Menlu Thailand soal Temui Suu Kyi: Tak Pecah Belah ASEAN

Don Pramudwinai hanya ingin membantu menyelesaikan konflik

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Thailand Don Pramudwinai menegaskan bahwa dirinya benar telah bertemu dengan pemimpin de facto Myanmar yang digulingkan, Aung San Suu Kyi, meski pertemuan ini diragukan banyak pihak.

“Saya sudah 9 tahun menjabat sebagai Wakil PM dan Menlu Thailand. Kepercayaan diberikan sepenuhnya, tidak dalam hal ini saja tapi juga dalam urusan ASEAN,” kata Don, ketika ditemui awak media di Hotel Shangri-La, Jakarta, Jumat (14/7/2023).

Don membantah keras jika pertemuannya dengan Suu Kyi dan pertemuan informal di Pattaya yang melibatkan junta militer Myanmar, memecah belah ASEAN.

“Hal ini sesuai dengan Dokumen Nomor 14 yang dirilis saat KTT ASEAN Phnom Penh, yang punya beberapa pendekatan soal masalah Myanmar,” tutur Don lagi.

1. Indonesia sudah lakukan banyak untuk Myanmar

Menlu Thailand soal Temui Suu Kyi: Tak Pecah Belah ASEANMenteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Thailand Don Pramudwinai. (IDN Times/Sonya Michaella)

Meski demikian, Don mengakui bahwa Indonesia dan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi sudah berusaha dan melakukan banyak aksi untuk membantu menyelesaikan permasalahan Myanmar.

“Retno sudah melakukan banyak hal. Itu baik,” ujar Don lagi.

Namun ketika ditanya apakah ia sudah berkoordinasi dengan Retno, lagi-lagi ia merujuk pada Artikel Nomor 14 pada dokumen yang dirilis di KTT tahun lalu di Kamboja.

Baca Juga: Menlu NUG Myanmar: Hanya Ketua ASEAN yang Punya Mandat Temui Suu Kyi

2. Thailand perlu bergerak karena berbatasan langsung dengan Myanmar

Menlu Thailand soal Temui Suu Kyi: Tak Pecah Belah ASEANMenteri Luar Negeri Thailand, Don Pramudwinai. (IDN Times/Sonya Michaella)

Sementara itu, Don kembali menegaskan bahwa Bangkok harus bekerja juga untuk membantu menyelesaikan masalah Myanmar karena letak geografis dua negara yang berbatasan langsung.

“Myanmar dan Thailand punya perbatasan yang panjang. Banyak hal yang terjadi sehari-hari yang perlu segera diatasi. Seperti Indonesia, Anda jauh dari Myanmar, Anda tidak tahu apa yang terjadi setiap harinya,” ungkap Don lagi.

“Tapi kami terpengaruh (konflik Myanmar), India terpengaruh, negara-negara yang berbatasan langsung pasti terpengaruh,” katanya.

Don menegaskan lagi bahwa Thailand ingin melihat Myanmar segera keluar dari konflik politik yang membelenggu mereka selama dua tahun terakhir.

Baca Juga: Junta Bubarkan Partai Suu Kyi, Ini Kecaman dari Banyak Negara! 

3. Thailand akui sudah tiga kali adakan pertemuan informal untuk Myanmar

Menlu Thailand soal Temui Suu Kyi: Tak Pecah Belah ASEANPemimpin junta militer Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing. (Twitter.com/KenRoth)

Sebelumnya, Don juga mengakui bahwa Thailand sudah tiga kali mengadakan pertemuan informal untuk membantu menyelesaikan konflik di Myanmar. Yang terakhir, digelar di Pattaya, pada pertengahan Juni 2023 kemarin dan Indonesia menolak hadir.

“Pertemuan di Pattaya itu adalah yang ketiga kalinya. Ini merujuk pada artikel nomor 14, yakni terbuka untuk semua pendekatan (untuk isu Myanmar). Jadi, pertemuan pertama dan kedua, termasuk yang ketiga merujuk juga pada artikel 14 tersebut, di mana boleh ada pendekatan lain," kata Don.

Don juga mengatakan, Myanmar pasti memiliki caranya sendiri untuk menyelesaikan konflik yang sedang terjadi saat ini. 

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya