Israel Batalkan Kunjungan 2 Penasihat ke AS 

Israel marah karena AS tidak veto resolusi DK PBB

Intinya Sih...

  • Israel marah dan membatalkan kunjungan penasihatnya ke AS
  • DK PBB mengeluarkan resolusi untuk gencatan senjata di Gaza

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membatalkan rencana dua penasihat utamanya untuk mengunjungi Amerika Serikat (AS) usai resolusi gencatan senjata disepakati di Dewan Keamanan (DK) PBB tanpa veto dari AS.

“Keputusan AS merugikan upaya perang melawan Hamas dan melemahkan upaya pembebasan sandera,” sebut pernyataan dari kantor Netanyahu, dikutip dari Times of Israel, Selasa (26/3/2024).

Israel juga menyebut adanya kemunduran dari posisi AS yang konsisten di DK PBB sejak awal perang. Resolusi gencatan senjata ini dianggap akan memberikan kesempatan ke Hamas bahwa tekanan internasional akan memungkinkan gencatan senjata tanpa melepaskan sandera.

Baca Juga: Israel Biadab! Nestapa Warga Gaza Kesulitan Air Selama Ramadan

1. AS kecewa Israel batalkan kunjungan

Sementara itu, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengaku kecewa lantaran Israel batalkan kunjungan dua penasihat utama Netanyahu ke Washington.

“Kami sangat kecewa karena mereka tidak datang ke Washington untuk mengizinkan kami melakukan diskusi soal Rafah,” ucap Kirby.

“Pemungutan suara di DK PBB tidak mewakili perubahan dalam kebijakan. AS abstain karena rancangan resolusi tersebut tidak mengecam Hamas,” lanjut dia.

Baca Juga: 19 Warga Palestina Tewas Diserang Israel saat Menunggu Bantuan

2. DK PBB sepakati gencatan senjata di Gaza

Israel Batalkan Kunjungan 2 Penasihat ke AS Suasana pemungutan suara di Dewan Keamanan PBB. (dok. X @UN)

DK PBB akhirnya mengeluarkan resolusi yang menyerukan gencatan senjata di Jalur Gaza. Amerika Serikat (AS) pun untuk pertama kalinya tidak mengeluarkan veto terkait gencatan senjata ini.

Resolusi juga menuntut pembebasan segera dan tanpa syarat untuk seluruh sandera. Ini adalah pertama kalinya DK PBB menyepakati resolusi di Gaza sejak perang pecah antara Israel dan Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu.

Dalam pemungutan suara ini, DK PBB yang beranggotakan lima negara anggota tetap dan 10 negara anggota tidak tetap, akhirnya sepakat melakukan gencatan senjata segera di Gaza, dengan 14 negara setuju dan tidak ada yang menolak, serta AS memilih untuk abstain.

3. Palestina sebut hukum internasional dihancurkan Israel

Israel Batalkan Kunjungan 2 Penasihat ke AS Duta Besar Palestina untuk PBB, Riyad Mansour. (twitter.com/@Palestine_UN)

Pengamat Tetap Palestina untuk PBB Riyad Mansour memuji kesepakatan gencatan senjata tersebut. Meski butuh waktu hampir enam bulan dan menunggu lebih dari 30 ribu warga Palestina terbunuh, baru gencatan senjata disepakati.

“Cobaan berat yang mereka alami harus diakhiri sekarang juga,” ujar Mansour.

“Supremasi hukum internasional telah dihancurkan oleh Israel. Bukannya menerapkan perintah dari Mahkamah Internasional, Israel malah terus menyerang Gaza dan warga Palestina,” imbuh dia.

Topik:

  • Jujuk Ernawati

Berita Terkini Lainnya