Tolak Hukuman Mati, Demonstran Iran Protes di Depan Penjara

Salah satu terhukum diduga memiliki penyakit mental

Jakarta, IDN Times - Demonstrasi terjadi di depan penjara di Iran pada Senin (9/1/2023). Para pengunjuk rasa menolak hukuman mati saat Teheran akan melakukan eksekusi Mohammad Ghobadlou dan Mohammad Boroughani.

Dua anak muda itu terlibat dalam demonstrasi antipemerintah yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini. Iran sejauh ini telah mengeksekusi empat demonstran yang terkait dengan protes anti-pemerintah.

Menurut Amnesty International, lebih dari dua lusin orang dapat menghadapi risiko eksekusi karena terkait dengan protes anti-pemerintah di Iran yang telah meluas dan sampai saat ini belum padam.

Baca Juga: Ikut Demo Bela Mahsa Amini, Warga Iran Digantung Mati

1. Protes untuk mencegah hukuman mati

Tolak Hukuman Mati, Demonstran Iran Protes di Depan Penjarailustrasi protes dukungan untuk demonstran Iran (Unsplash.com/Neil Webb)

Pemerintah Iran telah menangkap ribuan orang yang terlibat dalam protes antipemerintah. Mereka juga mengadili para demonstran dan telah mengeksekusi empat demonstran. Dua demonstran lainnya kini juga terancam hukuman mati.

Pada Senin pagi di dekat ibu kota Teheran, orang-orang melakukan protes di depan penjara Rajaei Shahr di Karaj. Dilansir Al Arabiya, aksi itu dilakukan untuk memprotes pemerintah yang bersiap untuk mengeksekusi Mohammad Ghobadlou dan Mohammad Boroughani.

Para demonstran meneriakkan slogan anti-pemerintah. Mereka juga menyerukan kepada warga Iran lain untuk bergabung dalam protes. Salah satu video yang beredar di media sosial menunjukkan ada suara tembakan di kejauhan yang terdengar.

Kedua demonstran yang akan dihukum mati, terbilang masih muda. Ghobadlou diketahui berusia 22 tahun sedangkan Boroughani masih berusia 19 tahun. 

Baca Juga: Jurnalis Iran Ini Ditahan karena Wawancarai Keluarga Terpidana Mati

2. Salah satu terhukum diduga memiliki penyakit mental

Pemerintah Iran membuat pengadilan khusus untuk mengadili para demonstran yang ditangkap. Amnesty Internastional menyebut itu merupakan pengadilan palsu dan mengecam hukuman eksekusi yang dijatuhkan kepada para demonstran.

Keluarga dua pemuda yang dihukum, ikut serta dalam demonstrasi pada Senin. Dilansir Al Jazeera, ibu Ghobadlou menyebut anaknya sedang sakit tapi pihak berwenang tidak mau menerima alasan itu.

Ghobadlou dieksekusi karena diduga menabrak beberapa anggota pasukan keamanan dan menyebabkan satu orang tewas. Di pengadilan, dia disebut memiliki riwayat penyakit mental, tapi psikolog negara bersaksi bahwa Ghobadlou sadar akan tindakannya.

Sedangkan Boroughani dihukum karena alasan berperang melawan Tuhan. Dia diduga menggunakan pisau untuk membunuh seorang anggota pasukan keamanan.

Belum ada informasi rinci kapan eksekusi akan dilakukan. Mahkamah Agung Iran memindahkan dua orang terhukum itu ke sel isolasi.

Baca Juga: 100 Pengunjuk Rasa di Iran Terancam Hukuman Mati

3. Tiga orang lagi dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan Iran

Tolak Hukuman Mati, Demonstran Iran Protes di Depan PenjaraBendera Iran (Unsplash.com/Mostafa Meraji)

Pada Senin, pengadilan Iran juga kembali menggelar persidangan. Mereka menjatuhkan hukuman mati kepada tiga orang karena dituduh telah membunuh tiga anggota pasukan keamanan selama protes yang dipicu kematian Mahsa Amini.

Dilansir Barrons, ketiga orang tersebut adalah Saleh Mirhashemi, Majid Kazemi dan Saeid Yaghoubi. Mereka dituduh membunuh pasukan keamanan di Isfahan pada 16 November tahun lalu.

Teheran secara total telah menjatuhkan hukuman mati kepada 17 orang sehubungan protes antipemerintah. Empat eksekusi telah dilakukan dan enam dari mereka yang dijatuhi hukuman mati, mendapatkan kesempatan persidangan ulang.

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya