PM Israel Tegaskan Bakal Tetap Serang Rafah 

Israel klaim Hamas bermarkas di Rafah

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tampaknya sudah tak mau mendengarkan para sekutunya lagi, termasuk Amerika Serikat (AS). Dia menegaskan, militer Israel akan tetap menyerang Kota Rafah, perbatasan Gaza dan Mesir.

“Tidak ada tekanan internasional yang akan menghentikan Israel mewujudkan semua tujuan perangnya. Di bidang diplomatik, hingga saat ini kami telah berhasil membiarkan pasukan kami berperang selama lima bulan penuh. Namun, bukan rahasia lagi bahwa tekanan internasional juga meningkat,” kata Netanyahu di rapat kabinetnya, dikutip dari The Guardian, Selasa (19/3/2024).

“Mereka yang mengatakan bahwa aksi di Rafah tidak akan terjadi adalah mereka juga yang meyakini bahwa kami tidak akan memasuki Gaza atau meluncurkan aksi di Khan Younis maupun Al-Shifa,” ucap dia.

Baca Juga: Jarang Terjadi, AS Peringatkan Israel Tak Serang Rafah 

1. Rafah diklaim sebagai benteng terakhir Hamas

Tanpa bukti nyata, Israel mengklaim bahwa Rafah merupakan benteng terakhir Hamas. Israel juga mengklaim, ribuan militan serta pemimpin senior Hamas bermarkas di Rafah.

“Membiarkan Rafah tidak tersentuh akan memungkinkan Hamas mempertahankan kendali atas sebagian Gaza, mengeksploitasi terowongan yang masuk ke Mesir dan dengan cepat membangun kembali pasukannya di masa depan,” ungkap Netanyahu.

Di sisi lain, Rafah merupakan ‘rumah’ bagi 1 juta orang Palestina yang mengungsi dari Gaza akibat serangan Israel selama lima bulan terakhir. Kota ini juga merupakan pusat distribusi logistik bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Baca Juga: Israel Bombardir RS Al-Shifa Gaza dan Tangkap 80 Orang, Keji

2. AS dan sekutu Barat peringatkan Israel agar tak serang Rafah

AS dan negara-negara Barat lainnya telah memperingatkan Israel agar tidak menyerang Rafah lantaran warga Palestina yang ada di sana sudah tidak punya tempat lagi untuk mengungsi.

“Kota-kota besar di Gaza sebagian sudah hancur dan Israel belum memberikan kepastian kepada kita dan dunia soal rencana bagaimana atau ke mana mereka akan memindahkan warga sipil dengan aman, bagaiman memberi makan mereka serta menjamin akses misalnya sanitasi,” kata Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan.

“Biden mengatakan kepada Netanyahu (via telepon) bahwa ada komitmen AS terhadap keamanan Israel, tetapi AS juga mengkritik upaya perang Israel ini,” tutur dia.

Baca Juga: PM Belgia Sebut Israel Sengaja Buat Warga Gaza Kelaparan

3. Israel bombardir RS Al-Shifa di Gaza

Tadi malam sekitar pukul 02.00 dini hari waktu setempat, ketika para warga Palestina sedang bersiap untuk sahur, militer Israel membombardir Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza.

“Kami sedang melakukan operasi presisi di fasilitas medis tersebut. Kelompok Hamas telah berkumpul lagi di kompleks RS Al-Shifa,” sebut pernyataan dari militer Israel, dikutip dari Al Jazeera.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan sekitar 30 ribu orang, terdiri dari warga sipil yang mengungsi, pasien hingga staf medis, terjebak di dalam RS Al-Shifa.

Baca Juga: Israel Kembali Serbu Rumah Sakit al-Shifa di Gaza

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya