Mewujudkan Peran Pemuda dalam Berpikir Kritis Terhadap Kapitalisme

Perkembangan teknologi dan kaitannya dengan kapitalisme

Perkembangan teknologi yang terjadi saat ini mempengaruhi segala aspek kehidupan ekonomi, sosial, politik, pendidikan, kesehatan, serta budaya secara masif. Adanya perkembangan teknologi menimbulkan transisi dalam kehidupan masyarakat yaitu terdapat peralihan dari penggunaan media yang lebih sederhana atau konvensional menjadi penggunaan teknologi dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat. Bila dilihat secara garis besar yang menciptakan dan mengembangkan teknologi saat ini adalah mereka yang memiliki modal atau kapital sebagai kapitalis yang melakukan kegiatan penawaran dalam pasar dengan persaingan kompetitif  sehingga para kapitalis tersebut diharapkan dapat melakukan inovasi dalam produksinya sedangkan sebagian masyarakat yang menjadi konsumen kian lama harus mengikuti arus percepatan perkembangan teknologi tersebut dengan cara meningkatkan sumber daya manusia melalui pendidikan agar mereka dapat menggunakan teknologi tersebut untuk memenuhi kebutuhannya.

Hal ini menjadi perhatian penting sekaligus tantangan yang akan dihadapi oleh masyarakat. Jika di refleksikan secara kritis fenomena yang terjadi tersebut menimbulkan salah satu dampak negatif yaitu terjadi pengurangan penyerapan tenaga kerja dan bahkan PHK dari beberapa perusahaan karena beberapa pekerjaan yang sebelumnya dilakukan oleh manusia digantikan oleh teknologi. Hal tersebut menjadi perhatian penting dikarenakan adanya penindasan terhadap mereka yang tidak mampu menggunakan teknologi tersebut. Fenomena tersebut dapat meningkatkan jumlah angka pengangguran, kesenjangan sosial antar kelas dan  menurunnya kesejahteraan masyarakat.

Menurut KBBI, pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik. Kondisi pendidikan saat ini tentu sangat berkaitan dengan proses perkembangan teknologi yang begitu pesat yang mempengaruhi segala bidang kehidupan manusia meliputi ekonomi , sosial, politik, pendidikan, kesehatan dan budaya sehingga menjadi hal yang penting bagi peradaban kehidupan manusia. Perkembangan teknologi menjadi perhatian para pelaku industri agar pekerjaan yang dilakukan dapat berlangsung lebih efektif dan efisien. Disisi lain perkembangan teknologi memiliki dampak negatif bagi masyarakat yang tidak mampu menghadapi perkembangan teknologi dan perusakan lingkungan yang terjadi kian lama semakin besar dikarenakan kebutuhan lahan untuk industri yang cukup besar.  

Namun produktivitas pekerja Indonesia pada tahun 2018 dianggap belum maksimal. Di antara negara Asean, Indonesia menempati peringkat keempat di bawah Singapura, Malaysia dan Thailand. Padahal, sebagai negara dengan penduduk terbanyak di Asia Tenggara, semestinya Indonesia bisa memanfaatkan hal tersebut sebagai kekuatan dalam pembangunan. Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Imelda Freddy mengatakan, salah satu penyebab rendahnya produktivitas pekerja Indonesia karena penguasaan bahasa asing yang terbatas. Komunikasi secara verbal maupun non-verbal dalam dunia kerja kini sudah tidak dapat dilepaskan dari bahasa asing. Saat ini banyak alat atau mesin pabrik yang petunjuk pengoperasiannya menggunakan bahasa asing. Ketidakmampuan ini dapat menjadi penghambat bagi pekerja Indonesia untuk bekerja secara cepat dan efisien.

Hal ini membuktikan bahwa para pekerja masih membutuhkan pelatihan namun beberapa perusahaan cenderung mengabaikan hal tersebut karena pelatihan membutuhkan waktu tambahan sehingga perusahaan tersebut mendatangkan tenaga kerja asing yang memang memiliki kompetensi dalam mengoperasikan alat tersebut.

Kapitalisme atau Kapital adalah sistem ekonomi di mana perdagangan, industri dan alat-alat produksi dikendalikan oleh pemilik swasta dengan tujuan memperoleh keuntungan dalam ekonomi pasar. Pemilik modal dalam melakukan usahanya berusaha untuk meraih keuntungan yang banyak. Pendidikan saat ini telah mengalami kemajuan yang mendekati kapitalisme serta kemunduran di dalam nalar berpikir kritis dan belum progresif serta belum maksimal di dalam hal non epistemik.  Salah satu tokoh dengan teori yang sangat berkaitan erat dengan literasi yang digunakan dalam pendidikan di Indonesia yaitu teori model pertumbuhan ekonomi yang dikemukakan oleh bapak kapitalisme Adam Smith yaitu mengelola perekonomian suatu negara dengan cara melaksanakan persaingan yang bebas campur tangan dari pemerintah. Disertai dengan adanya pembagian kerja dan pengalokasian sumber daya manusia yang dilakukan secara efisien. Dalam salah satu pandangannya menyatakan bahwa pembagian kerja akan meningkatkan produktivitas kerja akibat adanya keterampilan dan penemuan mesin yang hemat tenaga kerja.

