Kepala BIN: Intelijen Dunia Gambarkan 2023 Sebagai Tahun Gelap!

Kepala BIN imbau persiapkan hadapi krisis 2023

Bogor, IDN Times - Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan buka suara terkait banyaknya potensi ancaman dan krisis global yang terjadi pada 2023.

Budi mengatakan, berdasarkan penilaian intelijen dunia, 2023 digambarkan sebagai tahun yang gelap dan penuh dengan ketidakpastian.

"Foresight dari intelijen dunia menggambarkan bahwa tahun 2023 sebagai tahun yang gelap dan penuh dengan ketidakpastian istilah intelijen disebut winter is coming," kata dia saat jadi pembicara dalam acara diskusi di Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) dan Forkopimda tahun 2023, Sentul International Convention Center, Kabupaten Bogor, Selasa (17/1/2023).

Baca Juga: Bima Arya Ungkap Pesan Khusus Jokowi ke Kepala Daerah Jelang 2024

1. Banyak pihak yang menilai tahun ini dihadapkan dengan ancaman resesi

Kepala BIN: Intelijen Dunia Gambarkan 2023 Sebagai Tahun Gelap!ilustrasi resesi (IDN Times/Esti Suryani)

Selain itu, intelijen dunia juga menggambarkan tahun 2023 sebagai periode yang berpotensi adanya ancaman resesi dan inflasi. Tentu dampak dari memburuknya perekonomian dunia ini sangat mempengaruhi kesejahteraan masyarakat hingga pelosok daerah.

"Ada juga yang menggambarkan bahwa tahun 2023 adalah tahun yang dihantui oleh ancaman resesi dan inflasi yang dampaknya akan berpengaruh sampai ke daerah yang mengena dan dirasakan oleh ekonomi rumah tangga di sudut-sudut kota di kabupaten hingga ke pelosok desa," ucap Budi.

Meski demikian, Budi mengutip pandangan filsuf China, Sun Tzu yang mengatakan bahwa di tengah ketidakpastian selalu terdapat peluang. Kemudian, filsuf Romawi Sineca juga berpendapat ketika peluang bertemu dengan persiapan, maka akan terjadi kemenangan yang dahsyat.

"Oleh karenanya mari kita jadikan tahun 2023 ini yang berat ini menjadi tahun yang berkah dengan melakukan persiapan-persiapan yang lebih baik yang lebih matang yang lebih peduli terhadap masyarakat," tutur Budi.

Baca Juga: Tanggapi Capres yang Akan Diusung PDIP, Begini Kata Ganjar

2. 2023 penuh berbagai ancaman

Kepala BIN: Intelijen Dunia Gambarkan 2023 Sebagai Tahun Gelap!Ilustrasi krisis ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Budi juga menjelaskan, berdasarkan data dan informasi yang dihimpun, ada beberapa potensi ancaman dan tantangan global di tahun 2023 yang perlu menjadi perhatian kita bersama.

Salah satu yang masih jadi sorotan terkait perang Rusia dan Ukraina yang diprediksi masih akan berlangsung lama. Bahkan kondisinya diperparah dengan munculnya potensi penggunaan senjata nuklir. Tentu konflik kedua negara tersebut telah mengganggu pasokan energi dan pangan dunia. 

"Di samping itu situasi konflik geopolitik Cina dan Taiwan di Selat Taiwan juga akan semakin memprihatinkan. Karena akan mempengaruhi jalur logistik dunia, akibatnya banyak negara terpaksa harus menerapkan nasionalisme yang sempit atau langkah-langkah proteksionisme guna untuk mengamankan dan memenuhi kebutuhan dalam negerinya masing-masing," ucap dia.

Baca Juga: Mahfud MD Buka Isi Obrolan Jokowi dan Joe Biden, Isinya Soal Korupsi

3. Potensi Indonesia jadi negara importir besar

Kepala BIN: Intelijen Dunia Gambarkan 2023 Sebagai Tahun Gelap!Ilustrasi impor - (IDN Times/Aditya Pratama)

Kemudian, kata Budi, infrastruktur di negara-negara Eropa saat ini mulai cenderung banyak yang terbengkalai karena kekurangan biaya akibat inflasi.

"Contohnya di Italia telah mengalami krisis listrik dan kesulitan pangan sementara di beberapa negara di Afrika ini sangat bergantung 90 persen impor akan gandum dari Rusia dan Ukraina. Oleh karenanya saat ini mereka sedang terancam kelaparan dan kemiskinan yang ekstrem," jelas dia.

Budi lantas menegaskan, 2023 merupakan pekerjaan yang berat bagu pemerintah di Indonesia. Karena di waktu yang bersamaan, Indonesia berpotensi jadi negara importir besar komoditas pangan.

"Untuk Indonesia ada pekerjaan rumah yang sangat besar di mana Januari 2023 ini Indonesia akan menjadi negara importir atau negara importir yang besar terhadap komoditas-komoditas pangan khususnya gandum, kedelai, beras, daging, dan bawang putih," tutur dia.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya