Sang Presiden! Ini Catatan Kejayaan George Weah Sebagai Pemain Bola

Awal karir Weah membela klub lokal Liberia Invincible Eleven sebelum pindah ke klub asal Kamerun yaitu Tonnerre Yaounde, di pengujung tahun 1980-an. Dengan bakat yang luar biasa akhirnya George Weah direkomendasikan oleh Claude Le Roy ke tangan Arsene Wenger. 

Di bawah asuhan Arsene Wenger, Weah bermain untuk AS Monaco selama empat musim dan menyumbang satu trofi Piala Prancis di musim 1990/1991. Setelah itu, George Weah pindah ke Paris Saint-Germain (PSG). Bersama PSG dari musim 1992-1995, dia meraih titel Liga Prancis 1993/1994, Piala Prancis 1992/1993 dan 1994/1995 serta Piala Liga 1994/1995.

Melihat perkembangannya bersama klub-klub Perancis, AC Milan tertarik merekrut George Weah. Terbukti pada musim perdananya, Weah berhasil menghantarkan AC Milan menjuarai Liga Italia pada musim 1995/1996 dan menjadi juara lagi pada musim 1998/1999.

Meskipun hanya bermain lima musim bagi AC Milan.George Weah sudah dianggap sebagai legenda AC Milan berkat dedikasinya untuk I Rossoneri. Setelah mengahiri karir di AC Milan, Weah sempat bergabung dengan klub Chelsea, Manchester City, Olympique Marseille, dan mengahiri karir sebagai sepak bola saat terakhir membela klub asal UEA yaitu Al Jazira pada tahun 2003. 

Meskipun baru membela klub AC Milan pada musim perdananya, Geoge Weah berhasil menjadi pemain terbaik dunia FIFA dan Ballon d'Or pada tahun 1995 setelah mengantarkan AC Milan menjadi juara Liga Italia. Weah juga menyingkirkan duo pemain Jerman pada perebutan gelar pemain terbaik dunia FIFA dan Ballon d'Or yaitu  bintang Bayern Munich Jurgen Klinsman dan penyerang Ajax Amsterdam Jari Litmanen. 

Pada 6 September 1996, George Weah berhasil menciptakan gol fantastik ke gawang Hellas Verona. Pasalnya dia menggiring bola sendirian dari belakang dan melewati tujuh pemain sebelum memasukkan bola ke gawang Hellas Verona. Bahkan media Italia menyebutkan gol itu adalah gol sihir.