Zelenskyy Dorong Keterlibatan Langsung Barat dalam Perang Ukraina

21 Mei 2024, 18:27 WIB

Volodymyr Zelenskyy, presiden Ukraina (twitter.com/ZelenskyyUa)

Jakarta, IDN Times – Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, pada Senin (20/5/2024) berupaya mendorong keterlibatan langsung sekutu Baratnya dalam konflik dengan Rusia. Zelenskyy mengatakan, Kiev kini membutuhkan bantuan penuh dari negara Barat untuk membendung serangan Rusia dari segala sisi.

“Sekutu Barat membutuhkan waktu terlalu lama untuk mengambil keputusan penting mengenai dukungan militer untuk Ukraina,” kata Zelenskiy dalam sebuah wawancara khusus dengan Reuters.

Seruan Zelenskyy seolah memperlihatkan peningkatan tekanan terhadap seluruh pasukan Ukraina di berbagai sisi saat ini. Zelenskyy mengatakan, situasi di medan perang saat ini adalah salah satu yang paling sulit yang ia alami sejak dimulainya invasi besar-besaran Rusia pada Februari 2022.

Pria berusia 46 tahun itu berbicara pada peringatan lima tahun pelantikannya sebagai presiden. Dia tidak ikut serta dalam pemilu karena darurat militer yang diberlakukan akibat invasi tersebut.

1. Eskalasi perang terus meningkat

Pasukan Ukraina. (Twitter.com/Defence of Ukraine)

Dalam beberapa pekan terakhir, pasukan Moskow telah melakukan serangan ke timur laut Ukraina. Pada saat yang sama, Rusia telah merebut wilayah di timur Donbas melalui pertempuran yang sengit.

Zelenskyy kembali menyerukan bantuan militer yang lebih cepat dari Amerika Serikat (AS) dan mitra lainnya. Senjata dan amunisi dari paket AS yang baru saja disahkan kini tiba di Ukraina, namun tertunda selama berbulan-bulan karena perselisihan politik internal.

“Setiap keputusan yang kami, kemudian semua orang ambil, terlambat sekitar satu tahun. Tetapi memang demikian adanya: satu langkah maju yang besar, namun sebelum itu ada dua langkah mundur. Jadi kita perlu sedikit mengubah paradigma tersebut," kata Zelenskiy.

Zelenskyy mengatakan dia ingin mitra-mitranya terlibat langsung dalam perang. Namun ia juga memahami kekhawatiran akan permusuhan dengan Rusia.

“Ini masalah kemauan. Tetapi semua orang mengatakan sebuah kata yang terdengar sama dalam setiap bahasa: semua orang takut akan eskalasi. Semua orang sudah terbiasa dengan kenyataan bahwa warga Ukraina sedang sekarat, itu bukanlah eskalasi bagi masyarakat,” tegasnya.

2. Zelenskyy minta dukungan penuh ke Barat

Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Lloyd Austin, dan Menteri Luar Negeri, Antony Blinken, saat mengunjungi Ukraina pada 24 April 2022. (Twitter.com/Menteri Pertahanan Lloyd J. Austin)

Zelenskyy kemudian mengusulkan agar angkatan bersenjata negara-negara tetangga NATO dapat mencegat rudal Rusia yang masuk ke wilayah Ukraina untuk membantu Kiev melindungi mereka.

Rusia telah menembakkan ribuan rudal dan drone ke Ukraina sejak awal konflik dan pertahanan udara merupakan prioritas bagi Kiev.

“Rusia menggunakan 300 pesawat di wilayah Ukraina. Kami membutuhkan setidaknya 120, 130 pesawat untuk melawan di angkasa,” katanya. Ukraina sedang menunggu pengiriman F-16 dari AS.

Dia mengatakan bahwa jika negara-negara Barat tidak dapat langsung memasok pesawat tersebut, mereka masih bisa menerbangkannya dari negara-negara tetangga NATO dan menembak jatuh rudal Rusia.

Pemimpin Ukraina itu juga mengatakan Kiev sedang bernegosiasi dengan mitra internasional untuk menggunakan senjata mereka untuk menyerang perangkat keras militer Rusia di perbatasan dan lebih jauh lagi di dalam wilayah Rusia.

“Sejauh ini belum ada yang positif,” katanya.

3. Rusia peringatkan keikutsertaan Barat dalam perang Ukraina

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov. (twitter.com/@RusEmbJakarta)

Dilansir The Guardian, Jumat (17/5/2024), Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Rusia telah menyoroti dukungan Barat terhadap Ukraina selama ini. Mereka memperingatkan bahwa mereka sedang bermain api dengan membiarkan Ukraina menggunakan rudal dan senjata Barat untuk menyerang Rusia.

Kemenlu melihat ada campur tangan AS dan Inggris di balik serangkaian serangan baru-baru ini. Mereka juga menyalahkan Washington dan London karena meningkatkan konflik dengan memberi wewenang kepada Ukraina untuk menggunakan roket jarak jauh dan senjata berat yang mereka pasok.

“Sekali lagi, kami ingin dengan tegas memperingatkan Washington, London, Brussels dan negara-negara Barat lainnya, serta Kiev, yang berada di bawah kendali mereka, bahwa mereka sedang bermain api. Rusia tidak akan membiarkan perambahan di wilayahnya tidak terjawab,” kata Kemenlu Rusia dalam sebuah pernyataan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.