah dan sudah diterapkan. Sanksi-sanksi tersebut menyasar pejabat dan entitas perusahaan Suriah.

Dengan begitu, jumlah sanksi yang diberikan oleh Inggris kepada Suriah adalah sanksi terbanyak yang pernah dilakukan negara tersebut kepada negara lainnya.

Dalam pernyataan yang diterbitkan resmi oleh pemerintah Inggris, Menteri Luar Negeri Dominic Raab menguraikan bahwa Inggris akan memberlakukan larangan perjalanan dan pembekuan aset pada enam anggota rezim. Mereka semua dipastikan tidak mendapat manfaat dari Inggris dengan cara apa pun.

3. Inggris mendorong pemerintah al-Assad untuk terlibat dalam pembicaraan damai di bawah PBB

Inggris Jatuhkan Sanksi kepada Sekutu Bashar al-AssadAnak-anak korban konflik di Suriah. (Twitter.com/USAID Middle East)

Inggris adalah salah satu negara pendonor utama untuk membantu masyarakat Suriah. menurut pernyataan resmi pemerintah, sejak 2012, di seluruh Suriah mereka telah menyediakan lebih dari 28 juta jatah makanan dan lebih dari 20 juta konsultasi medis. Mereka juga membantu lebih dari 14 juta vaksin.

Melansir dari laman The Guardian, Inggris telah menggelontorkan dana bantuan sebanyak 3,4 miliar poundsterling atau setara Rp64 triliun untuk menangani krisis. Sejak tahun 2017, bantuan Inggris semakin menyusut. Namun, ia tetap menjadi salah satu negara pendonor utama.

Inggris juga negara yang telah bersedia menampung para pengungsi dari Suriah, seperti halnya negara Eropa lainnya misalnya Jerman. Keterlibatan diplomatik Inggris mulai berkurang dalam beberapa tahun terakhir. Akan tetapi, negara itu tetap memiliki tekad untuk mendorong pembicaraan damai di bawah PBB.

Inggris juga menginginkan rezim al-Assad membebaskan oposisi yang ditahan dalam penahanan sewenang-wenang, dan mendesak agar mengizinkan akses bantuan tanpa hambatan ke seluruh Suriah.

Baca Juga: Dituding Larang Ekspor Vaksin, Pemerintah Inggris Kecam UE

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya