Donald Trump Siapkan Aksi Militer Atas Penggunaan Senjata Kimia Syria
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Washington, IDN Times - Amerika Serikat dan sekutunya mengecam keras atas dugaan terjadinya serangan bahan kimia di Ghouta, Wilayah Timur Syria hari Minggu kemarin.
Presiden AS, Donald Trump lewat akun Twitternya menyatakan kegeramannya atas serangan ini yang menyebabkan banyaknya korban termasuk anak-anak dan wanita.
1. Paus Fransiskus juga mengecam serangan bahan kimia ini
Selain itu Donald Trump juga mengecam Putin, Rusia dan Iran yang menjadi pendukung bagi regim Assad, yang disebutnya sebagai 'anjing' serta menuntut agar wilayah tersebut segera dibuka bagi bantuan medis dan verifikasi.
Tidak lupa Donald Trump menyatakan bahwa akan ada yang harus membayar atas tindakan ini, yang memunculkan spekulasi akan dimulainya lagi serangan sepihak oleh Amerika Serikat kepada Syria.
Kecaman serupa juga disampaikan oleh Paus Fransiskus yang menyatakan tidak ada justifikasi penggunaan persenjataan mematikan ini, untuk membunuh orang yang tidak bersalah, demikian dilansir dari South China Morning Post.
2. Prancis juga siap lakukan serangan sepihak ke Syria
Editor’s picks
Prancis telah meminta diadakannya pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB hari Senin ini untuk membahas serangan akhir pekan ini. Terdapat delapan negara yang telah bergabung dengan Prancis untuk meminta hal ini, termasuk AS dan Inggris.
Permintaan Prancis ini sejalan dengan sikap Presiden Prancis, Emmanuel Macron, yang bulan lalu menyatakan bahwa negaranya akan melakukan serangan sepihak, jika Syria menggunakan persenjataan kimia lagi, demikian dilansir dari Washington Post.
3. Pemerintah Syria dan Rusia tuduh serangan dilakukan oleh teroris
Tuduhan serangan persenjataan kimia ini dibantah keras oleh pemerintah Syria dan pendukungnya, yaitu Rusia dan Iran. Mereka bahkan mempertanyakan apakah memang terjadi serangan tersebut.
Kantor berita pemerintah Syria, SANA bahkan menuduh pemberitaan ini berasal dari 'para teroris', yang berada di ambang kehancuran setelah mendapatkan serangan dari tentara Syria.
Melalui kementerian luar negerinya disebutkan bahwa tuduhan ini merupakan sebuah sinyal konspirasi melawan pemerintah dan warga Syria, dan merupakan sebuah preteks aksi militer.
Kementerian luar negeri Rusia juga merilis pernyataan bahwa informasi mengenai serangan ini merupakan taktik yang dipergunakan untuk menutupi kegiatan teroris.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.