23 Agustus Hari Internasional Mengenang Perdagangan Budak

Berawal dari pemberontakan Haiti 1791

Hari Internasional untuk Mengenang Perdagangan Budak dan Penghapusannya diperingati setiap tanggal 2 Desember. Peringatan ini mengacu pada pemberontakan terhadap sistem perbudakan untuk mendapatkan kebebasan yang terjadi di Haiti pada 22-23 Agustus 1791.

Gerakan tersebut bernama "Revolusi Haiti". Kejadian yang terjadi di Haiti ini menjadi inti peristiwa dari peringatan Hari Internasional untuk Mengenang Perdagangan Budak dan Penghapusannya atau yang biasa disebut dengan atau International Day for the Remembrance of the Slave Trade and Its Abolition.

Perbudakan manusia dalam bentuk apapun tentunya ditentang secara tegas dalam Deklarasi HAM Internasional karena tidak sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan. Ingin mengetahui lebih lanjut sejarahnya? Simak penjelasan berikut.

Baca Juga: Hari Internasional Penghapusan Perbudakan, Begini Kondisi di Indonesia

1. Diawali pemberontakan 22-23 Agustus 1971 di Santo Domingo

23 Agustus Hari Internasional Mengenang Perdagangan BudakIlustrasi perbudakan. (Pixabay.com/PublicDomainPictures)

Peringatan  ini dilatarbelakangi oleh pemberontakan di Santo Domingo pada 22-23 Agustus 1791 yang sekarang menjadi Haiti dan Republik Dominika. Pemberontakan ini menjadi peristiwa penting dalam penghapusan perdagangan budak.

Pemberontakan yang ada di Santo Domingo tersebut telah melemahkan sistem kolonial Karibia, sehingga berujung pada penghapusan perbudakan. Kejadian tersebut menjadi awal kehancuran sistem perbudakan, meskipun praktiknya masih berlangsung hingga abad ke-19.

2. Banyaknya budak lokal dan regional di beberapa belahan dunia

23 Agustus Hari Internasional Mengenang Perdagangan Budakilustrasi perbudakan (dok. Britannica)

Sistem perbudakan terjadi selama kurang lebih 366 tahun di berbagai belahan dunia, mulai dari Eropa, Afrika, dan Amerika. Sebanyak 12,5 juta orang Afrika menjadi budak dengan tujuan Eropa dan Amerika.

Para tawanan Afrika dipaksa untuk memenuhi kebutuhan investor, pedagang, dan penanam Eropa dan Amerika demi kepentingan pedagang dan pemimpin Afrika. Kepentingan ini disebut juga dengan "The Slaves Route".

Pada masa perbudakan tersebut, Salvador da Bahia mendirikan sirkuit Atlantik atau jalur perdagangan budak yang bekerja untuk memasok perkebunan komersial, tambang, atau pabrik di Amerika. Mereka memindahkan tawanan hingga ke pedalaman Afrika dan pesisir.

Setelah itu, para tawanan ini diangkut ke Amerika untuk diperjualbelikan di pasar sekunder yang menjadikan mereka budak berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun.

3. Peringatan Hari Internasional Mengenang Perdagangan Budak dan Penghapusannya

23 Agustus Hari Internasional Mengenang Perdagangan Budakilustrasi perbudakan (dok. Britannica)

Peringatan Hari Internasional untuk Mengenang Perdagangan Budak dan Penghapusannya pertama kali diadakan pada tahun 1998 di Haiti dan Senegal, sebagai negara yang terdampak praktik perbudakan. Peringatan ini ditetapkan melalui Surat Edaran CL/3494 UNESCO.

Perdagangan budak, termasuk perbudakan manusia ini ditentang secara tegas karena tidak sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan. Direktur Jenderal UNESCO mengajak menteri kebudayaan dari semua negara anggota untuk menyelenggarakan acara ini setiap tahunnya.

Ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan seperti seminar atau festival kebudayaan. Semua bisa dimeriahkan sesuai tema masing-masing negara.

Itu dia sejarah cukup pelik dari Hari Internasional Mengenang Perdagangan Budak dan Penghapusannya. Perdagangan budak masih saja terjadi di wilayah di berbagai belahan dunia dan tidak diperlakukan secara manusiawi. Dengan adanya peringatan ini, semoga bentuk perbudakan apa pun bisa benar-benar dihapuskan.

Baca Juga: Komnas HAM: Bupati Langkat Lakukan Perbudakan dan Perdagangan Orang

Topik:

  • Zihan Berliana Ram Ghani
  • Langgeng Irma Salugiasih
  • Stella Azasya

Berita Terkini Lainnya