Menlu ASEAN: Kami Kecewa dengan Myanmar

Myanmar tidak berkomitmen jalankan Lima Poin Konsensus

Jakarta, IDN Times - Pernyataan bersama dari sembilan menteri luar negeri ASEAN pada perhelatan ASEAN Ministerial Meeting di Phnom Penh, Kamboja, menekankan bahwa mereka kecewa dengan sikap Myanmar terkait konflik politik yang sedang berlangsung.

“Kami secara ekstensif membahas perkembangan terakhir di Myanmar dan menyatakan keprihatinan kami atas krisis politik yang berkepanjangan di negara tersebut, termasuk eksekusi empat aktivis,” sebut pernyataan bersama mereka yang dikutip dari Joint Communique of the 55th ASEAN Foreign Ministers Meeting, Senin (8/8/2022).

Baca Juga: Pernyataan Bersama ASEAN, Menlu Retno: Soal Myanmar Masih Digodok 

1. Tak ada komitmen dari Myanmar

Menlu ASEAN: Kami Kecewa dengan MyanmarDemo menentang kudeta junta militer di negara bagian Kayin, Myanmar, pada 9 Februari 2021. (Wikimedia Commons/ninjastrikers)

Para menlu ASEAN juga menyambut baik atas usaha Utusan Khusus ASEAN untuk kondisi Myanmar yaitu Menteri Luar Negeri Kamboja Prak Sokhonn yang mengunjungi Myanmar pada Maret, Juni dan Juli 2022.

“Kami sangat kecewa dengan tak adanya kemajuan dan kurangnya komitmen dari Myanmar untuk mengimplementasikan Lima Poin Konsensus,” lanjut pernyataan itu.

Baca Juga: Isu Myanmar, ASEAN Harus Pertimbangkan Kembali Lima Poin Konsensus

2. Menlu ASEAN minta ada langkah selanjutnya menjelang KTT ASEAN

Menlu ASEAN: Kami Kecewa dengan MyanmarPertemuan Menlu ASEAN dengan SEANWFZ di AMM 2022. (dok. Kemlu RI)

Sementara itu, mereka berharap pada KTT ASEAN, yang digelar pada November 2022 mendatang, akan ada penilaian terkait kemajuan Lima Poin Konsensus tersebut.

“Kami tegaskan kembali komitmen kami untuk perdamaian dan stabilitas di kawasan dan menyatakan ASEAN siap untuk membantu Myanmar secara positif, damai, dan konstruktif termasuk dalam pemberian bantuan kemanusiaan,” ucap mereka lagi.

Baca Juga: [WANSUS] Upaya Komisi HAM ASEAN Perjuangkan Hak Rakyat Myanmar

3. Isu Myanmar jadi tantangan besar ASEAN

Menlu ASEAN: Kami Kecewa dengan MyanmarPerdana Menteri Kamboja Hun Sen tiba pada peringatan 41 tahun runtuhnya rezim Khmer Merah di Phnom Penh, Kamboja, pada 7 Januari 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer

Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen mendesak agar ASEAN harus menyusun kembali rencana dan juga peran blok Asia Tenggara ini demi perdamaian konflik Myanmar.

“Jika lebih banyak tahanan dieksekusi, kami tentu terpaksa akan memikirkan kembali, peran kami dalam menyusun Lima Poin Konsensus ASEAN,” kata Hun Sen.

Kamboja, yang memegang keketuaan ASEAN, mengakui bahwa isu Myanmar merupakan salah satu tantangan besar bagi ASEAN.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya