Israel Akan Batasi Akses Masuk ke Masjid Al Aqsa selama Ramadan

Berlaku bagi warga Palestina usia 70 tahun ke bawah

Jakarta, IDN Times – Anggota kabinet perang Israel, Benny Gantz, mengungkapkan pembatasan akses terhadap Masjid Al-Aqsa selama bulan Ramadan akan kembali diberlakukan. Tujuannya adalah menjaga keamanan.

“Pasukan keamanan akan menyelesaikan rekomendasi mereka sesuai dengan penilaian situasi terkini dan selanjutnya akan disampaikan kepada eselon politik untuk pengambilan keputusan,” tulis Gantz di X, dilansir Al Jazeera, Senin (19/2/2024).

Sebelumnya, outlet berita Israel Channel 13 melaporkan bahwa Netanyahu telah menerima proposal Itamar Ben Gvir, Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel, untuk membatasi jumlah warga Palestina yang memasuki Masjid Al-Aqsa selama bulan suci Ramadan.

Larangan diberlakukan terhadap warga Palestina yang berusia di bawah 70 tahun. Ben Gvir menyerukan larangan tersebut dimulai pada 10 Maret.

1. Memicu konflik

Israel Akan Batasi Akses Masuk ke Masjid Al Aqsa selama RamadanSeorang pria membawa bendera Palestina di tengah asap hitam. (pixabay.com/Hosny_Salah)

Usulan tersebut ditentang oleh Dinas Keamanan Israel, Shin Bet. Mereka lebih merekomendasikan akses tidak terbatas bagi jemaah Palestina.

Selama diskusi antar lembaga pemerintah, para pejabat keamanan mengkhawatirkan tindakan ini akan kembali meningkatkan ketegangan di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.

Pada 2021, konflik antara Israel dan Hamas dipicu oleh serangan di Masjid Al-Aqsa selama Ramadan. Hamas saat itu meminta Israel untuk menarik pasukannya sebelum akhirnya meluncurkan roket dari Gaza ke Israel.

Baca Juga: Israel Tetap Bakal Serang Rafah dari Darat

2. Memperparah situasi

Israel Akan Batasi Akses Masuk ke Masjid Al Aqsa selama RamadanMiliter Israel atau Israel Defence Force. (twitter.com/@IDFSpokesperson)

Dilansir Middle East Eye, rencana Israel dikhawatirkan akan memperparah situasi konflik di Gaza saat ini. serangan terhadap Rafah di selatan Gaza menjelang Ramadan juga dapat memicu kerusuhan.

Upaya untuk menghentikan serangan Israel yang telah berlangsung selama empat bulan di Jalur Gaza telah dipersulit oleh rencana Israel untuk melancarkan operasi militer di kota Rafah.

Prospek untuk gencatan senjata sebelum Ramadan juga semakin meredup pada Minggu, ketika mediator Qatar mengatakan bahwa perundingan gencatan senjata terpisah telah menemui jalan buntu.

Sementara, Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa mereka akan memveto pemungutan suara di Dewan Keamanan PBB mengenai gencatan senjata di Gaza.

3. Korban di Gaza terus bertambah

Israel Akan Batasi Akses Masuk ke Masjid Al Aqsa selama RamadanAnak-anak di Gaza. (twitter.com/@UNICEF)

Sementara itu, jumlah korban akibat serangan Israel di Jalur Gaza terus meningkat. Jumlah korban tewas sejak 7 Oktober menjadi 28.858, kata Kementerian Kesehatan Gaza dilansir Anadolu, Minggu (18/2/2024).

“Serangan Israel juga telah melukai 68.677 orang. Banyak orang masih terjebak di bawah reruntuhan dan di jalan karena tim penyelamat tidak dapat menjangkau mereka,” kata Kementerian dalam sebuah pernyataan.

Mayoritas korban merupakan perempuan dan anak-anak. Selain itu, pengeboman tentara Israel telah menghancurkan 70 ribu rumah sepenuhnya, sementara 290 ribu rumah rusak dan kini tidak dapat dihuni.

Baca Juga: Menlu Retno Akan Sampaikan Sikap Indonesia soal Israel di Sidang ICJ

Zidan Patrio Photo Verified Writer Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya