[OP-ED] Divonis Namun Bukan Finis

#IDNviral Vonis Ahok bukan akhir segalanya. Ahok tetap bebas, inspirasi hidupnya semakin luas.

Pasca vonis yang diberikan kepada Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), terpidana kasus penistaan agama banyak kalangan kecewa dengan keputusan tersebut. Air mata duka dan kekecewaan banyak tertumpah di negri ini terlebih melihat fakta betapa keadilan dan persatuan di bumi pertiwi ini semakin lemah. Bersedih boleh, kecewa wajar saja. Namun jangan biarkan hal itu berlarut-larut. Percayalah ada hikmah di balik semua ini. Vonis ahok bukanlah finish. Seorang Ahok bukanlah tipe pemimpin yang dapat dihentikan dengan jeruji besi. Tubuhnya boleh ditahan namun ide, jiwa dan perjuangannya tetap bebas.

Kebebasan bukan hanya berbicara mengenai bebas pergi kemana saja, bebas melakukan apa saja. Namun bebas itu berarti ketika seseorang bisa melakukan kebenaran. Seseorang yang senantiasa melakukan hal benar bahkan berani mati demi menegakkan kebenaran sejatinya adalah seorang yang benar-benar bebas.  Karena bebas dari rasa takut, bebas dari keangkuhan, bebas dari kecurangan, bebas dari keserakahan itulah yang membuat seorang Ahok terus berani melakukan hal benar, tidak takut sekalipun banyak yang melawan dan memusuhi. Bahkan  respon yang diberikan beliau tetap baik di tengah kondisi  kurang baik yang dihadapi. Ahok sungguh-sungguh seorang yang bebas.  Seperti definisi kebebasan yang diungkapkan Peter Marshall: "Semoga kita berpikir tentang kebebasan, bukan sebagai hak untuk melakukan seperti apa yang dapat kita lakukan, tetapi sebagai kesempatan untuk melakukan apa yang benar." 

Ketimbang kita berlarut-larut dalam kesedihan dan kekecewaan karena ditinggal seorang pemimpin saat kita sedang sayang-sayangnya, lebih baik kita move on. Move on dari kesedihan kita, dan lebih memilih untuk belajar dari seorang Ahok. Toh Pak Ahok tetap di hati setiap kita. Inspirasi dan teladan yang beliau tunjukkan tetap hidup di dalam hati kita. Pak Ahok masih bebas karena terus menginspirasi dan membawa perubahan dalam hidup banyak orang. Pengaruh dan inspirasi hidupnya tidak bisa ditahan dengan jeruji besi sekalipun.

Mari belajar dari seorang Ahok, menjadi pribadi yang jujur, berani melakukan dan menegakkan kebenaran. Satu orang Ahok tidak cukup untuk mengubah Indonesia. Negri kita membutuhkan lebih banyak Ahok. Sampai kapan kita hanya menonton dan membicarakan tentang Ahok? Mari teladani hidupnya dan menjadi “Ahok-Ahok” selanjutnya mulai dari di mana kita tinggal. Mulai dari hal-hal kecil yang kita lakukan, lakukanlah hal-hal yang benar, jauhi kecurangan. Mulai dari hidup kita sendiri, tingkatkan kualitas diri, karakter dan perilaku kita. Tidak hanya sibuk mengurusi hidup sendiri namun mulai berpikir untuk menjadi dan membawa pengaruh baik di manapun kita berada.  Sudah saatnya untuk kita tidak hanya jadi penonton, tapi jadi pemain. Mari ikut memberi kontribusi bagi kemajuan dan keutuhan negri kita ini. Jangan berkecil hati, tidak ada kontribusi yang terlalu kecil jika kita lakukan bersama-sama demi Indonesia satu, Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika! 

Ardita_Dita Photo Writer Ardita_Dita

Writing is another way to bless people and to be impact..

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yogie Fadila

Berita Terkini Lainnya