Antusiasme Pemilu di Tengah Musim Dingin di Jerman

TPS Frankfurt didominasi milenial dan gen Z #GenZMemilih

Sejumlah Pemilu di luar negeri dilaksanakan lebih awal dari jadwal di Indonesia. Di Jerman, Pemilu diadakan pada Sabtu (10/2/2024) yang bertepatan dengan musim dingin. Suhu di bawah 10 derajat celcius tidak menyurutkan semangat Warga Negara Indonesia (WNI) di Jerman untuk memeriahkan pesta demokrasi.

Ada tiga Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang tersebar di seluruh Jerman, di antaranya TPS Berlin, Frankfurt, dan Hamburg. WNI di Jerman wajib memilih sesuai dengan KBRI/KJRI yang menaungi daerah tempat tinggalnya. Selain itu, WNI yang ingin memilih pada Pemilu 2024 ini juga harus mendaftar terlebih dahulu.

Nah, seperti ini suasana Pemilu di Jerman, tepatnya di TPS Frankfurt, pada 10 Februari lalu.

1. TPS Frankfurt memiliki tiga bilik suara

Antusiasme Pemilu di Tengah Musim Dingin di JermanTPS Frankfurt (dok. pribadi/Anne Yaa)

Terdapat tiga bilik di TPS Frankfurt di Jerman. Pemilih dikategorikan ke dalam tiga grup, yakni Daftar Pemilih Tetap (DPT), Daftar Pemilih Tambahan (DPTb), dan Daftar Pemilih Khusus (DPK). DPT diambil dari daftar WNI yang sudah melakukan lapor diri di KJRI Frankfurt. Nama-nama pemilih tersebut kemudian dimutakhirkan pada 15 Februari—21 Juni 2023.

Untuk kategori DPTb, WNI yang pindah memilih, pendaftarannya dilakukan pada Januari 2024. Untuk kategori DPK hanya diperuntukkan bagi WNI yang tidak terdaftar di DPT atau baru tiba di Jerman. Sedangkan, turis Indonesia di Jerman tidak bisa memilih di TPS Frankfurt.

2. Milenial dan gen Z semangat mengantre di TPS Frankfurt

Antusiasme Pemilu di Tengah Musim Dingin di Jermanantrean di TPS Frankfurt (dok. pribadi/Anne Yaa)

Pemilu 2024 di TPS Frankfurt didominasi milenial dan gen Z. Mereka datang dari latar belakang profesi berbeda-beda. Sebagian besar dari mereka adalah pelajar dan mahasiswa yang mengikuti Pemilu di Jerman untuk pertama kalinya.

Tidak hanya milenial dan gen Z yang berdomisili di Frankfurt, semangat mengikuti Pemilu juga banyak datang dari mereka yang berasal dari luar kota. Ini meliputi Aachen, Schwabisch Hall, dan Stuttgart. Jarak yang cukup jauh tidak menyurutkan semangat mereka memilih presiden dan wakil presiden yang baru.

Baca Juga: Liku-Liku Mahasiswa Indonesia Nyoblos Perdana di Belanda

3. Surat suara masih tersisa, tetapi pemilih tidak dapat memilih

Antusiasme Pemilu di Tengah Musim Dingin di JermanSurat suara pemilu 2024 (dok. pribadi/Anne Yaa)

Menurut Evy Juniaty Hutasuhut yang bertugas sebagai saksi di TPS Frankfurt, surat suara masih tersisa saat TPS tutup. Namun, petugas harus mengikuti peraturan yang sudah ditetapkan KPU. Bahkan, waktu memilih sudah diperpanjang selama 1 jam saat itu.

"Antrean panjang terjadi mulai jam 4 sore. Jam 7 malam masih banyak orang mengantre untuk memilih. Surat suara juga masih ada. Tapi, PPLN wajib mengikuti aturan KPU. Waktu memilih yang seharusnya tutup jam 6 sore diperpanjang menjadi jam 7 malam. Banyak yang kecewa karena harus pulang tanpa bisa ikut nyoblos, tetapi petugas juga tidak boleh mengambil keputusan sepihak," tutur Evy.

4. Pengalaman pemilu di Jerman pertama kali

Antusiasme Pemilu di Tengah Musim Dingin di JermanPemilu di TPS Frankfurt (dok. pribadi/Anne Yaa)

Dhea Lubis, WNI asal Medan, mengaku baru pertama kali mengikuti Pemilu di luar negeri. Namanya telah terdaftar sebagai pemilih di Medan pada Pemilu 2019 lalu. Saat mendaftar Pemilu di Jerman, namanya masuk DPTb.

Perempuan yang sedang mengikuti program ausbildung (sekolah vokasi) sebagai perawat ini mendapatkan jadwal memilih pada pukul 14.00-18.00 waktu setempat. Saat tiba di TPS Frankfurt, Dhea kaget dengan antusiasme WNI. Dari tempat tinggalnya di Stuttgart, Dhea membutuhkan waktu sekitar 4 jam perjalanan untuk sampai ke lokasi pemilu.

"Gak nyangka sebanyak ini orang Indonesia di Jerman. Saya kira Pemilu di Jerman gak harus antre karena yang milih gak sebanyak di Indonesia. Ternyata antreannya mengular," tutur Dhea Lubis.

"Saya antre di luar gedung TPS sekitar 2 jam dan kedinginan juga. Di dalam harus registrasi terlebih dahulu dengan menunjukkan paspor, izin tinggal, dan surat undangan. Setelah itu antre lagi untuk dipanggil ke bilik suara. Sebelum ke bilik suara harus daftar lagi," tambah Dhea.

Semua data, kata Dhea, dicocokkan sebelum akhirnya mendapatkan surat suara untuk dicoblos. Bikin kagetnya lagi, ia disuruh memilih anggota DPR RI, tetapi tidak satu pun dari calon tersebut yang ia kenal. Hal ini cukup menyulitkan Dhea. Menurutnya, proses Pemilu di Jerman lebih ribet daripada Pemilu di Indonesia. Untungnya, ia tetap semangat menggunakan hak pilih.

Baca Juga: Di Balik Pemilu 2024: Kisah Pilu Petugas KPPS Gen Z di Kuala Lumpur

Anne Yaa Photo Verified Writer Anne Yaa

Travel || Food || Flower & Plant

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Gagah N. Putra

Berita Terkini Lainnya