Pesan WHO Bagi Pemimpin Dunia yang Lawan COVID-19: Tes, Tes, Tes

"Lakukan semua tes terhadap semua suspect COVID-19"

Jakarta, IDN Times - Direktur Jenderal Badan Kesehatan Dunia (WHO), Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus mengkritik langkah yang ditempuh oleh sejumlah pemimpin negara dalam melawan virus Sars-CoV-2. Ketika memberikan keterangan pers pada Senin (16/3) waktu setempat, Tedros sempat menyentil beberapa negara karena tidak bertindak maksimal untuk mengantisipasi penyakit COVID-19. 

Ia menilai ada beberapa pemerintah yang justru tak melakukan tes terhadap beberapa orang yang diduga sudah menjadi suspect Sars-CoV-2. 

"Anda tidak bisa memadamkan api dalam kondisi buta dan kita tidak bisa menghentikan pandemi ini apabila kita tidak tahu siapa yang terinfeksi. Maka, kami punya pesan sederhana untuk semua negara: tes, tes, tes," ungkapnya dari kantor pusat WHO di Jenewa seperti dikutip dari stasiun berita BBC, Selasa (17/3). 

Lalu, bagaimana dengan Indonesia? Sudah kah kita mengikuti anjuran dari WHO tersebut?

1. Jumlah orang yang diperiksa di Indonesia baru mencapai 1.230

Pesan WHO Bagi Pemimpin Dunia yang Lawan COVID-19: Tes, Tes, TesIlustrasi Corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Berdasarkan data yang dimiliki oleh Kementerian Kesehatan yang dikutip dari situs resminya per (16/3), jumlah orang yang telah dites mencapai 1.230. Dari angka tersebut, 134 orang di antaranya dinyatakan positif tertular virus Sars-CoV-2 itu. Bahkan, sebanyak 5 pasien meninggal akibat COVID-19. 

Walau di sisi lain, ada 1.083 orang yang dinyatakan negatif corona dan yang sembuh mencapai 8 orang. Namun, angka ini sungguh sangat jauh bila dibandingkan jumlah orang yang sudah dites oleh Pemerintah Korea Selatan. 

Stasiun berita CNN (17/3) melaporkan di Korsel, jumlah orang yang dites sudah cukup tinggi yakni 3.692 tes per 1 juta orang. Data itu dikutip pada (8/3) lalu. Hal itu menyebabkan tingkat kematian di Korsel rendah yakni 0,6 persen atau 66 kematian. Sementara, mengutip data dari Universitas John Hopkins per hari ini, jumlah pasien yang tewas di negeri ginseng itu mencapai 75 orang. 

Bandingkan dengan Italia, yang sudah mencatat 2.158 kematian per hari ini. Hal itu dipicu jumlah orang yang dites di Italia hanya 826 orang per satu juta orang. Sementara, dari yang dites itu, peluang dinyatakan positifnya 10 kali lebih tinggi. 

Baca Juga: 7 Rumah Sakit di Jateng Tempat Identifikasi Tes Virus Corona Gratis!

2. Di Indonesia, belum semua kota menyediakan fasilitas tes gratis virus corona

Pesan WHO Bagi Pemimpin Dunia yang Lawan COVID-19: Tes, Tes, TesRSUP Persahabatan (IDN Times/Gregorius Aryodamar P.)

Sayangnya, tidak mudah mendorong warga di Indonesia untuk melakukan tes. Sebab, pada kenyataannya tidak semua rumah sakit di Jakarta menggratiskan biayanya. 

Ramai beredar di berbagai pemberitaan biaya yang harus dibayar untuk mengikuti tes virus corona berkisar antara Rp659 ribu hingga Rp750 ribu. Namun, menurut dokter penyakit dalam dr. Dirga Sakti Rambe, SpPD, tes yang banyak dibahas di media sosial itu bukan tes virus corona COVID-19. Malah, itu adalah pemeriksaan kesehatan umum biasa atau yang biasa dikenal general check up. 

"Apabila tidak dilakukan swab, maka tidak bisa dipastikan corona," ungkap Dirga ketika dikonfirmasi pada Selasa (17/3). 

Cek swab yakni petugas medis mengecek usapan lendir saluran nafas dan dicek di laboratorium. Menurutnya, dalam berbagai testimonial mengenai tes virus corona yang beredar di media sosial, proses itu tidak disebut. 

Sementara, juru bicara pemerintah khusus untuk penanganan COVID-19, dr. Achmad Yurianto, tes virus corona memang tak bisa dilakukan atas permintaan pasien. Tetapi, harus dilakukan atas rujukan dari dokter di rumah sakit. Untuk hal itu, tidak ada biaya yang dipungut sepeser pun alias gratis. 

"Saya tegaskan lagi, tidak ada pungutan serupiah pun dari pemeriksaan COVID-19 dan atas dasar permintaan dokter bukan permintaan orang per orang, seperti kalau kita tes golongan darah misalnya atau tes kehamilan," kata pria yang akrab disapa Yuri ketika memberikan keterangan pers pada (9/3) di Istana Kepresidenan. 

3. Satu pejabat tinggi di Indonesia terkonfirmasi tertular virus corona

Pesan WHO Bagi Pemimpin Dunia yang Lawan COVID-19: Tes, Tes, TesMenteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Kompleks Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis 3 Maret 2020 (IDN Times/Teatrika Handiko Putri)

Sementara, Pemerintah Indonesia semakin meningkatkan upaya melawan virus corona, khususnya usai salah satu menteri di kabinet positif tertular Sars-CoV-2 itu. Menteri Sekretaris Negara, Pratikno pada (14/3) lalu mengumumkan ke publik, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi positif tertular virus corona dan tengah dirawat di RSPAD Gatot Subroto. 

"Jadi, atas persetujuan keluarga, pasien nomor 76 adalah Pak Budi Karya Sumadi," ungkap Pratikno ketika itu. 

Tak lama setelah ada pengumuman itu, Presiden Joko "Jokowi" Widodo memberikan instruksi kepada semua pembantunya agar melakukan tes virus corona. Semua menteri menjalani tes COVID-19 di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat. 

Sejumlah menteri yang sudah menjalani tes itu kemudian menyampaikan ke publik. Beberapa menteri yang dinyatakan negatif COVID-19 antara lain Erick Thohir, Mahfud MD, Retno Marsudi, dan Suharso Monoarfa. Wakil Presiden Ma'ruf Amin juga telah menjalani tes virus corona dan dinyatakan negatif. 

Sementara, Menteri Infrastruktur dan Pengelolaan Air Belanda, Cora van Nieuwenhuizen saat ini mengisolasi diri dan bekerja di dalam rumah selama dua minggu setelah mengetahui bahwa Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi dinyatakan positif virus corona atau COVID-19.

https://www.youtube.com/embed/sB3wyOpBFZQ

Baca Juga: Menteri Belanda Isolasi Diri Setelah Tahu Menhub Positif Virus Corona

Topik:

  • Jumawan Syahrudin

Berita Terkini Lainnya