PM Israel: Terlalu Dini untuk Capai Kesepakatan dengan Hamas

Israel justru terus meningkatkan rekrutmen militernya

Jakarta, IDN Times – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengungkap bahwa terlalu dini untuk mencapai kesepakatan pertukaran tahanan dengan Hamas. Ia menuntut untuk meminta daftar nama tawanan terlebih dahulu sebelum akhirnya keduanya sepakat untuk adakan pertukaran tahanan.

“Saya tidak dapat membuat komitmen mengenai pencapaian kesepakatan saat ini. Israel tidak akan menghentikan perang melawan Hamas,” katanya, dilansir Anadolu, Kamis (29/2/2024).

PM Israel tersebut justru kemudian berupaya meningkatkan rekrutmen militer dan mengesahkan undang-undang untuk mendukung militer.

Baca Juga: Biden: Israel Setuju Setop Serangan Selama Ramadan 

1. Para mediator kembali bertemu membahas upaya damai

PM Israel: Terlalu Dini untuk Capai Kesepakatan dengan HamasPresiden Amerika Serikat, Joe Biden (twitter.com/President Biden)

Kelompok Hamas Palestina, yang diyakini masih menyandera lebih dari 130 warga Israel, Mereka menuntut diakhirinya serangan Israel di Gaza sebagai imbalan atas kesepakatan penyanderaan.

Pada Kamis, para mediator yang terdiri dari Amerika Serikat (AS), Mesir, dan Qatar kembali mengadakan diskusi untuk upaya gencatan senjata, pertukaran tahanan, dan bantuan kemanusiaan. Namun belum ada hasil yang signifikan sejauh ini.

Sebelumnya pada Senin, Presiden AS Joe Biden mengatakan Israel akan menghentikan perangnya selama bulan suci ramadan jika kesepakatan kedua pihak tercapai.

Kesepakatan sebelumnya pada November 2023 mencakup pembebasan 81 warga Israel dan 24 warga asing dengan imbalan 240 warga Palestina, termasuk 71 wanita dan 169 anak-anak.

2. Pengunjuk rasa di Israel serukan setop perang

Sementara itu, dari dalam Israel seruan untuk diakhirinya perang juga mengemuka. Kelompok Israel Standing Together menyinggung terkait kekejian yang dilakukan oleh pasukan Israel ketika warga Palestina sedang menunggu bantuan kemanusiaan.

“Kami tidak ingin ada pemakaman lagi, negara-negara ingin hidup!” teriak para pemrotes tersebut, dilansir Al Jazeera.

“Di Gaza hari ini lebih dari seratus orang terbunuh dalam antrean untuk mendapatkan tepung dan makanan. Perang dan pembunuhan terhadap orang-orang yang kelaparan dan tidak bersalah tidak memberi kita keamanan, mereka hanya melahirkan lebih banyak penderitaan, lebih banyak kebencian,” kata kelompok tersebut dalam sebuah postingan di media sosial.

Kelompok anti perang tersebut menyebutkan bahwa perang pada akhirnya hanya akan menimbulkan banyak penderitaan dan kemelaraan bagi banyak orang.

Baca Juga: AS Veto Dewan Keamanan PBB Lagi soal Penembakan Massal Israel di Gaza 

3. Lebih dari 30 ribu warga Gaza tewas akibat perang

PM Israel: Terlalu Dini untuk Capai Kesepakatan dengan HamasAnak-anak di Gaza. (twitter.com/@UNICEF)

Israel telah melancarkan serangan militer mematikan di Jalur Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Setidaknya 30.035 warga Palestina telah terbunuh dan 70.457 lainnya terluka di tengah kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.

Israel juga memberlakukan blokade yang melumpuhkan Jalur Gaza, yang menyebabkan penduduknya, khususnya penduduk Gaza utara, berada di ambang kelaparan.

Perang Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan. Sementara 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak dan hancur.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Keputusan sementara pada bulan Januari memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida dan mengambil tindakan untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.

Baca Juga: Sekjen PBB Serukan Penyelidikan Independen Pembunuhan Massal di Gaza

Zidan Patrio Photo Verified Writer Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya