Yordania: Dunia Harus Setop Pembantaian Etnis di Gaza

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Yordania, Ayman Safadi, menyerukan tekanan internasional kepada Israel untuk menghentikan tindakan yang ia sebut sebagai pembantaian etnis di Gaza. Pernyataan ini disampaikan Safadi saat bertemu dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, di London.
Safadi menyoroti situasi kemanusiaan di Gaza yang semakin memburuk, dan mengingatkan bahwa kawasan tersebut berada di ambang perang regional. Pertemuan ini diadakan setelah Blinken gagal bertemu para pemimpin Timur Tengah dalam kunjungannya ke kawasan tersebut.
1. Tekanan internasional untuk Gaza
Safadi mengatakan bahwa krisis di Gaza harus segera dihentikan untuk mencegah perang yang lebih luas.
"Kami benar-benar berada di tepi perang regional saat ini. Satu-satunya jalan untuk menyelamatkan kawasan ini adalah dengan menghentikan agresi Israel di Gaza, Lebanon, dan menghentikan tindakan sepihak di Tepi Barat," kata Safadi.
Selain itu, Safadi juga mengkritik jumlah bantuan yang masuk ke Gaza, yang dinilai tidak memadai.
"Jumlah truk bantuan yang masuk tidak sesuai dengan kebutuhan yang telah disepakati oleh berbagai pihak," katanya, dikutip dari The Hindu.
Pada 13 Oktober, Blinken dan Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, telah meminta Israel untuk meningkatkan jumlah truk bantuan hingga 350 per hari, namun angka tersebut belum pernah tercapai.
Diplomat dari Yordania yang tidak disebutkan namanya mengatakan, mereka membutuhkan komitmen internasional yang lebih kuat untuk memastikan bantuan yang cukup sampai ke Gaza, dan Israel harus menepati janjinya.
2. Blinken dan harapan penyelesaian diplomatik
Blinken menyatakan harapannya agar pembicaraan damai di Gaza dapat kembali dihidupkan. Saat bertemu Perdana Menteri sementara Lebanon Najib Mikati, Blinken menekankan pentingnya penyelesaian diplomatik yang cepat.
"Kami merasakan urgensi yang nyata untuk mencapai resolusi diplomatik dan implementasi penuh Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701," kata Blinken, dikutip dari Al Jazeera.
Resolusi 1701, yang disahkan setelah perang 2006, menyerukan perlucutan senjata kelompok-kelompok non-negara di Lebanon, termasuk Hizbullah, dan penarikan penuh Israel dari negara tersebut. Namun, sampai saat ini, implementasi resolusi tersebut belum sepenuhnya tercapai.
"Kami sangat membutuhkan dukungan internasional untuk memperkuat angkatan bersenjata Lebanon agar mampu menjaga keamanan perbatasan," kata seorang pejabat Lebanon yang enggan disebutkan namanya.
3. Seruan untuk gencatan genjata segera
Di sisi lain, Mikati mendesak agar segera dilakukan gencatan senjata di perbatasan Israel dan Lebanon. Ia mengatakan bahwa prioritas pemerintah Lebanon saat ini adalah menghentikan agresi Israel dan menanggulangi krisis kemanusiaan yang ditimbulkan.
"Ada lebih dari 1,4 juta orang yang mengungsi akibat serangan ini," kata Mikati.
Mikati juga mengkritik serangan Israel terhadap warga sipil, jurnalis, dan tenaga medis, yang dinilainya sebagai pelanggaran hukum internasional.
"Kami memerlukan komitmen nyata dari Israel untuk menghentikan serangan ini dan mematuhi hukum internasional," tambah Mikati, dikutip dari The Guardian.
Seorang pengamat politik Lebanon menekankan bahwa keberhasilan upaya gencatan senjata sangat tergantung pada kesediaan Israel untuk berkomitmen pada hukum internasional dan menghormati upaya diplomasi yang sedang berjalan.