Menlu Retno: Kita Sudah Keluar Jalur untuk Wujudkan SDGs 2030

Retno serukan komitmen bersama pemangku kepentingan

New York, IDN Times – Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi, menyoroti kesenjangan global yang membuat implementasi Sustainable Development Goals (SDGs) meleset dari target. 

“Tatanan global saat ini tidak layak untuk memberikan kesempatan bagi negara-negara Selatan. Akibatnya, kita berada di jalur yang tidak tepat untuk mencapai SDGs pada 2030,” kata Retno dalam SDG Summit 2023 di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York, Amerika Serikat (AS), Senin (18/9/2023).

“Kita tidak punya pilihan lain, selain menciptakan lingkungan yang kondusif. Di mana negara-negara Selatan harus mempunyai peluang untuk mengembangkan industri hilir,” tambah Retno.

1. Indonesia dorong ASEAN jadi hub regional EV

Menlu Retno: Kita Sudah Keluar Jalur untuk Wujudkan SDGs 2030Menlu RI Retno Marsudi di SDGs Summit 2023 (IDN Times/Vanny El Rahman)

Pada kesempatan yang sama, Retno menyampaikan pencapaian Indonesia sebagai Ketua ASEAN 2023, yaitu komitmen dan kesiapan Asia Tenggara untuk menjadi hub regional pembuatan baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV).

Selain itu, Indonesia juga mendorong pembangunan ekonomi hijau demi mewujudkan ASEAN sebagai episentrum pertumbuhan.

Baca Juga: Menlu Retno: Hapus Kesenjangan Kunci Penting Wujudkan SDGs

2. Butuh komitmen untuk wujudkan SDGs di 2030

Menlu Retno: Kita Sudah Keluar Jalur untuk Wujudkan SDGs 2030Menlu RI Retno Marsudi di SDGs Summit 2023 (IDN Times/Vanny El Rahman)

Kemudian, Retno menekankan pentingnya akselerasi guna mencapai target SDGs di 2030.

“Kita membutuhkan fokus dan tekad yang diperbarui, dan sekaranglah waktunya,” tutur Retno.

Sebelumnya, Dirjen Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Tri Tharyat, menjelaskan bahwa SDG Summit 2023 memiliki dua klaster, yaitu klaster mobilisasi dan klaster akselerasi.

Klaster mobilisasi akan membahas tentang bagaimana mengoptimalkan sumber daya yang ada untuk mencapai target-target yang telah ditetapkan. Sementara, klaster akselerasi membahas soal upaya tambahan yang diperlukan guna mencapai target SDGs yang tersisa 7 tahun lagi.

3. Catatan soal pencapaian Indonesia

Menlu Retno: Kita Sudah Keluar Jalur untuk Wujudkan SDGs 2030Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres (IDN Times/Sonya Michaella)

Terkait pencapaian SDGs Indonesia, berdasarkan data BAPPENAS, 63 persen dari total 216 indikator rencana aksi program SDGs periode 2021-2024 telah tercapai. Namun, angka tersebut masih belum mendorong kemajuan pencapaian SDGs di tingkat regional, mengingat development gap yang masih cukup tinggi.

“Situasi global saat ini, khususnya dengan adanya pandemi dan perang di Ukraina mempersulit upaya pencapaian SDGs”, ujar Retno.

Dalam sambutannya, Sekjen PBB Antonio Guterres menyampaikan bahwa capaian SDGs global baru 15 persen. Karena itu, diperlukan global rescue termasuk melalui stimulus 500 miliar dolar AS per tahun. 

Ia menekankan bahwa sekarang adalah saatnya untuk ambil tindakan jika ingin tetap mencapai SDGs pada 2030. Secara khusus, Guterres menyoroti enam area yang perlu diberi perhatian khusus, yaitu kelaparan, transisi energi, digitalisasi, pendidikan, pekerjaan layak dan pelindungan sosial serta penghentian perang.

Di Kawasan Asia Pasifik sendiri, pencapaian SDGs baru mencapai 14,4 persen dari yang
seharusnya 50 persen.

Sebagai informasi, SDG Summit merupakan pertemuan resmi PBB yang diselenggarakan setiap 4 tahun pada tingkat Kepala Negara/Pemerintahan untuk meninjau kemajuan dan tantangan dalam implementasi Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Pertemuan juga dilakukan untuk menggalang komitmen dan aksi global dalam mempercepat pencapaian SDGs. SDG Summit 2023 telah menghasilkan dokumen berupa deklarasi politik yang berisi komitmen negara-negara anggota PBB dalam mengakselerasi pencapaian SDGs.

Baca Juga: Indonesia Jadi Panutan soal Pencapaian SDGs

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya