Tidak Setia Kawan, China Tolak Ekspor Suku Cadang Pesawat ke Rusia

Keselamatan transportasi udara Rusia terancam

Jakarta, IDN Times - Kepala Departemen Kelaikan Udara Rusia, Valery Kudinov, pada Kamis (10/3/2022) mengatakan bahwa China menolak untuk mengekspor suku cadang pesawat ke Moskow. Tidak ada alasan rinci mengapa hal itu terjadi.

Tapi, sanksi negara-negara Barat ke Rusia memang telah berdampak luas di berbagai sektor industri, termasuk aviasi atau penerbangan. Raksasa produsen pesawat Boeing dan Airbus telah menghentikan pasokan suku cadang ke Rusia.

Jika Rusia tidak bisa mendapatkan pasokan suku cadang pesawat, hal ini akan berdampak fatal bagi bisnis transportasi udara. Keamanan penerbangan sipil akan terancam, padahal Rusia dalam beberapa tahun terakhir baru berusaha memperbaiki standar keselamatan udaranya.

1. Maskapai Rusia terisolasi dari rute internasional

Tidak Setia Kawan, China Tolak Ekspor Suku Cadang Pesawat ke Rusiailustrasi pesawat (Pexels.com/Pixabay)

Dari banyak industri Rusia yang terintegrasi secara global, salah satu yang paling rentan adalah aviasi sipil. Uni Eropa (UE), Inggris, AS, Kanada, dan beberapa negara Asia telah melarang langit dan bandara mereka dilewati pesawat milik maskapai Rusia.

Ini jelas pukulan yang berat dan Rusia bisa kembali ke era Uni Soviet, yang hanya mengandalkan bisnis aviasi tingkat domestik. Pesawat Rusia akan terisolasi dari penerbangan internasional.

Saat ini, pesawat Rusia masih bisa terbang ke wilayah Teluk di Timur Tengah, Turki dan beberapa negara Asia lain. Di Eropa, hanya Serbia yang masih membuka jalur reguler ke Moskow.

Dilansir Politico, dari sekitar 1.000 pesawat armada maskapai Rusia, sekitar setengahnya adalah milik perusahaan sewa yang kebanyakan dari Irlandia. Perusahaan sewa ingin pesawat mereka dikembalikan.

Ketika sanksi di sektor aviasi dijatuhkan, sejak Februari sudah ada ada 176 pesawat sipil yang didaftarkan di Rusia. Beberapa di antaranya adalah pesawat buatan Airbus yang terbaru milik maskapai Rusia Aeroflot.

Tapi, ketika perusahaan Airbus menghentikan pasokan suku cadang dan menutup pelatihan pilot di Moskow, perawatan pesawat demi kelayakan keamanan penerbangan akan jadi masalah fatal.

Baca Juga: Dihajar Sanksi Barat, Putin: Rusia Akan Jadi Negara yang Lebih Kuat

2. China tolak ekspor suku cadang dan komponen pesawat

Meski Rusia mewarisi teknologi industri aviasi canggih Soviet seperti produk jet tempur, tapi untuk pesawat sipil, banyak maskapai yang menggunakan pesawat buatan Barat. Ini karena pesawat Barat lebih aman, lebih tenang, dan lebih hemat bahan bakar.

Sukhoi telah membuat pesawat sipil tapi mesinnya menggunakan produk asing. Inilah yang membuat industri dan bisnis penerbangan pesawat sipil Rusia sangat rentan karena ketergantungan dengan produk asing.

Dalam jangka panjang, Rusia mungkin bisa mengembangkannya sendiri. Tapi, dalam jangka pendek, akan ada penurunan kualitas perjalanan udara. Pesawat harus mengikuti jadwal perawatan yang cukup ketat. Suku cadang harus diganti secara berkala.

Sialnya, China sebagai salah satu sahabat terdekat Rusia yang memiliki industri suku cadang pesawat maju, dikabarkan tidak mau mengekspor produk itu.

Dilansir Tass, Kudinov mengatakan, "sejauh yang saya tahu, China menolak (untuk mengimpor komponen ke Rusia)."

3. Turki dan India bisa jadi solusi

Tidak Setia Kawan, China Tolak Ekspor Suku Cadang Pesawat ke Rusiailustrasi pesawat (Unsplash.com/John McArthur)

Dilansir Reuters, kemungkinan Rusia akan mengatasi masalah komponen dan suku cadang ini dengan bantuan Turki atau India. 

Untuk pesawat sewaan dari negara Barat, yang saat ini masih beroperasi di Rusia, baru-baru ini rancangan undang-undang telah diterbitkan yang membuat Moskow memerintahkan maskapai membayar pesawat itu dalam rubel. Rusia juga dapat melarang maskapai mengembalikan pesawat tersebut jika sewa dibatalkan.

Pihak berwenang Rusia juga sedang mempertimbangkan untuk menasionalisasi pesawat yang ada di negaranya.

Volodymyr Bilotkach, profesor manajemen transportasi udara Ukraina di Institut Teknologi Singapura, menjelaskan bahwa maskapai penerbangan Rusia bisa berpotensi jadi nakal. 

Dia memperkirakan, maskapai bisa mengabaikan klaim hukum apapun yang mungkin dimiliki oleh penyewa atau pesawat itu.

"Mereka bisa berkata, 'Oke, pesawat-pesawat itu akan terus terbang di pasar domestik, dan jika Anda menginginkannya, datang dan ambil saja,'" jelasnya.

Baca Juga: AS Bantah Tuduhan Rusia soal Kembangkan Senjata Biologis di Ukraina

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya