PM Netanyahu Bersumpah Israel Akan Meratakan Rafah

Netanyahu menentang segala tekanan internasional

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu bersumpah akan menyerang kota Rafah di Gaza selatan. Padahal, komunitas internasional telah menekan agar Israel menghentikan rencana tersebut.

"Tidak ada tekanan internasional yang akan menghentikan kita untuk mewujudkan semua tujuan perang," katanya pada Minggu (17/3/2024) dikutip dari Barron's.

Israel telah berulang kali mengancam akan menyerang Hamas di Rafah. Kota itu saat ini dihuni hampir 1,5 juta orang yang sebagian besar pengungsi yang berlindung di dekat perbatasan Mesir.

1. Pasukan Israel berperang dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya

PM Netanyahu Bersumpah Israel Akan Meratakan RafahPM Benjamin Netanyahu (Twitter.com/Benjamin Netanyahu)

Dalam pertemuan dengan kabinet perangnya, Netanyahu mengakui ada tekanan internasional tapi tidak akan menghentikan tujuan perangnya.

"Di bidang diplomatik, hingga saat ini kami telah berhasil membiarkan pasukan kami berperang dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya selama lima bulan penuh," katanya dikutip dari The Guardian.

"Mereka yang mengatakan bahwa aksi di Rafah tidak akan terjadi adalah mereka yang juga mengatakan bahwa kami tidak akan memasuki Gaza, atau bertindak di Shifa atau di Khan Younis, dan bahwa kami tidak akan melanjutkan pertempuran setelah jeda," tambahnya.

Pejabat militer Israel mengatakan, Rafah adalah benteng terakhir Hamas di Gaza. Mereka mengklaim ada ribuan militan serta pemimpin senior yang bermarkas di kota tersebut.

Baca Juga: Jerman Desak Israel Buka Akses Bantuan Skala Besar ke Gaza

2. Kecaman Netanyahu kepada para pengkritik

Netanyahu mengatakan bahwa Israel harus bisa melanjutkan perang dengan tujuan melenyapkan Hamas, membebaskan semua sandera dan memastikan Gaza tidak menjadi ancaman lagi.

"Apakah ingatanmu begitu pendek? Begitu cepatnya Anda melupakan (7 Oktober), pembantaian terburuk yang dilakukan terhadap orang Yahudi sejak Holocaust," katanya dikutip dari BBC.

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah memperingatkan agar Israel tidak memperluas invasinya. Tapi, Netanyahu tetap menyetujui operasi militer di Rafah dan mengatakan tentara sedang mempersiapkan evakuasi warga sipil.

3. Jika perang berhenti sekarang, berarti Israel kalah

PM Netanyahu Bersumpah Israel Akan Meratakan Rafahdampak serangan Israel di Gaza (Twitter.com/UNRWA)

Saat konferensi pers bersama Kanselir Jerman Olaf Scholz pada Sabtu, PM Israel mengatakan bahwa perjanjian perdamaian di Gaza yang melemahkan Israel tidak dapat diterima. Potensi perjanjian perdamaian yang memposisikan Israel begitu lemah dan tidak mampu mempertahankan diri akan membuat perdamaian menjadi mundur.

Dilansir Al Jazeera, sebelumnya pada Kamis, pemimpin Senat AS Chuck Schumer menyerukan agar Israel mengadakan pemilu baru. Hal itu memicu penolakan keras dari Partai Likud Netanyahu.

Netanyahu menilai, pemilu akan menghentikan perang dan melumpuhkan negara setidaknya selama enam bulan.

"Jika kita menghentikan perang sekarang, sebelum semua tujuannya tercapai, itu berarti Israel kalah perang, dan kami tidak akan membiarkan hal itu terjadi," katanya.

Baca Juga: Palestina Kecam Israel yang Pasang Penghalang Besi di Al-Aqsa

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya