India Tunda Ekspor Vaksin, Pandemik di Afrika Terancam Kian Parah

India menunda ekspor karena pandemik di negaranya juga parah

Jakarta, IDN Times - Afrika diprediksi akan gagal memenuhi target vaksinasi COVID-19 imbas penundaan produksi dan distribusi dari India, selaku pemasok vaksin untuk benua tersebut. Jika hal ini terus berlanjut, pandemik bisa menjadi bencana yang semakin buruk di Afrika.

“Ini (penundaan) pasti akan mempengaruhi kemampuan kami untuk terus memvaksinasi orang,” kata Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afika John Nkengasong menanggapi kebijakan permasalahan di Serum Institute of India (SII), sebagaimana dilaporkan PRI.

Dia menambahkan, “saya berharap ini sekadar penundaan, bukan larangan, karena itu akan memicu bencana."

Baca Juga: India Tunda Eskpor AstraZeneca dalam Jumlah Besar

1. Afrika sangat menggantungkan pasukan vaksin dari COVAX

India Tunda Ekspor Vaksin, Pandemik di Afrika Terancam Kian ParahPengiriman vaksin virus corona oleh COVAX. (Twitter.com/Nic Maclellan)

Hampir separuh dari 29,1 juta dosis vaksin yang telah diterima negara-negara Afrika berasal dari fasilitas COVAX. Itu adalah inisiatif World Health Organization (WHO) yang dibentuk untuk memastikan negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah memiliki akses terhadap vaksin.

Akar masalahnya adalah sebagian besar pasokan vaksin COVAX mengandalkan AstraZeneca karena lebih murah dan hanya membutuhkan pendinginan biasa. SII sebagai salah satu produsen AstraZeneca terpaksa menunda pengiriman 90 juta dosis vaksin, yang ditujukan bagi COVAX.

Jumlah tersebut diperuntukan ke India yang saat ini tengah bergulat dengan lonjakan infeksi. Akibat penundaan ini, besar kemungkinan pengiriman vaksin putaran kedua akan terganggu, meski Nkengasong belum bisa memprediksi seberapa besar dampak dari kebijakan tersebut.

“Saya yakin negara-negara masih berusaha menyelesaikan vaksinasi putaran pertama dari vaksin yang diterima,” ujar dia.

2. Berikut kebutuhan vaksin di Afrika

India Tunda Ekspor Vaksin, Pandemik di Afrika Terancam Kian ParahIlustrasi vaksinasi COVID-19. ANTARA FOTO/Jojon

Perjanjian dengan African Vaccine Acquisition Trust dari Uni Afrika menyerukan 220 juta dosis diberikan pada kuartal ketiga tahun ini, dengan opsi memperoleh tambahan 180 juta dosis hingga 2022.

Jika 400 juta orang itu menerima vaksin Johnson & Johnson dengan rezim satu suntikan, itu akan mewakili lebih dari separuh tujuan vaksinasi di benua itu, yang totalnya berjumlah 750 juta.

Nkengasong tetap optimistis bahwa kesepakatan yang diumumkan pada hari Senin (29/3/2021), menjamin negara-negara Afrika memperoleh vaksin Johnson & Johnson. Dia yakin itu tetap akan menjadi momen bersejarah yang akan mengubah peta pandemik di Benua Hitam.

Afrika telah mengonfirmasi lebih dari 4,2 juta kasus dan 112.000 kematian. Tetapi, karena keterbatasan sarana untuk melacak kematian, angka riil mortalitas dari virus ini tidak bisa diverifikasi kebenarannya.

Baca Juga: Afrika Selatan Tunda Suntikan Vaksin AstraZeneca

3. India menunda ekspor vaksin besar-besaran

India Tunda Ekspor Vaksin, Pandemik di Afrika Terancam Kian ParahAnak-anak bermain 'carrom' di dalam sebuah pusat perawatan untuk pasien dengan penyakit virus korona (COVID-19) di sebuah komplek olahraga dalam ruangan di New Delhi, India, Senin (20/7/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Adnan Abidi)

Keputusan India meningkatkan kekhawatiran tentang vaksin nasional, cenderung akan menjadi batu sandungan karena negara-negara produsen vaksin selalu memberikan prioritas lebih dahulu kepada rakyatnya. Melansir dari laman India Today, SII sebelumnya telah sepakat akan memasok sebanyak 60,5 juta dosis vaksin ke COVAX. Namun saat ini COVAX baru mendapatkan 17,7 juta dosis vaksin.

Salah satu sumber yang mengetahui tentang masalah tersebut, tetapi tidak mau disebutkan namanya, mengatakan bahwa "tidak ada ekspor, tidak ada apa-apa sampai situasi India stabil. Pemerintah tidak akan mengambil kesempatan besar pada saat begitu banyak (orang) yang perlu divaksinasi di India."

COVAX dilaporkan telah berusaha melakukan pembicaraan dengan India. Upaya itu dilakukan untuk memastikan bahwa mereka mendapatkan pasokan secara cepat sesuai dengan kesepakatan. 

Baca Juga: COVAX Sudah Distribusikan 28,3 Juta Vaksin ke Lebih dari 46 Negara

Topik:

  • Vanny El Rahman
  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya