Cegah Perempuan Studi Kedokteran, Kampus di Jepang Palsukan Nilai

Waduh, Jepang ada juga ya yang seperti itu

Tokyo, IDN Times - Lagi-lagi terungkap skandal yang mencoreng dunia pendidikan. Skandal ini terjadi di Jepang, di sebuah negara yang dikenal dengan sistem pendidikannya terbaik di dunia.

Diketahui bahwa sebuah sekolah kedokteran di Tokyo telah memanipulasi nilai siswa perempuan agar dapat menerima lebih banyak siswa laki-laki. Bagaimana bisa?

1. Bagaimana skandal ini bisa terungkap?

Cegah Perempuan Studi Kedokteran, Kampus di Jepang Palsukan Nilaisecuretherepublic.com

Dilansir dari Usnews.com, Tokyo Medical University diketahui telah memanipulasi seluruh hasil ujian sejak tahun 2006 atau bahkan sebelumnya. Media lokal di Jepang melaporkan bahwa skandal tersebut telah menghapus sebanyak 10% pelamar siswi perempuan dalam beberapa tahun.

Skandal ini terungkap atas dugaan seorang putra birokrat yang diduga mendapatkan perlakuan khusus, dengan imbalan sekolah akan mendapatkan bantuan dana penelitian. Birokrat dan pihak sekolah yang terlibat kini telah dituduh melakukan suap.

Dari hasil investigasi terungkap bahwa dalam ujian masuk, universitas mengurangi semua nilai ujian tahap pertama sebesar 80%, dan kemudian menambahkan 20 poin nilai untuk pelamar siswa laki-laki.

2. Alasannya pun sangat diskriminatif

Cegah Perempuan Studi Kedokteran, Kampus di Jepang Palsukan Nilaibbc.co.uk

Dari hasil investigasi, terungkap bahwa alasan pihak universitas untuk memanipulasi nilai siswi perempuan adalah karena perempuan dianggap tidak mampu bertahan lama dalam berkarier. Karena suatu saat perempuan akan menjadi ibu dan harus meninggalkan karier mereka sebagai dokter.

Di sisi lain, lulusan medis diharuskan bekerja di rumah sakit afiliasi untuk memulai karier mereka sebagai tenaga medis.

Perempuan di Jepang merupakan perempuan terdidik di dunia, dengan presentase perempuan yang mengenyam pendidikan di universitas mencapai 50% dari total populasi. Namun sekitar 70% perempuan Jepang yang bekerja, memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan mereka ketika memililki anak, dilansir dari Time.com.

Karena jam kerja di Jepang yang tidak fleksibel dan tidak memungkinkan untuk mengurus anak.

3. Meski pihak Universitas telah meminta maaf, proses investigasi masih terus dilakukan

Cegah Perempuan Studi Kedokteran, Kampus di Jepang Palsukan Nilaijapantimes.co.jp

Tetsuo Fukuoka, selaku School’s Managing Director dari Tokyo Medical University, meminta maaf atas kesalahan serius yang telah menyebabkan kekhawatiran dan mengkhianati kepercayaan publik. Ia juga menyesalkan adanya perlakuan diskriminatif karena perbedaan gender. Dalam pernyataan tersebut ia juga membantah telah terlibat di dalam skandal tersebut.

Pihak sekolah juga akan memastikan bahwa skandal serupa tidak akan terjadi lagi, dan akan mempertimbangkan untuk menerima kembali siswa yang telah dinyatakan lulus pada tahun-tahun sebelumnya, meskipun tidak dijelaskan lebih lanjut bagaimana hal itu akan dilakukan.

Menurut Kenji Nakai, pengacara yang terlibat dalam proses investigasi, Direktur Sekolah terdahulu diduga menerima uang dari beberapa orangtua siswa yang meminta perlakuan khusus.

Lebih lanjut, Nakai menjelaskan bahwa hasil investigasi hanya menyangkup hasil nilai yang terbaru, dan proses investigasi akan terus dilanjutkan.

darajingga Photo Verified Writer darajingga

Underdog

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya