Menlu Retno soal Al-Qur'an Dibakar: Itu Islamophobia!

Aksi tersebut bukan kebebasan berekspresi

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi menegaskan Indonesia mengutuk keras aksi pembakaran kitab suci Al'Quran yang terjadi di beberapa negara Eropa, termasuk Swedia. Pembakaran Al-Qur'an di Swedia bahkan terjadi saat Hari Raya Idul Adha, pada pertengahan Juni lalu.

"Aksi provokasi ini sangat menyakiti umat Muslim di seluruh dunia. Aksi ini tidak bisa dijadikan alasan sebagai kebebasan berekspresi. Semua orang tahu bahwa aksi tersebut tidak ada hubungannya dengan kebebasan berekspresi," kata Retno, dalam tanggapannya dalam sebuah video yang disampaikan ke Sidang Dewan HAM PBB di Jenewa, Rabu (12/7/2023).

Baca Juga: Protes Pembakaran Al-Quran di Swedia, Muslim Pakistan Unjuk Rasa

1. Bukti dari Islamophobia

Menlu Retno soal Al-Qur'an Dibakar: Itu Islamophobia!Kemunculan gerakan Islamophobia yang mendapatkan dukungan dari partai-partai konservatif di Eropa (Georgetown University)

Retno kembali menyatakan pembakaran kitab suci tersebut adalah aksi yang menunjukkan Islamophobia dan kebencian terhadap Islam.

"Jadi, setop bersembunyi di belakang 'kebebasan berekspresi'. Bahkan Artikel 20 di ICCPR menyebutkan bahwa semua tindakan yang menunjukkan kebencian terhadap agama, dilarang oleh hukum," ucap Retno.

"Saya mendesak respons kuat dari Komisi HAM dan semua pemegang mandat. Di persoalan ini, diam bukan emas, diam berarti mendukung. Kebebasan berekspresi bukan berarti bebas untuk diskriminasi dan menyakiti lainnya," tegas dia.

Baca Juga: Rusia Kecam Pembakaran Al-Qur'an di Swedia

2. Sebanyak 12 negara menolak mengutuk pembakaran Al-Qur'an

Sementara itu, voting terkait resolusi mengecam pembakaran Al-Qur'an di Swedia yang dilaksanakan di Dewan HAM PBB, Jenewa, telah selesai. Hasilnya: 26 negara memilih setuju, 7 negara abstain, dan 12 negara menolak.

Ke-12 negara yang menolak tersebut adalah Belgia, Kosta Rika, Ceko, Finlandia, Prancis, Jerman, Lithuania, Luksemburg, Montenegro, Rumania, Inggris, dan Amerika Serikat (AS).

Namun pada akhirnya, Dewan HAM PBB mengeluarkan resolusi untuk mengutuk aksi pembakaran kitab suci umat Muslim tersebut. AS dan Uni Eropa mengatakan menolak karena aksi tersebut adalah kebebasan berekspresi.

Baca Juga: PM Swedia Buka Suara soal Pembakaran Al-Qur'an di Negaranya

3. OKI juga gelar rapat darurat

Menlu Retno soal Al-Qur'an Dibakar: Itu Islamophobia!Pertemuan OKI di Jeddah (dok. KJRI Jeddah)

Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) menggelar rapat darurat terkait dengan insiden pembakaran Al-Qur’an yang kembali terjadi di Swedia. Arab Saudi sebagai ketua dari KTT Islam dan Ketua Komite Eksekutif OKI, menjadi tuan rumah dari rapat darurat yang digelar di Jeddah, 2 Juli 2023.

“OKI mengutuk keras aksi tercela yang terus diulang tesebut. Serta setiap upaya untuk melecehkan Al-Qur’an, nilai, simbol dan kesucian Islam lainnya,” sebut pernyataan OKI menanggapi pembakaran Al-Qur’an di Swedia, dikutip dari Al Jazeera.

Aksi ini dilakukan seorang pengungsi Irak yang berkewarganegaraan Swedia bernama Salwan Momika. Ia membakar salinan Al-Qur’an di depan masjid di Stockholm, pada Hari Raya Idul Adha.

Topik:

  • Dheri Agriesta

Berita Terkini Lainnya