Putra Mahkota Arab Saudi Pernah Ancam Jamal Khasoggi dengan Peluru
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Washington, IDN Times- Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MBS), disebut-sebut pernah mengancam jurnalis Jamal Kashoggi dengan peluru. Ancaman tersebut dilontarkan pada September 2017 lalu, tepat setahun sebelum kolumnis Washington Post itu ditemukan dalam kondisi termutilasi di Istanbul, Turki.
Tuduhan di atas datang dari laporan New York Times yang diunggah pada Kamis (7/2). Dalam laporannya, MBS mengutarakan rencananya keapda Turki Aldakhil, ajudannya, untuk menyerang Kashoggi apabila dia tak kunjung menghentikan kritik terhadap dirinya.
1. New York Times menyebut laporan tersebut sebagai bukti paling rinci
Sebagaimana diberitakan New York Times, percapakan antara MBS dengan Aldakhil dianggap menjadi bukti yang paling rinci untuk mengungkap dalang di balik pembunuhan sadis tersebut.
Pada awalnya, intelijen Amerika Serikat (AS) tidak memahami maksud percakapan tersebut. Mereka baru sadar makna penyadapan tersebut ketika Kashoggi sudah ditemukan tak lagi bernyawa.
2. Otoritas Arab Saudi membantan tudingan
Menanggapi laporan tersebut, otoritas Arab Saudi membantah tudingan yang dialamatkan kepada MBS. Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel al-Jubeir, enggan menanggapi laporan tersebut.
Editor’s picks
“Saya tidak bisa mengomentari laporan yang didasarkan anonim. Kami banyak melihat laporan yang didasarkan sumber intelijen tidak berhasil,” terang al-Jubeir. “Ini bukan operasi resmi. Tidak ada perintah untuk operasi tersebut,” sambungnya.
Baca Juga: CIA Mengaku Tidak Menyalahkan Putra Mahkota Arab Saudi Soal Khashoggi
3. Otoritas Arab Saudi telah menetapkan 11 tersangka
Sejauh ini, jaksa Arab Saudi telah menetapkan 11 tersangka yang terlibat pembunuhan tersebut. Lima dari mereka dituntut hukuman mati. Kendati begitu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menolak investigasi yang dilakukan otoritas Sausi. Mereka mengingkan investigasi yang independen dengan melibatkan negara lain.
Dengan tegas mereka menyatakan, baik MBS ataupun Raja Salman tidak turut andil pada pembunuhan tersebut.
4. Kongres Amerika Serikat meminta Donald Trump untuk menekan otoritas Arab Saudi
Di sisi lain, Donald Trump mendaat tekanan dari Kongres agar Saudi segera mengungkap dalang intelektualnya. Gedung Putih memiliki tenggat waktu sampai Jumat (15/2) supaya menentukan apakah MBS bersalah atau tidak atas pelanggaran HAM di bawah undang-undang Magnitsky.
Baca Juga: 'Dia itu Monster': Kritikan Khashoggi Soal Putra Mahkota Arab Saudi