Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi virus COVID-19. (Pixabay.com/BlenderTimer)

Jenewa, IDN Times - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa varian COVID-19 dari India, B.1.617, telah ditemukan di sekitar 44 negara di seluruh dunia. Hal ini justru meningkatkan kekhawatiran banyak orang secara global karena varian inilah yang membuat jumlah kasus COVID-19 semakin meningkat akhir-akhir ini. Bagaimana awal ceritanya?

1. Awal pekan ini, WHO menyatakan bahwa varian B.1.617 sebagai varian perhatian

Suasana keramaian yang terjadi di India di tengah pandemi COVID-19. (Twitter.com/weatherindia)

Dilansir dari Aljazeera.com, WHO mengatakan pada hari Rabu, 12 Mei 2021, waktu setempat bahwa varian B.1.617, yang merupakan varian COVID-19 dari India, telah terdeteksi di lebih dari 4.500 sampel yang diunggah ke database akses terbuka dari 44 negara di keenam wilayah WHO dan belum lama ini, WHO telah menerima laporan deteksi dari 5 negara tambahan lainnya. Di luar India, dikatakan Inggris telah melaporkan jumlah kasus COVID-19 terbesar yang disebabkan oleh varian tersebut. Awal pekan ini, WHO menyatakan varian B.1.617, yang menghitung tiga sub-garis keturunan dengan mutasi dan karakteristik yang sedikit berbeda, dinilai sebagai varian perhatian.

Oleh karena itu, varian tersebut ditambahkan ke daftar varian lainnya yang berisi 3 varian lainnya, seperti varian yang pertama kali terdeteksi di Inggris, Brazil, dan Afrika Selatan. Varian B.1.617 dipandang lebih berbahaya dibandingkan versi asli COVID-19 karena lebih mudah menular, mematikan, atau mampu melewati beberapa perlindungan vaksin. WHO menjelaskan bahwa varian tersebut ditambahkan ke daftar varian lainnya karena lebih mudah menular menunjuk pada peningkatan pesat dalam prevalensi di banyak negara.

2. Seorang ilmuwan menilai keputusan yang diambil oleh WHO sudah tepat

Editorial Team

Tonton lebih seru di