 Melalui teori tersebut dapat diketahui bahwa upaya untuk membentuk suatu individu kapitalis yang mengutamakan efektivitas & efisiensi serta peningkatan keuntungan melalui produktivitas dengan mengubah tatanan sistem pembagian kerja telah diajarkan melalui pendidikan di Indonesia hal ini berkaitan dengan pernyataan Louis Althusser (1971), bahwa peran utama pendidikan dalam masyarakat kapitalis adalah reproduksi dari tenaga kerja yang efisien dan patuh. Althusser juga mengatakan bahwa ideologi dalam masyarakat kapitalis merupakan alat untuk kontrol sosial. Hal ini dicapai melalui sekolah, dimana transmisi ideologi kapitalisme hanya dan wajar terjadi di institusi pendidikan. Tidak heran jika institusi pendidikan pada era kekinian mengajarkan murid untuk bersaing dengan sesama murid lainnya jika mereka ingin menjadi lebih baik. Institusi pendidikan juga menjadi tempat untuk melatih pekerja di masa depan agar tunduk pada otoritas, khususnya otoritas kapital. Di sini pendidikan menampakkan wujudnya sebagai aparatur negara ideologis, yang mengekalkan hegemoni kapital atas rakyat pekerja (relasi kuasa ideologi).

Bowles & Gintis, Giroux dan Freire beserta beberapa pemikir lainnya seperti sosiolog Pierre Bordieu dan sosiolog pendidikan Michael Apple, telah berusaha secara kritis membahas mengenai pendidikan sebagai alat reproduksi sosial dan kontrol sosial. Mereka tidak hanya berbicara mengenai sistem pendidikan yang berusaha menghasilkan individu kapitalis, tetapi lebih dari itu, bagaimana pendidikan melalui kekuasaan yang dominan juga mereproduksi dan memperdalam ketimpangan sosial. Pendidikan yang dilihat dan diharapkan banyak orang sebagai jalur emansipasi mereka, terutama bagi mereka yang berasal dari kelas bawah, pada akhirnya tidak mampu membawa mereka keluar dari keadaan terpuruk dan tertindas mereka. Bahkan, dalam banyak hal, pendidikan hanya mengembalikan mereka ke posisi sosio-ekonomi semula. Hal ini tentu membuktikan reduksi terhadap kecerdasan dan moral baik bagi pekerja maupun masyarakat.

Saat ini masyarakat Indonesia sedang diperhadapkan dengan Industri 4.0 yang memiliki relevansi dengan kapitalisme  yang menjajaki sektor industri. Industri 4.0 adalah nama tren otomasi dan pertukaran data terkini dalam teknologi pabrik. Istilah ini mencakup sistem siber-fisik, komputasi awan, dan komputasi kognitif. Industri 4.0 menghasilkan "pabrik cerdas". Di dalam pabrik cerdas berstruktur moduler, sistem siber-fisik mengawasi proses fisik, menciptakan salinan dunia fisik secara virtual, dan membuat keputusan yang tidak terpusat. Lewat Internet untuk segala (IoT), sistem siber-fisik berkomunikasi dan bekerja sama dengan satu sama lain dan manusia secara bersamaan. Lewat komputasi awan, layanan internal dan lintas organisasi disediakan dan dimanfaatkan oleh berbagai pihak di dalam rantai nilai.

Oleh karena itu peran pemuda yang sangat strategis dalam melakukan perubahan terutama di dalam dunia pendidikan sangatlah penting. Pemuda yang termasuk dalam kaum intelektual muda yaitu mahasiswa tentu sangat diharapkan tidak hanya memberikan kontribusi bagi dirinya sendiri tetapi bagi masyarakat dan negara. Menurut saya, hal tersebut dapat dimulai  dengan pembentukan Asosiasi Pemuda Peduli Masyarakat Kecil sebagai alat perjuangan untuk membawa perubahan yang beranggotakan pemuda yang bertujuan untuk membantu masyarakat terutama masyarakat kecil dalam menghadapi tantangan di Era Industri 4.0. Terdapat beberapa hal yang akan menjadi kegiatan dalam asosiasi tersebut yaitu :

Pertama, melakukan diskusi sebagai salah satu wadah dalam bertukar pikiran antara pemuda dan masyarakat kecil yang membutuhkan bantuan.

Kedua, menanamkan prinsip kepada pemuda dan masyarakat agar tidak hanya menjadi pencari kerja (job seeker) tetapi menjadi pencipta lapangan kerja (job creator).

Ketiga, melakukan kegiatan penggalangan dana melalui wirausaha yang dilakukan oleh pemuda sebagai media pembelajaran dan dana operasional bagi kegiatan organisasi.

 Keempat, melakukan kajian terhadap isu kontemporer yang berkaitan dengan kondisi ekonomi, sosial, politik, kesehatan, budaya, pendidikan.

Kelima, melakukan penyampaian aspirasi kepada pemerintah yang diperoleh dari masyarakat kecil maupun kegiatan diskusi internal sebagai bentuk kepedulian kepada masyarkat kecil.

Keenam, meningkatkan budaya literasi melalui pengadaan kegiatan lapak buku yang bertujuan dalam menambah wawasan internal maupun masyarakat yang membutuhkan.

Baca Juga: [OPINI] Film Keluarga Cemara & Kapitalisme yang Tak Mau Disalahkan

Ben Habel J.J.H. Sihombing Photo Writer Ben Habel J.J.H. Sihombing

Mahasiswa Administrasi Publik Universitas Brawijaya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya