Jepang Longgarkan Aturan Ekspor Jet Tempur untuk Antisipasi China

Ini terkait program yang dikembangkan bersama Inggris-Italia

Jakarta, IDN Times - Jepang melonggarkan aturan ketat ekspor peralatan pertahanannya guna memungkinkan ekspor jet tempur generasi berikutnya ke seluruh dunia, yang dikembangkan bersama Inggris dan Italia. Keputusan tersebut dibuat oleh pemerintah pada rapat Kabinet Perdana Menteri Fumio Kishida pada Selasa (26/3/2024).

Rapat itu menyetujui pedoman terbaru dari 'tiga prinsip transfer peralatan dan teknologi pertahanan' setelah Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa dan koalisi mitranya, Partai Komeito, menyetujui revisi aturan ekspor pada 15 Maret.

"Jepang perlu memiliki skema ekspor guna memastikan bahwa Jepang dapat mengembangkan jet tempur dengan kemampuan yang memenuhi kebutuhan keamanan negara kita dan bahwa Jepang dapat berpartisipasi dalam proyek tiga arah dengan Inggris dan Italia sebagai mitra setara," kata Kabinet, dikutip dari Kyodo News.

Disebutkan, koalisi yang berkuasa akan mengadakan diskusi sebelum jet tersebut diekspor. Pihaknya juga mencatat bahwa setiap ekspor memerlukan persetujuan Kabinet.

Baca Juga: Kemlu Benarkan 2 WNI Diperiksa Korsel soal Jet KF-21

1. Jet tempur hanya dapat dikirim ke negara yang memiliki perjanjian pertahanan dengan Jepang

Berdasarkan aturan yang direvisi tersebut, Jepang diizinkan untuk mengekspor jet tempur, yang ditargetkan oleh Tokyo-London-Roma untuk digunakan pada 2035.

Nantinya, pesawat tempur tersebut hanya dapat dikirim ke negara-negara yang telah menandatangani perjanjian pertahanan dengan Negeri Sakura dan tidak terlibat dalam konflik aktif. Tercatat, ada 15 negara, termasuk Amerika Serikat (AS) yang menyepakati dengan Tokyo dalam hal alutsista dan transfer teknologi.

Pembatasan ekspor jet tempur diterapkan, ketika LDP konservatif yang dipimpin Kishida mencoba meyakinkan Komeito, yang secara tradisional merupakan partai pasifis dan memiliki sikap dovish terhadap isu-isu keamanan, yang khawatir bahwa Tokyo akan menjual senjata tanpa melalui proses yang semestinya dan memicu konflik.

"Mengizinkan Jepang mengirimkan jet tempur ke negara ketiga adalah penting, guna memastikan pengeluaran yang efisien untuk pengembangan pesawat tempur dan untuk menjaga kredibilitas Tokyo sebagai mitra dalam proyek-proyek pertahanan internasional di masa depan," kata Kishida.

2. Jepang tetap berkomitmen pada filosofi dasar negara pasifis

Jepang Longgarkan Aturan Ekspor Jet Tempur untuk Antisipasi ChinaMenteri Pertahanan Jepang, Minoru Kihara. (twitter.com/ModJapan_en)

Menteri Pertahanan Jepang, Minoru Kihara, mengatakan bahwa setelah persetujuan Kabinet, Jepang akan tetap berkomitmen untuk mempertahankan status pascaperang sebagai negara cinta damai dengan menggunakan proses yang ketat dalam mengambil keputusan.

"Keputusan pemerintah akan memberikan Jepang kedudukan untuk memberikan kontribusi yang sama seperti yang diberikan Inggris dan Italia," kata Kihara.

"Jepang akan membicarakan masalah ini secara menyeluruh dengan kedua mitranya, sehingga jet tempur yang sesuai dengan lingkungan keamanan negara dapat dikembangkan," sambungnya, dikutip dari NHK News.

Dilaporkan, bahwa pekerjaan pengembangan jet tempur saat ini sedang dalam tahap desain. Ketiga negara juga akan bekerja sama, sehingga keputusan mengenai spesifikasi dan performa pesawat dapat diambil dalam 5 tahun ke depan atau lebih.

Baca Juga: Jepang Longgarkan Aturan Ekspor Senjata, Kini Bisa Jual Jet Tempur!

3. Bentuk antisipasi Jepang dalam meningkatnya pengaruh China di kawasan

Jepang Longgarkan Aturan Ekspor Jet Tempur untuk Antisipasi ChinaBendera Jepang. (Unsplash.com/ Roméo A.)

Tokyo telah membuka ekspor senjata dalam kondisi tertentu, setelah menghapus kebijakan embargo senjata pada 2014. Ini sebagai upaya untuk meningkatkan hubungan keamanan dengan negara-negara yang berpikiran sama dan mendorong industri dalam negeri terkait, melalui ekspor senjata dan amunisi.

Pada Desember, Jepang merevisi peraturan ekspor senjata untuk mengizinkan senjata buatan dalam negeri di bawah lisensi asing untuk dikirim ke negara tempat pemberi lisensi berada.

Di sisi lain, kerja sama Jepang dalam program jet tempur dengan dua anggota NATO tersebut, menandai kesepakatan pengembangan peralatan pertahanan bersama pertama Tokyo dengan negara asing, selain AS. Ini terjadi di tengah meningkatnya kekuatan militer China di kawasan Indo-Pasifik.

Baca Juga: India Akui Perlu Cari Cara Hentikan Konflik Teritorial dengan China

Rahmah N Photo Verified Writer Rahmah N

.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya