Pada Mei 2016 lalu, Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa (ECHR) mempublikasikan kumpulan laporan berkaitan dengan pemakaian simbol dan pakaian keagamaan di ruang publik. Salah satunya terjadi di bandara di Prancis.
Pada 2005, seorang pria yang menganut kepercayaan Sikhisme diminta melepaskan turbannya. Ia menolak karena menurutnya dengan berjalan melalui alat pendeteksi metal saja sudah cukup. Karena tak terima, ia melaporkan petugas bandara ke pengadilan dengan tuduhan pelanggaran kebebasan beragama.
Pengadilan sendiri memutuskan bahwa pemeriksaan itu sebuah keniscayaan demi keamanan publik. Pengadilan juga menyatakan setiap negara di Uni Eropa bebas mengambil tindakan keamanan sesuai dengan yang diperlukan. Oleh karena itu, tuntutan pria tersebut dianggap kurang bukti.
Pada 2016, seorang aktor dan desainer bernama Waris Ahluwia juga dilarang terbang ke kampung halamannya di New York dari Meksiko karena ia menolak melepas turbannya. Ia pun mengajukan protes kepada maskapai dan Administrasi Keamanan Transportasi AS (TSA).
Ia meminta TSA mengeluarkan aturan yang tak melanggar kebebasan beragama, termasuk memakai simbol keagamaan. Ahluwia membela diri dengan mengatakan bahwa ia takkan melepas turbannya di tempat umum. "Itu sama saja dengan menyuruh seseorang untuk membuka bajunya," ujarnya.
Pada 2010, seorang mahasiswa tingkat akhir di Harvard University yang bernama Nafees A. Syed, menulis pengalamannya di situs CNN terkait dengan pemeriksaan di bandara. Ia mengaku sering menjadi target petugas keamanan bandara.
"Aku dipilih secara 'acak' untuk melalui pemeriksaan ekstra di bandara setelah aku memutuskan memakai hijab atau penutup kepala yang dipakai Muslim. Aku diminta untuk melepaskan jilbabku atau kepalaku akan dipegang-pegang," tulisnya.
Bahkan, selebritas Hollywood yang dikabarkan baru memeluk Islam pun tak luput dari pemeriksaan serupa. Ketika menghadiri acara bincang-bincang santai Good Morning Britain yang dipandu Piers Morgan pada Februari lalu, Lohan mengaku pernah diminta melepas penutup kepalanya yang menyerupai jilbab ketika melewati petugas keamanan bandara.
"Aku tengah terbang ke New York baru-baru ini. Aku memakai penutup, dan aku dihentikan (oleh petugas bandara). Dia membuka pasporku dan melihat (nama) Lindsay Lohan dan mulai meminta maaf. Tapi kemudian dia berkata,'tolong, lepas penutup kepalamu.'"
Ia menurutinya. Hanya saja, Lohan merasa kasihan kepada perempuan lain yang mengalami hal seperti itu. "Yang menakutkanku adalah bagaimana dengan perempuan lain yang tak merasa nyaman melepaskan penutup kepalanya," ujar Lohan. "Kamu pun merasa secara sengaja dijadikan target karena mereka berpikir kamu orang Arab atau Muslim," tambah Morgan.