Rusia Dukung Segala Upaya China untuk Rebut Kembali Taiwan

Jakarta, IDN Times - Rusia menyatakan dukungannya atas China dalam berbagai isu seputar Asia, termasuk kritik terhadap upaya Amerika Serikat (AS) untuk memperluas pengaruhnya di kawasan tersebut. Keterangan terakhir merujuk kepada upaya AS untuk memperparah hubungan China dengan Taiwan.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, juga memuji pendekatan Beijing terhadap perang di Ukraina dan mengatakan kedua negara ingin menghilangkan masalah yang menurut Moskow menjadi penyebab konflik tersebut.Rusia menyatakan dukungannya atas China dalam berbagai isu seputar Asia, termasuk kritik terhadap upaya Amerika Serikat (AS) untuk memperluas pengaruhnya
1. Hubungan diplomatik Rusia-China sudah berusia 75 tahun
Dalam rangka ulang tahun ke-75 hubungan diplomatik Rusia dengan China, Lavrov mengatakan Moskow dan Beijing memegang posisi yang erat dalam menilai risiko yang terkait dengan kemajuan negara Barat di kawasan Asia-Pasifik.
"AS dan aliansinya dengan sengaja mengobarkan situasi di Selat Taiwan," tulis Lavrov.
"Dengan melanggar prinsip 'Satu China' yang mereka akui, mereka memperkuat hubungan dengan pemerintahan pulau itu. Posisi Rusia dalam isu Taiwan tidak berubah, yakni mendukung integritas teritorial China, yang diungkapkan di berbagai tingkatan, termasuk di tingkat paling atas," kata Lavrov pada Kamis (3/10/2024), dikutip dari Reuters.
2. China tegaskan keinginannya untuk bersatu lagi dengan Taiwan
Kemudian, Lavrov merujuk pada kebijakan inti pemerintah China yang menyatakan Taiwan adalah bagian dari negaranya.
Presiden China Xi Jinping kerap berjanji untuk membawa Taiwan, yang diperintah secara demokratis, untuk menjadi bagian dari negaranya, dengan kekerasan jika perlu. Pemerintah Taiwan menolak klaim kedaulatan Beijing, dengan mengatakan hanya rakyat pulau itu yang dapat memutuskan masa depan mereka.
Pada Minggu ini, Xi mengatakan dalam pidatonya bahwa Taiwan adalah bagian integral dari wilayah China, sambil berjanji untuk menentang setiap kegiatan separatis yang menginginkan kemerdekaan Taiwan.
"Penyatuan kembali nasional yang lengkap (dengan Taiwan) adalah tren yang tak tertahankan," kata dia, dilansir dari Xinhua.
3. Rusia apresiasi upaya China untuk mengakhiri perang di Ukraina
Presiden AS Joe Biden menyetujui dukungan pertahanan senilai 567 juta dolar AS untuk Taiwan minggu ini. Washington tetap menjadi pendukung internasional dan pemasok senjata terpenting Taiwan, bahkan tanpa adanya hubungan diplomatik formal. China telah berulang kali menuntut Washington untuk berhenti menjual senjata ke Taipei.
Lavrov mengatakan, sistem keamanan di Eropa dan urusan Euro-Atlantik telah didiskreditkan sepenuhnya oleh AS dan NATO. Ia menyerukan arsitektur baru untuk keamanan Eurasia, yang didasarkan pada prinsip solusi regional untuk masalah regional.
Lavrov memuji pendekatan seimbang dan konsisten China terhadap perang yang telah berlangsung selama 2 tahun lebih di Ukraina. China dan Brasil telah mempromosikan rencana perdamaian yang berpusat pada konferensi yang akan mengundang Ukraina dan Rusia.
Presiden Ukraina Voldodymyr Zelenskyy menolak usulan tersebut dan telah menyampaikan rencana kemenangan miliknya sendiri dan desakan Kiev agar perbatasan Ukraina pasca-Soviet tahun 1991 dipulihkan.