Malaysia Larang Junta Militer Myanmar Ikut Pertemuan Internasional  

Aksi eksekusi Junta disebut mengolok-olok 5 poin konsensus

Jakarta, IDN Times – Menteri Luar Negeri (Menlu) Malaysia, Saifuddin Abdullah, pada Selasa (26/7/2022) mengatakan, negaranya memutuskan bahwa Myanmar tidak boleh mengirim perwakilan politik ke pertemuan tingkat menteri internasional manapun.

“Sebelumnya, sikap Malaysia adalah agar Myanmar tidak diundang untuk mengirim perwakilan politik ke semua KTT ASEAN karena kami tidak melihat kemajuan yang jelas dari 5 poin konsensus,” kata Saifuddin, dikutip dari Kantor Berita Malaysia BERNAMA.

Ia mengatakan, keputusan itu dibuat dalam rapat kabinet Jumat lalu dengan alasan bahwa pemerintah Malaysia serius dalam masalah perwakilan politik Myanmar.

1. Malaysia sebut junta mengolok-olok 5 poin konsensus 

Malaysia Larang Junta Militer Myanmar Ikut Pertemuan Internasional  Menteri Luar Negeri Malaysia, Saifuddin Abdullah (twitter.com/Rockefeller College)

Pernyataan Saifuddin pada Selasa tidak lepas dari respons Malaysia terhadap aksi eksekusi 4 aktivis pro-demokrasi yang dilakukan junta Myanmar baru-baru ini. Malaysia mengutuk tindakan itu, dan dianggap mengolok-olok lima poin konsensus terkait situasi di Myanmar.

Ia juga mempertanyakan waktu eksekusi yang terjadi seminggu sebelum pertemuan ASEAN, yang kembali mendorong Myanmar untuk mematuhi lima poin konsensus tersebut pada tahun lalu.

"Kami melihat (eksekusi) seolah-olah junta mengolok-olok konsensus lima poin, dan saya pikir kami benar-benar harus melihat ini dengan sangat-sangat serius," kata Saifuddin dalam konferensi pers, dilansir Reuters.

"Kami berharap telah melihat eksekusi terakhir dan kami akan mencoba menggunakan saluran apapun yang kami bisa untuk mencoba dan memastikan bahwa ini tidak akan terjadi lagi," tambah dia.

Baca Juga: Ini Pembelaan Junta Militer Myanmar soal Eksekusi Mati 4 Aktivis

2. Respons ASEAN terhadap eksekusi

Malaysia Larang Junta Militer Myanmar Ikut Pertemuan Internasional  Logo ASEAN. (Dok. Wikipedia)

ASEAN mengaku sangat terganggu dengan kabar eksekusi empat aktivis itu. Mereka adalah eks anggota parlemen Phyo Zeya Thaw, penulis dan aktivis Ko Jimmy, Hla Myo Aung, dan Aung Thura Zaw.

Sebelum dieksekusi, mereka telah ditahan terlebih dahulu dan menghadapi persidangan tertutup, serta tak transparan. Mereka berempat juga merupakan loyalis dari Aung San Suu Kyi, pemimpin de facto Myanmar yang digulingkan saat kudeta, 1 Februari 2021.

“Sementara kompleksitas krisis dapat dirasakan di seluruh penjuru Myanmar, ASEAN secara keseluruhan telah menyerukan agar junta menahan diri sepenuhnya,” kata pernyataan dari Kamboja, Ketua ASEAN tahun ini, dilansir Channel News Asia.

3. Malaysia akan upayakan implementasi rencana perdamaian  

Malaysia Larang Junta Militer Myanmar Ikut Pertemuan Internasional  Bendera negara-negara anggota ASEAN (aseanbriefing.com)

Saifuddin juga menambahakan, Malaysia akan berusaha menghadirkan kerangka kerja untuk implementasi rencana perdamaian pada pertemuan ASEAN mendatang.

Rencana perdamaian disebut Saifuddin harus melibatkan pihak Pemerintah Persatuan Nasional Myanmar (NUG) dan Dewan Konsultatif Persatuan Nasional (NUCC).

Junta Myanmar telah berulang kali meminta negara-negara untuk tidak terlibat dengan NUG, yang terdiri dari anggota pemerintahan yang digulingkan dan lawan militer lainnya yang disebut junta sebagai teroris.

Pada Mei, Saifuddin bertemu rekannya dari NUG di sela-sela pertemuan puncak di Amerika Serikat, dalam keterlibatan terbuka pertama kelompok itu dengan negara Asia Tenggara.

Baca Juga: Menlu Singapura: Eksekusi Mati Aktivis Myanmar Sebuah Kemunduran Besar

Zidan Patrio Photo Verified Writer Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya