Amerika Serikat Tegaskan Tak Akan Berperang dengan Iran 

Buntut dari serangan terhadap 3 pasukan AS di Yordania

Jakarta, IDN Times - Juru bicara Departemen Pertahanan (Dephan) Amerika Serikat (AS) mengatakan, pemerintahan Joe Biden tidak yakin Iran ingin berperang dengan AS. Washington juga sama sekali tidak menginginkan perang.

“Kami tidak menginginkan perang, namun kami akan mengambil tindakan, dan menanggapi serangan terhadap pasukan kami,” kata juru bicara Sabrina Singh, Senin (29/1/2024), dilansir Middle East Eye.

Singh mengatakan, serangan terbaru terhadap pasukan AS, yang menewaskan tiga tentara di Yordania, memiliki jejak Kataib Hizbullah yang didukung Iran, sebuah kelompok paramiliter di Irak.

1. AS siapkan respons untuk pihak yang terlibat

Amerika Serikat Tegaskan Tak Akan Berperang dengan Iran Ilustrasi bendera Amerika Serikat (pixabay.com/Michael Luenen)

Sebelumnya, serangan pesawat tak berawak bunuh diri pada Minggu (28/1/2024) menewaskan tiga tentara AS dan melukai sedikitnya 34 lainnya di Tower 22, sebuah instalasi militer terpencil di Yordania dekat perbatasan Suriah dan Irak. Sebuah kelompok yang menamakan dirinya Perlawanan Islam di Irak (IRI) mengaku bertanggung jawab.

Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengemukakan kemungkinan bahwa tanggapan AS terhadap serangan yang menewaskan tiga tentara AS itu dapat diperpanjang dan dilakukan secara bertahap.

“Kami akan merespons, dan respons itu bisa dilakukan secara bertingkat, dilakukan secara bertahap, dan dipertahankan seiring berjalannya waktu,” kata diplomat top AS itu, dilansir Anadolu Agency.

Blinken menegaskan bakal merespons setiap agresi yang dilakukan terhadap pasukannya. Washington akan meminta pertanggungjawaban pihak-pihak yang terlibat.

Baca Juga: Iran Bantah Ikut Serang Pasukan AS di Perbatasan Yordania-Suriah

2. Serangan terparah sejak meletusnya konflik Gaza

Amerika Serikat Tegaskan Tak Akan Berperang dengan Iran Pasukan militer AS di Suriah bersama pasukan Koalisi bentukan, Syria Defense Force. (twitter.com/@cmoc_sdf)

IRI diduga kuat disokong oleh Iran. Serangannya pada wilayah tersebut menjadi yang pertama dan terparah sejak meletusnya konflik Gaza pada 7 Oktober lalu.

Di tengah meningkatnya ketegangan regional, Blinken mengatakan kawasan ini tidak lebih berbahaya dari beberapa dekade lalu.

“Saya berpendapat bahwa kita belum pernah melihat situasi berbahaya seperti yang kita hadapi saat ini di kawasan ini setidaknya sejak tahun 1973. Dan bisa dibilang, bahkan sebelum itu, dan itulah lingkungan tempat kita beroperasi,” ungkapnya dengan merujuk Perang Yom Kippur.

Investigasi lebih lanjut terkait kematian tiga pasukan tersebut masih terus berlanjut. Pentagon berulang kali menegaskan bahwa pihaknya tidak akan menyatakan perang ataupun melakukan operasi terhadap Iran.

3. Hamas kaitkan dengan konflik Gaza

Amerika Serikat Tegaskan Tak Akan Berperang dengan Iran Ilustrasi pasukan Hamas (mfa.gov.il/Israel Ministry of Foreign Affairs)

Sementara itu, seorang pejabat senior Hamas mengaitkan serangan tersebut dengan peran AS yang terus mendukung Israel dalam serangannya ke Jalur Gaza.

"Pembunuhan tiga tentara AS ini merupakan pesan kepada pemerintah AS, jika serangan ke warga Gaza tidak dihentikan, maka akan menerima akibatnya," ujar seorang pejabat Hamas tersebut.

Baca Juga: Netanyahu Bantah Bakal Tukar Tahanan dengan Hamas

Zidan Patrio Photo Verified Writer Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya