Optimalisasi Karya Sastra Sebagai Landasan Karakter Bangsa

Karya sastra mengandung nilai keindahan dan keelokan

Peran sastra dalam pembentukan karakter bangsa tidak semata-mata didasarkan pada nilai-nilai yang dikandungnya. Banyak orang beranggapan bahwa ketika berbicara tentang sastra, membaca adalah hal pertama yang terlintas dalam pikiran, dan bahwa sastra itu membosankan karena kebiasaan membaca yang menurun tajam dan kurangnya apresiasi terhadap karya sastra di zaman modern yang semakin meningkat. Sastra memegang peranan yang sangat penting terhadap karya bangsa dan pembentukan karakter bangsa Indonesia yang harus kita kembangkan.

Karya sastra yang mengandung estetika merupakan sastra yang mengandung nilai keindahan, keelokan, kenikmatan, dan keadaan yang dimungkinkan oleh segala unsur yang terdapat di dalam karya sastra. Dengan nilai estetika yang termuat dalam sastra tersebut, diharapkan karakter bangsa yang terbentuk adalah insan Indonesia yang memiliki rasa keindahan, keanggunan dalam berpikir, berkata, dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari. Lalu, mengapa sastra disebut sebagai pembentuk karakter bangsa?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), karakter berarti sifat-sifat kejiwaan, moral, atau budi pekerti. Karakter dapat diartikan sebagai kepribadian, temperamen atau perilaku yang selalu dilakukan, atau kebiasaan. Hal ini terlihat dari berbagai pemberitaan media tentang kejatuhan moral. Dalam mengatasi hal tersebut, lahirlah ide untuk memperkuat pendidikan karakter yang dapat dilakukan melalui berbagai media termasuk sastra.

Pembelajaran sastra yang bermakna karakter menekankan pentingnya menjadikan pendidikan sastra sebagai sarana untuk membentuk karakter bangsa. Sastra diperlakukan sebagai media atau sarana pendidikan psikologi dalam membentuk karakter bangsa ini. Sastra dan karakter bangsa saling mempengaruhi. Dengan kata lain, sastra memiliki potensi besar untuk mengubah masyarakat, termasuk perubahan kepribadian. Sastra dapat membangunkan negara menjadi lebih baik, meningkatkan kecintaan terhadap tanah air, dan memotivasi kekuatan moralnya untuk mengubah situasi sosial budaya.

Dengan membaca, mendengarkan, dan memurnikan pikiran kita, kita dapat memahami karya sastra secara kritis, melihatnya lebih luas, dan memahami serta memanfaatkan tema dan pesan yang dikandungnya. Oleh karena itu, dengan membaca dan menggali karya sastra, kita dapat mengembangkan kepekaan kita dan menciptakan karakter yang baik.

Baca Juga: [OPINI] Benarkah Tidak Ada Hidup yang Bermakna?

Astri Pangesti Photo Writer Astri Pangesti

Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya