Kreminna Kota Pertama yang Dikuasai Rusia di Donbass, Ukraina Mundur

Sekitar 200 warga sipil tewas dalam pertempuran di timur

Jakarta, IDN Times - Gubernur regional Luhansk Ukraina, Serhiy Gaidai, pada Selasa (19/4/22) mengatakan bahwa kota Kreminna telah dikuasai oleh pasukan Rusia. Jatuhnya Kreminna menjadikan kota itu sebagai kota pertama yang dikuasai Rusia ketika fokus melakukan serangan ke Donbass, Ukraina timur.

Rusia telah mulai serangan besar ke Donbass dan menekan semua garis pertahanan pasukan Ukraina. Pasukan pertahanan Ukraina telah ditarik mundur karena mendapat serangan dari berbagai arah.

"Tahap lain dari operasi ini (di Ukraina timur) sedang dimulai dan saya yakin ini akan menjadi momen yang sangat penting dari seluruh operasi khusus ini," ujar Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, dikutip dari Tass.

Tidak ada rincian laporan korban jiwa dari serangan Rusia di Kreminna. Namun Gaidai mengklaim sekitar 200 warga sipil kota itu tewas. Rusia membantah menargetkan warga sipil dalam perang yang mereka sebut sebagai operasi militer khusus itu.

Baca Juga: Rusia Bombardir Luhansk dan Donetsk, Duduki Kota Kreminna

1. Pasukan Rusia kuasai kota Kreminna di Luhansk, Donbass

Kreminna Kota Pertama yang Dikuasai Rusia di Donbass, Ukraina MundurIlustrasi kerusakan infrastruktur di Ukraina (Twitter.com/OCHA Ukraine)

Sejak Minggu, angkatan bersenjata Rusia telah meningkatkan serangan ke kota-kota Ukraina dengan rudal jarak jauh dan artileri. Pada Senin, serangan darat Rusia juga mengalami peningkatan di sepanjang garis pertahanan Ukraina di Donbass.

Pasukan Rusia di beberapa titik mampu menekan mundur pasukan Ukraina dan berhasil mendapatkan keuntungan. Pada Selasa, Gubernur Wilayah Luhansk, Serhiy Gaidai, mengatakan Kreminna berada di bawah kendali 'Orc' (Rusia). "Mereka telah memasuki kota," ujarnya dikutip Reuters.

Kota Kreminna adalah kota kecil yang berpenduduk lebih dari 18 ribu orang sebelum perang dengan Rusia. Kota itu terletak sekitar 72 kilometer sebelah timur laut Kramatorsk, kota Ukraina yang baru-baru ini mendapat serangan rudal Rusia yang menewaskan sekitar 50 warga sipil.

Dalam keterangannya, Gaidai tidak memberitahukan kapan kota Kreminna berhasil dikuasai Rusia. Tapi masih ada ribuan penduduk sipil yang berada di kota tersebut dan belum sempat dievakuasi.

Baca Juga: Rusia Fokus Serangan Darat di Ukraina Timur, di Barat Rudal Jarak Jauh

2. Sekitar 200 warga sipil tewas

Peningkatan serangan angkatan bersenjata Rusia di Ukraina kali ini telah memasuki fase baru peperangan. Kota Kreminna menjadi kota pertama yang berhasil dikuasai Rusia.

"Pejuang kami harus mundur. Mereka telah menempatkan diri mereka di posisi baru dan terus memerangi tentara Rusia," kata Gaidai dilansir ABC News.

Rusia mengatakan terus fokus menyerang di Donbass, membela Luhansk dan Donetsk yang berusaha memisahkan diri dan telah dikuasai pasukan separatis Ukraina pro-Moskow.

"Tidak mungkin menghitung jumlah korban tewas di antara penduduk sipil. Kami memiliki statistik resmi, sekitar 200 orang tewas, tetapi kenyataannya masih banyak lagi," sambung Gubernur Regional Luhansk tersebut.

Klaim korban tewas tersebut belum dapat diverifikasi secara independen. Gaidai juga tidak merinci periode tewasnya warga sipil tersebut, apakah sejak invasi Rusia pada 24 Februari, atau dalam serangan yang terbaru.

Baca Juga: Negara Apa Saja yang Mendukung Rusia Akui Kemerdekaan Donetsk-Luhansk?

3. Situasi Kreminna persis sebelum diserang Rusia

Kreminna Kota Pertama yang Dikuasai Rusia di Donbass, Ukraina Mundursalah satu kota di Ukraina yang diserang Rusia (Pexels.com/Алесь Усцінаў)

Desakan pihak berwenang terhadap penduduk sipil di Donbass untuk melakukan evakuasi telah dilakukan sejak awal April. Tapi proses tersebut belum sepenuhnya berhasil memindahkan semua warga ke tempat yang aman.

Di Kreminna, evakuasi bahkan telah dilakukan pada Maret. Saat itu, masih banyak warga yang tidak ingin melarikan diri dari tempat tinggalnya.

Dilansir The Guardian, Olena Stetsenko, kepala organisasi sukarelawan di Kreminna, menjadi salah satu orang terakhir yang dapat menghubungi warga pada Senin. Stetsenko mendapat informasi dari kerabatnya bahwa ada pesawat dan helikopter Rusia terbang di atas kota.

"Mereka mengatakan bahwa (Rusia) menggunakan setiap jenis alat berat: grads (peluncur roket), tank," ujarnya. Stetsenko memperkirakan masih ada sekitar 3.500 warga tersisa di kota tersebut.

Natalia Chekhuta, mantan kepala pemerintahan Kreminna mengatakan awalnya tidak banyak orang yang ingin mengungsi. Tapi dalam tiga minggu terakhir, evakuasi massal mulai terjadi.

Pada 18 April, Chekhuta sedang menuju Kreminna karena mendapatkan telepon dari warga yang ingin mengungsi. Tapi tentara Ukraina di kota tetangga tidak membiarkan masuk karena situasi kota sudah tidak aman.

The Guardian sempat berada di Kreminna pada 16 April, tiga hari sebelum Rusia menduduki kota tersebut. Dalam perjalanan itu, ada evakuasi terakhir yang dilakukan dengan bus lapis baja. Sedikitnya 17 orang berhasil dibawa, termasuk orang tua yang sulit berjalan dan mengalami gangguan penglihatan.

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya