Israel Kerahkan Pasukan Cadangan ke Jalur Gaza

Israel bersiap menyerang kota Rafah

Jakarta, IDN Times - Militer Israel mengerahkan dua divisi brigade cadangan ke Jalur Gaza. Keputusan pada Rabu (24/4/2024) dilakukan saat mereka bersiap melakukan invasi darat ke kota Rafah.

Israel mengatakan brigade tersebut akan melakukan misi defensif dan taktis. Namun rincian tentang hal itu tidak diberikan kepada publik.

Dua divisi tersebut adalah Brigade Cadangan ke-2 bernama Carmeli dan Brigade Cadangan ke-679 yang disebut Yiftah. Sebelumnya, mereka ditempatkan di Israel utara dekat perbatasan dengan Lebanon.

1. Memberi ruang bagi pasukan lain untuk bersiap menyerang Rafah

Israel Kerahkan Pasukan Cadangan ke Jalur Gazadampak serangan Israel di Gaza (Twitter.com/UNRWA)

Kedua divisi cadangan yang akan ditempatkan di Gaza disebut telah menyelesaikan persiapan tempur untuk misi tersebut. Tidak ada rincian tentang sifat misi penempatan pasukan cadangan itu.

Dilansir Times of Israel, mereka akan bertanggung jawab atas wilayah tengah Gaza yang masih berada di bawah kendali militer Israel.

Langkah itu dapat memberi ruang bagi pasukan Brigade Nahal yang saat ini menguasai koridor tengah untuk bergabung dengan Divisi 162 dalam mempersiapkan operasi masa depan, termasuk rencana menyerang Rafah dan Gaza Tengah.

"(Pasukan telah) mempraktikkan teknik pertempuran dan mempelajari wawasan serta pelajaran utama dari pertempuran dan manuver di Jalur Gaza sejauh ini," kata militer.

Baca Juga: WFP: Dalam 6 Pekan, Kelaparan di Gaza Bisa Lampaui Ambang Batas

2. Dampak serangan brutal Israel

Rafah adalah wilayah terakhir yang tersisa di Gaza, di mana Israel belum secara resmi mengumumkan masuknya pasukan ke wilayah tersebut. Sebelumnya, Israel telah melancarkan serangan brutal di Gaza yang menewaskan lebih dari 34 ribu orang, sebagian besar korban perempuan dan anak-anak.

Dilansir Middle East Monitor, serngan Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk mengungsi. Kini mereka kekurangan makanan, air bersih, obat-obatan. Sekitar 60 persen infrastruktur di wilayah Gaza telah rusak atau hancur.

Israel juga dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional (IJC) dan memerintahkan negara tersebut menghentikan tindakan genosida, serta mengambil aksi untuk menjamin bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.

3. Upaya menghancurkan empat batalion Hamas

Israel Kerahkan Pasukan Cadangan ke Jalur Gazailustrasi dampak serangan Israel di Gaza (Twitter.com/UNRWA)

Meski banyak negara prihatin dengan rencana Israel menyerang Rafah, termasuk Amerika Serikat (AS), Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu disebut telah menetapkan tanggal untuk melakukan invasi darat.

"Israel melanjutkan operasi untuk menargetkan Hamas di Rafah. Empat batalion (Hamas) yang tersisa di Rafah tidak dapat dilindungi dari Israel. Mereka akan diserang," kata juru bicara pemerintah David Mencer, dikutip dari Al Monitor.

Netanyahu mengatakan, upaya menghancurkan empat batalion Hamas yang tersisa di Rafah sangat penting bagi tujuan pemerintahannya.

Komunitas internasional telah menyuarakan kepihatinannya atas rencana Tel Aviv. Serangan dikhawatirkan akan menimbulkan lebih banyak korban sipil sebab mayoritas 2,4 juta penduduk Gaza mengungsi di Rafah.

"Invasi militer besar-besaran ke Rafah akan menimbulkan dampak yang sangat merugikan," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller.

Pejabat Palang Merah, Fabrizio Carboni, mengatakan kelompok bantuan kemanusiaan tidak mengetahui laporan rencana untuk mengevakuasi penduduk Rafah dari kota tersebut sebelum serangan terjadi.

"Tidak ada syarat bagi operasi militer tanpa konsekuensi kemanusiaan yang menghancurkan," katanya.

Baca Juga: Hampir 300 Mayat Ditemukan di Gaza, Kondisinya Mengerikan!

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya