Kolombia Cetak Rekor Produksi Kokain Terbesar Dunia, Sentuh 1.738 Ton!

Budi daya tanaman kokain hampir seperempat juta hektare

Jakarta, IDN Times - Kolombia, sebuah negara di Amerika Selatan, telah mencetak rekor produksi kokain pada 2022. Hal itu disampaikan oleh badan PBB untuk narkoba (UNDOC) pada Senin (11/9/2023).

Dalam penjelasannya, UNDOC mengatakan bahwa budi daya tanaman koka yang menghasilkan kokain, telah meningkat 13 persen dibandingkan 2021. Luas budi daya itu mencapai ratusan ribu hektar yang menghasilkan 1.738 ton.

Koka merupakan tanaman penghasil obat yang bernama kokain. Koka kaya akan zat besi, vitamin B dan C. Tanaman itu juga dapat menghilangkan sesak dada, sebagai antibakteri dan analgesik. Sifatnya yang adiktif, membuat kokain lebih sering disalahgunakan.

Baca Juga: Kokain Ditemukan di Gedung Putih AS, Kok Bisa?

1. Lahan budi daya penghasil kokain hampir seperempat juta hektar

Kolombia Cetak Rekor Produksi Kokain Terbesar Dunia, Sentuh 1.738 Ton!ilustrasi (Pexels.com/Mart Production)

Amerika Selatan dikenal sebagai wilayah penghasi kokain dan Kolombia merupakan negara produsen utama. UNDOC mencatat, pada tahun 2021 Kolombia menghasilkan 1.400 ton dan meningkat menjadi 1.738 ton pada 2022.

Dilansir Al Jazeera, tanaman koka yang menghasilkan kokain, hampir dua pertiganya ditanam di wilayah Narino dan Putumayo di selatan. Itu merupakan daerah yang berbatasan dengan Ekuador, yang telah lama berjuang melawan jaringan geng narkoba.

Koka juga ditanam di Santander Utara yang berbatasan dengan Venezuela.

"Sangat mengkhawatirkan bahwa setiap tahun terjadi peningkatan tanaman koka di negara ini," kata direktur regional UNDOC, Candice Welsch.

Menurut data PBB, hampir setengah dari tanaman koka ditemukan di cagar alam. Sekitar 10 persennya berada di hutan lindung dan lima persen berasal dari tanaman alami. Total lahan yang dipakai untuk budi daya koka adalah sekitar 230 ribu hektar.

Baca Juga: Italia Sita 4,3 Ton Kokain Asal Kolombia Bernilai Jual Rp3,69 Triliun

2. Kegiatan ilegal yang susah berubah karena kurangnya insentif

Kokain pada dasarnya merupakan obat yang adiktif. Obat itu ilegal di sebagian besar negara di dunia. Kolombia sebagai produsen kokain terbesar dunia, mendapatkan tekanan terutama dari Amerika Serikat (AS) untuk menindak produksinya.

Namun, upaya itu menghadapi kesulitan seperti petani susah beralih ke tanaman lain, kurangnya janji subsidi dan insentif lain. Warga Kolombia yang miskin tetap terlibat pertanian koka karena tidak punya pilihan lain.

Dilansir AFP, budidaya tanaman koka adalah kegiatan ilegal. Tapi itu jadi andalan banyak orang di Amerika Latin. Sebagian besar sektor tersebut dikendalikan oleh kelompok bersenjata, entah itu gerilyawan sayap kiri, paramiliter sayap kanan, atau kartel narkoba.

Presiden Kolombia Gustavo Petro telah berjanji akan mengadopsi kebijakan narkoba yang baru. Pemerintahannya memiiki tujuan memberantas organisasi kriminal dan memberi amnesti bagi para penyelundup yang menyerahkan diri.

Petro juga berharap, mereka yang terlibat perdagangan narkoba dan mendapat amnesti, mau meninggalkan aktivitas ilegal itu demi mewujudkan perdamaian total di Kolombia yang kerap dilanda kekerasan antar kartel narkoba tersebut.

3. Tanaman koka sudah dibudidayakan sejak 8.000 tahun yang lalu

Kolombia Cetak Rekor Produksi Kokain Terbesar Dunia, Sentuh 1.738 Ton!daun koka penghasil kokain (youtube.com/CGTN America)

Kolombia adalah produsen terbesar kokain di dunia, diikuti oleh Peru dan Bolivia. Sebagian besar kokain Kolombia bermuara di AS dan Eropa. Tanaman koka sendiri merupakan tanaman kuno, yang telah dibudidayakan di Amerika Selatan sejak sekitar 8 ribu tahun yang lalu. Mereka yang diketahui melakukan budidaya awal adalah suku Inca.

Dilansir National Geographic, daun tanaman koka sampai saat ini masih banyak digunakan oleh masyarakat Andes. Daun yang belum diolah, dinikmati dengan cara dikunyah atau diseduh jadi teh. Daun itu juga digunakan untuk menghilangkan rasa sakit dan kelaparan.

Koka tidak hanya dijadikan obat, tetapi juga memiliki nilai spiritual dalam tradisi Inca. Cristobal de Molina, pendeta Spanyol yang tinggal di Amerika Selatan sekitar tahun 1565, menggambarkan suku itu membakar dedaunan koka dan meniupkan asapnya ke matahari, dewa utama suku Inca.

Dalam ritual penyembuhan orang sakit, daun koka juga dilibatkan. Bahkan tanaman ini dihormati karena dipercaya dapat jadi media untuk melihat masa depan. Selain itu, koka juga dikuburkan bersama orang mati. Daun itu ditempatkan besama barang lain di kuburan yang dipercaya untuk menemani dalam perjalanan ke akhirat.

Baca Juga: Meksiko-Kolombia Bahas Kebijakan Antinarkoba Internasional

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya