Menlu Singapura: Eksekusi Mati Aktivis Myanmar Sebuah Kemunduran Besar

Singapura meminta Myanmar bebaskan tahanan politik.

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Singapura, Vivian Balakrishnan mengatakan bahwa tindakan junta militer Myanmar mengeksekusi empat aktivis merupakan sebuah kemunduran besar terkait dengan upaya ASEAN.

Empat aktivis ini juga merupakan pendukung Aung San Suu Kyi, eks pemimpin de facto Myanmar yang digulingkan dalam kudeta pada 1 Februari 2021 lalu. Mereka adalah eks anggota parlemen Phyo Zeya Thaw, penulis dan aktivis Ko Jimmy, Hla Myo Aung, dan Aung Thura Zaw.

Empat aktivis ini dituding memimpin aksi yang berkaitan dengan terorisme dan melanggar undang-undang yang berlaku.

Baca Juga: Ini Pembelaan Junta Militer Myanmar soal Eksekusi Mati 4 Aktivis

1. Kemunduran besar bagi upaya ASEAN

Menlu Singapura: Eksekusi Mati Aktivis Myanmar Sebuah Kemunduran BesarPemimpin junta militer Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing. (Twitter.com/KenRoth)

Vivian mencatat bahwa ASEAN telah mengecam langkah Myanmar terkait eksekusi mati tersebut, yang pertama kali dilakukan lagi setelah belasan tahun berlalu.

“Ini adalah kemunduran besar bagi upaya ASEAN untuk memfasilitasi resolusi damai dan rekonsilisasi nasional di Myanmar,” kata Vivian, dikutip dari Channel News Asia, Selasa (26/7/2022).

“Kami mengulang seruang kami untuk pembebasan semua tahanan politik termasuk Presiden Win Myint dan Penasihat Negara Aung San Suu Kyi,” tegas Vivian lagi.

Selain itu, ia menambahkan bahwa penyelesaian krisis secara damai hanya dapat dicapai melalui dialog konstruktif di antara semua pihak terkait.

Baca Juga: ASEAN Buka Suara Atas Eksekusi Mati 4 Aktivis Myanmar

2. ASEAN sebut junta tak ada kemauan meredakan krisis

Menlu Singapura: Eksekusi Mati Aktivis Myanmar Sebuah Kemunduran BesarBendera ASEAN. (setnas-asean.id)

Kamboja, sebagai ketua ASEAN tahun ini, telah mengeluarkan pernyataan yang mengutuk keras aksi junta militer tersebut. “Eksekusi mati yang dilakukan hanya sepekan sebelum Pertemuan Tingkat Menteri ASEAN ke-55 sangat tercela,” sebut pernyataan dari Kamboja.

“Hal ini menunjukkan bahwa kurangnya kemauan junta untuk mendukung rencana perdamaian ASEAN, yang didukung juga oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa,” lanjut pernyataan itu.

Baca Juga: Myanmar Dikecam Dunia Internasional karena Eksekusi Mati 4 Aktivis

3. Anggota keluarga empat aktivis tidak tahu soal eksekusi tersebut

Sementara itu, anggota keluarga dari empat aktivis yang dieksekusi mati tersebut, tidak mengetahui kapan dan di mana eksekusi dilakukan. Mereka juga tak diberitahu metode seperti apa yang digunakan untuk eksekusi. Mirisnya, mereka tak diizinkan mengambil jenazah empat aktivis tersebut.

Pihak berwenang Myanmar kini memperketat keamanan di Penjara Insen di Yangon, tempat keempat aktivis ditahan sebelumnya. Sebab, demonstrasi telah pecah di depan penjara untuk meminta penjelasan atas eksekusi mati itu.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya