Kesaksian Warga Palestina di Tepi Barat: Pemukim Yahudi Meneror Kami!

Kebun zaitun dijarah, dirampok, hingga warga dipukuli

Jakarta, IDN Times - Para petani Palestina di Tepi Barat hampir setiap hari menghadapi serangan dan kekerasan dari pemukim Israel. Hal ini membuat mereka hidup dalam ketakutan akan rumah dan tanah mereka yang mungkin saja direbut kapanpun oleh para pemukim. 

Ketakutan semakin bertambah dengan kekerasan yang mereka saksikan di daerah perkotaan terdekat, seperti di kota Jenin dan kamp pengungsi. Pasukan pertahanan Israel (IDF) meningkatkan serangannya yang membunuh 10 orang dan melukai 20 lainnya hanya dalam kurun waktu satu minggu.

Kementerian Kesehatan melaporkan, sebanyak 237 warga Palestina telah terbunuh dan sekitar 2.850 lainnya terluka oleh pasukan Israel di Tepi Barat yang diduduki sejak 7 Oktober.

Sementara itu, lebih dari 14.800 warga Palestina terbunuh di Gaza oleh tindakan keji Israel yang melakukan pembalasan brutal atas serangan Hamas pada bulan lalu. Di sisi lain, Israel mengklaim bahwa 1.200 orang tewas dalam serangan Hamas.

1. Warga Palestina di Tepi Barat tidak dapat bergerak bebas

Sejak perang Hamas-Israel meletus, warga Palestina di Tepi Barat tidak dapat bergerak leluasa karena meningkatnya penggerebekan dan jam malam yang dilakukan oleh IDF.

"Serangan ini meningkat dalam beberapa pekan terakhir, ketika pasukan Israel dan pemukim melakukan serangan bersenjata, sementara warga palestina dikurung di rumah mereka berdasarkan jam malam," kata Abbas Milhem, direktur Persatuan Petani Palestina (PAFU) di Ramallah, dikutip dari Al Jazeera, Minggu (26/11/2023)

Milhelm menambahkan, pembatasan IDF terhadap pergerakan warga membuat kegiatan ekspor dihentikan sepenuhnya dan hampir 50 persen buah zaitun belum dipanen.

Lebih dari dua minggu yang lalu, pemukim Israel bersenjata menyerbu pertanian Milhem, menembakkan senjata ke orang-orang yang bekerja dan memanen, lalu mereka mencuri buah zaitun.

Salah satu pekerja di pertanian, Salah Awwad, mengatakan bahwa dia kehilangan rumah dan tanahnya di Wadi Tahta di selatan Tepi Barat, yang diduduki pada Agustus.

Para pemukim menyerbu tanahnya, menuangkan bensin ke sekitar propertinya dan membakarnya. Para pemukim Israel mengambil alih tanah sehingga Awwad terpaksa mengungsi bersama delapan anaknya.

Awwad menambahkan, kehidupan mereka telah sulit sejak sebelum perang dimulai, namun kini kesulitan semakin bertambah sejak perang meletus, di mana harga-harga semakin meningkat tajam.

Baca Juga: Israel Bunuh 8 Warga Tepi Barat dalam Waktu 24 Jam

2. Pemukim Israel mencuri, menyerang, dan menghancurkan kebun zaitun

https://www.youtube.com/embed/fslr2bZs864

Petani Palestina lainnya, Iman Abdallah Jawabri, sedang memanen buah zaitun bersama suaminya ketika lima pemukim Israel datang.

"Mereka menembak ke arah kami seolah ingin menakut-nakuti kami, lalu ketika mereka mendekat, mereka mengambil ponsel kami guna mencegah kami mengambil foto mereka. Lalu, mereka menyuruh semua perempuan untuk pergi dan mulai memukuli laki-laki, memaksa mereka duduk di tanah di bawah pohon zaitun," ungkapnya.

"Kami (para perempuan) masih melihat mereka dari jauh. Setelah itu, mereka mengambil semua buah zaitun dan memaksa kami pergi," sambungnya.

Wilayah Tepi Barat telah diduduki Israel sejak 1967. Sejak saat itu, sekitar 700 ribu pemukim Israel menetap secara ilegal di wilayah Palestina. Mereka juga telah mencuri, menyerang, dan menghancurkan kebun zaitun, lahan pertanian, dan properti di sana selama bertahun-tahun.

Buah zaitun, minyak zaitun, dan sayuran merupakan produk pertanian andalan Palestina dan telah diekspor ke banyak tempat. Pohon zaitun sendiri merupakan simbol penting keterikatan warga Palestina terhadap tanah mereka.

3. Kemiskinan telah meningkat 20 persen di Palestina

Kesaksian Warga Palestina di Tepi Barat: Pemukim Yahudi Meneror Kami!Puluhan ribu rumah dan infrastruktur hancur sejak serangan brutal Israel yang membombardir wilayah Palestina pada 7 Oktober 2023. (twitter.com/UNRWA)

Human Rights Watch mencatat, pasukan Israel telah membunuh lebih banyak warga Palestina di Tepi Barat, yang diduduki antara 1 Januari dan 6 Oktober tahun ini, dibandingkan sejak 2005. 

Organisasi HAM tersebut juga mengatakan, berbagai pelanggaran telah dilakukan yang menjadi bagian dari kejahatan rezim Israel terhadap kemanusiaan. Ini berdasarkan dokumentasi dari Human Rights Watch dan organisasi HAM Israel, Palestina, dan internasional lainnya.

Berbagai aksi teror dari pemukim ilegal Israel dan IDF meningkatkan ketakutan warga Palestina terhadap keselamatan diri dan keluarga mereka, serta mata pencaharian mereka. Menurut PBB, kemiskinan telah meningkat sebesar 20 persen dan produk domestik bruto menurun sebesar 4,2 persen sejak perang berkecamuk.

Baca Juga: RS Indonesia di Gaza Rusak Parah Digempur Israel

Rahmah N Photo Verified Writer Rahmah N

.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya