Menlu Retno: Ada Troika untuk Tangani Isu Myanmar
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi, mengungkapkan, para pemimpin ASEAN mengakui bahwa tidak ada kemajuan yang signifikan implementasi Lima Poin Konsensus (5PC) dalam menangani konflik Myanmar.
“Semua memahami situasi yang sangat pelik, complicated, dan tidak mudah untuk diselesaikan. Semua pemimpin tadi sangat mengapresiasi apa yang sudah dilakukan Indonesia,” kata Retno, ketika ditemui awak media di JCC, Jakarta, Selasa (5/9/2023).
Indonesia sendiri sudah melakukan 145 pendekatan dalam sembilan bulan terakhir, sebagai ketua ASEAN. Retno menekankan, pendekatan ini adalah yang paling banyak dan paling intensif yang pernah dilakukan oleh ASEAN.
Baca Juga: Buka KTT ASEAN ke-43, Presiden Jokowi Serukan Persatuan ASEAN
1. Dibentuk troika untuk penanganan isu
Setelah melakukan diskusi kemarin, para pemimpin ASEAN sepakat bahwa akan dibentuk troika (tiga serangkai) untuk keberlanjutan penanganan isu Myanmar ini.
“Karena semua paham bahwa tidak bisa dalam satu tahun situasi ini akan berubah. Karena komitmen ASEAN untuk terus membantu rakyat Myanmar, maka disepakati pembentukan troika antara ketua sekarang, ketua sebelumnya, dan ketua selanjutnya,” tutur Retno.
Baca Juga: Buka KTT ASEAN, Jokowi: Jangan Jadikan ASEAN Arena Rivalitas
2. 5PC tetap menjadi acuan utama ASEAN
Editor’s picks
Selain itu, 5PC diputuskan tetap menjadi acuan utama ASEAN untuk membantu menangani isu Myanmar.
“Para pemimpin mendesak penghentian kekerasan dan melanjutkan pendekatan dengan para stakeholders. Lalu keterwakilan nonpolitis Myanmar dipertahankan,” tegas Retno.
Retno melanjutkan, ASEAN juga berkomitmen untuk melanjutkan bantuan kemanusiaan bagi rakyat Myanmar yang membutuhkan.
Baca Juga: Jokowi Soroti Isu Myanmar di Retreat KTT ke-43 ASEAN
3. Upaya Indonesia diapresiasi
Dalam pertemuan kemarin, lanjut Retno, para pemimpin juga mengapresiasi upaya Ketua ASEAN, Indonesia, dalam meningkatkan atau melanjutkan bantuan kemanusiaan.
“Karena untuk bantuan kemanusiaan, terjadi kemajuan, yang semula harus dilakukan hanya melalui kanal SAC, maka sekarang AHA Centre sudah dapat melakukan bantuan kemanusiaan ke pihak-pihak yang memerlukan,” katanya.
Baca Juga: Pertemuan Menlu ASEAN Dibuka, Bahas Konflik Myanmar