AS Dukung Permukiman Israel, Mahathir: Itu Tidak Masuk Akal
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kuala Lumpur, IDN Times - Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad memberikan pernyataan tegas terkait perubahan sikap Amerika Serikat terhadap kebijakan permukiman Israel di Tepi Barat. Pernyataan tertulis yang diunggahnya lewat Twitter tersebut berisi kritik kepada Washington.
Menurut Mahathir, dukungan kepada Israel itu adalah sesuatu yang "tidak masuk akal" dan "sama dengan melegalkan perampasan tanah oleh negara tetangga". Seperti diberitakan sebelumnya, pemerintahan Donald Trump mengubah posisi hukumnya tersebut pada Senin (18/11).
Baca Juga: Amerika Serikat Dukung Permukiman Israel, Ini Reaksi Palestina
1. Mahathir menilai ini semakin menjadikan Palestina sebagai korban
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo, menyatakan bahwa "permukiman sipil Israel tidaklah tidak konsisten dengan hukum internasional", atau dengan kata lain bukan sebuah pelanggaran. Mahathir menyebut pernyataan itu sebagai sikap masa bodoh terhadap hukum internasional dan berbagai resolusi PBB yang ditunjukkan secara terang-terangan.
Ia pun seolah menyindir bahwa keputusan Amerika Serikat itu akan menjadi preseden buruk di masa depan seandainya ada negara yang mencaplok wilayah entitas berdaulat lainnya. "Kita tak lagi aman. Jika suatu negara ingin memasuki negara kita dan membangun permukiman mereka, itu sah. Kita tak bisa melakukan apa pun," kata Mahathir.
2. Ia khawatir dukungan Amerika Serikat akan membuat Israel semakin menindas Palestina
Editor’s picks
Lebih lanjut, Mahathir menyampaikan kekhawatiran bahwa Israel akan semakin merasa bernyali untuk melakukan apa pun kepada warga sipil Palestina. Ia mengatakan saat ini pasukan militer Israel sedang melakukan pembunuhan di Jalur Gaza.
"Kalian mengumumkan bahwa permukiman ilegal mereka tidak ilegal pada saat mereka sedang melakukan serangan yang tak dapat dibenarkan di Gaza...Bukankah ini seperti mendorong mereka untuk melanjutkan pembunuhan terhadap anak-anak dan warga sipil, dan bahwa mereka takkan dihukum," tambahnya.
"Justru, mereka akan diberi hadiah dengan pembangunan permukiman di atas tanah milik orang-orang yang telah mereka bunuh dan habisi."
3. Benjamin Netanyahu menyambut positif
Sementara itu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengaku senang dengan langkah Amerika Serikat. Ia menilai keputusan itu "membenarkan ketidakadilan sejarah". Dalam sebuah sambungan telepon dengan Presiden Donald Trump, Netanyahu mengucapkan terima kasih.
"Saya berbicara melalui telepon dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan mengatakan ia telah membenarkan ketidakadilan sejarah. Seseorang perlu mengatakan sebuah kebenaran sederhana, dan Presiden Trump melakukannya, seperti ketika ia mengakui Dataran Tinggi Golan dan pemindahan Kedutaan Besar Amerika Serikat ke Yerusalem," tulis Netanyahu melalui Twitter.
Baca Juga: Gaza Memanas, 10 Warga Palestina Dilaporkan Meninggal