Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

WHO Beri Izin Vaksin COVID-19 Sinopharm Tiongkok

Ilustrasi vaksin Sinopharm Tiongkok. (Twitter.com/New Era Newspaper)

Jenewa, IDN Times - Pada hari Jumat (8/5), Badan Kesehatan Dunia atau WHO secara resmi mengizinkan vaksin COVID-19 buatan produsen Tiongkok yakni Sinopharm. Keputusan tersebut dilakukan setelah melakukan peninjauan uji klini fase ke-3 di berbagai negara.

Vaksin Sinopharm dengan begitu akan bergabung bersama vaksin Barat seperti Pfizer, Moderna, Johnson & Johnson, AstraZeneca. Ini adalah vaksin pertama yang dibuat oleh non-Barat yang diizinkan oleh WHO.

Sebelumnya vaksin Tiongkok telah banyak digunakan di Asia, Afrika dan Amerika Latin. Penggunaan dosis dalam jumlah besar telah diberikan di Indonesia, Malaysia, Turki atau juga Uni Emirat Arab dan negara lainnya.

1. Vaksin COVID-19 non-Barat pertama yang diizinkan

Ilustrasi vaksinasi virus corona. (unsplash.com/Ivan Diaz)
Ilustrasi vaksinasi virus corona. (unsplash.com/Ivan Diaz)

Vaksin non-Barat yang diproduksi oleh perusahaan Tiongkok yakni Sinopharm diizinkan untuk digunakan dalam kondisi darurat oleh WHO. Langkah WHO tersebut akan dapat menjadi pendorong Beijing agar memiliki peran besar untuk mempercepat kampanye vaksinasi dunia.

Melansir dari kantor berita Reuters, vaksin COVID-19 Sinopharm memiliki kemanjuran 78,1 persen dalam hasil uji coba klinis fase ketiga di banyak negara. Pengembang vaksin tersebut, yaitu Beijing Biological Products Institute, sebuah anak perusahaan Sinopharm, China National Biotec Group, telah mengumumkan kemanjuran vaksinnya adalah 79,34 persen.

Dengan diizinkannya Sinopharm untuk penggunaan darurat, ini akan dapat membuat vaksin tersebut masuk dalam daftar beli COVAX global yang dapat digunakan untuk membantu negara-negara berkembang dan berpenghasilan rendah.

WHO juga mengatakan akan memberikan keputusan yang cepat terhadap vaksin produksi Tiongkok lainnya yakni Sinovac.

2. Memberikan kepercayaan pada negara-negara untuk menyetujui vaksin Sinopharm

Sejauh ini vaksin buatan Tiongkok masih banyak diragukan oleh Barat karena persoalan transparansi hasil uji klinisnya. Vaksin Tiongkok sebelumnya disangsikan karena minimnya informasi yang dirilis oleh produsennya sehingga Barat ragu tentang keamanan dan keefektifannya.

Meski demikian, saat WHO belum memberikan lampu hijau untuk Sinopharm, produk vaksin Tiongkok telah banyak digunakan khususnya di Asia, Amerika Latin dan Afrika. Bahkan di beberapa negara Eropa semenanjung Balkan juga sudah menggunakannya.

Saat ini ketika WHO memberikan lampu hijau Sinopharm untuk dapat digunakan darurat, maka akan memberikan dorongan substansial guna membantu mempercepat kampanye vaksinasi global.

Melansir dari laman BBC, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa izin tersebut akan memberi negara-negara "kepercayaan untuk mempercepat persetujuan penggunaan mereka sendiri."

Dalam peninjauannya, tim ahli yang dipercayai oleh WHO mengatakan bahwa vaksin Sinopharm terbukti aman dan efektif. Kemanjurannya juga berada di atas angka 70 persen.

3. Dorongan baru saat dunia dilanda krisis pasokan vaksin

Ilustrasi vaksin. (Pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Upaya global untuk memerangi wabah virus corona telah dikebut. Namun produksi vaksin masih jauh dari harapan. Dengan melonjaknya wabah virus corona di India membuat produsen vaksin terbesar di dunia itu mengalami perlambatan pasokannya.

India memiliki industri farmasi yang salah satu diantaranya dapat memproduksi vaksin  dengan jumlah terbesar di dunia. Sejak infeksi COVID-19 melonjak di negara tersebut, terjadi kendala dalam produksi dan pasokan vaksin.

Pemberian lampu hijau terhadap vaksin Sinopharm akan memberikan dorongan baru pasokan vaksin COVID-19 di dunia.

Melansir dari laman Associated Press, Gavi, Aliansi Vaksin yang ikut menjalankan COVAX, menyambut baik pengumuman WHO. Mereka memberikan pernyataan bahwa "berarti dunia memiliki alat lain yang aman dan efektif dalam memerangi pandemi ini."

Pembicaraan dan kemitraan untuk menambah dan mengamankan akses ke dosis tambahan untuk negara-negara dalam program COVAX telah dilakukan, termasuk dengan Sinopharm.

Suerie Moon, co-direktur Program Kesehatan Global di Institut Pascasarjana Jenewa mengatakan "jika ada lampu hijau, vaksin ini (Sinopharm) dapat meningkatkan aliran pasokan yang telah disalurkan melalui COVAX hingga saat ini," katanya. COVAX terlalu mengandalkan India sedangkan saat ini negara tersebut sedang terpukul keras.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pri Saja
EditorPri Saja
Follow Us