[OPINI] Kebaikan Hati Perempuan di Film The Sound of Music

Satu kebaikan dapat meluruhkan seribu kekerasan hati 

Keindahan sebuah film musikal selalu menjadi favorit semua orang. Menyuguhkan hiburan dengan iringan musik membuat sebuah tontonan menjadi lebih menarik dan atraktif. Salah satu film musikal pada tahun 1965 sukses menyita perhatian publik saat itu yaitu The Sound of Music. Film musikal garapan sutradara Robert Wise berhasil meraih penghargaan Oscar dengan meraih 5 buah penghargaan besar pada zamannya. Film musikal yang diangkat lewat sebuah novel yang berjudul The Von Trapp Family Singer yang ditulis oleh Maria von Trapp merupakan sebuah kisah nyata yang menceritakan kehidupan pribadinya saat berada pada masa pelarian keluarganya dari kejaran prajurit Nazi kemudian ia menetap di sebuah Biara Benedictine di Salzburg Jerman.

Film musikal yang dibintangi oleh Julie Andrews ini dikemas dengan apik lewat lagu-lagu yang ditulis langsung oleh Rodgers & Hammerstein dan langsung menjadi lagu populer pada zamannya seperti Edelweiss, Do Re Mi, Climb Every Mountain, dan The Sound of Music. Dengan latar belakang pemandangan pegunungan Austria di Eropa yang indah sukses menarik imajinasi penonton ke dalam suasana tahun 1965 masa dimana Nazi masih berkuasa.

Keindahan film musikal ini menyimpan banyak pesan bijak tentang kebaikan dan ketulusan seorang wanita. Maria von Trapp sebagai penulisnya sendiri menceritakan bagaimana kisah hidupnya ketika pertama kali ia bertemu dengan suaminya yaitu George Ritter von Trapp yang merupakan seorang prajurit militer seorang duda yang memiliki tujuh orang anak yang kelak akan di asuh Maria.

Kisah ini bermula dari kedatangan Maria ke rumah seorang prajurit militer yang memintanya untuk mengasuh tujuh orang anaknya. Maria kala itu berusia 18 tahun dan belum menjadi biarawati dikirim ke rumah George sesuai dengan kebijakan kepala Biara saat itu yang memahami jiwa muda Maria yang bebas kerap kali melakukan sejumlah pelanggaran di dalam Biara. Untuk itu Maria di kirim ke rumah tersebut dengan tujuan membiarkan Maria berada di luar Biara dan beranggapan hal ini akan membuat Maria bahagia. George von Trapp adalah seorang pensiunan perwira angkatan laut yang memiliki tujuh orang anak.

Mereka adalah Liesl, Friedrich, Louisa, Kurt, Brigitta, Marta, dan Gretl. Selama ini, George telah membesarkan ketujuh anaknya dengan cara seperti seorang perwira militer yang ketat semenjak kematian istrinya. Pada awalnya, kedatangan Maria disambut kurang baik oleh ke tujuh anak George. Meskipun telah menerima pendidikan ketat oleh sang ayah, Ketujuh anak George kerap kali melakukan perbuatan buruk selayaknya anak-anak. Namun berkat kebaikan dan kesabaran hati Maria yang merespons setiap perbuatan buruk mereka dengan baik, pada akhitnya mereka semua dapat menerima keberadaan Maria di tengah mereka. Bahkan mereka menghormati dan menaruh rasa percaya kepada Maria sebagai pengasuhnya setelah sekian lama.

Saat George mengadakan kunjungan ke Wina oleh karena suatu urusan. Maria menjaga ke tujuh anak George dengan baik. Maria membuatkan pakaian untuk anak-anak dan membawa mereka semua pergi keluar rumah untuk berkunjung ke Salzburg. Mereka berkeliling sambil menikmati pegunungan sambil bernyanyi. Hal ini memperkuat ikatan antara Maria dan anak-anak George. Sampai suatu ketika, George pulang ke rumah membawa seorang wanita bangsawan yang cantik bergelar Baroness bernama Elsa Schraeder dan membawa serta teman mereka yang bernama Max Detweiler.

Kedatangan mereka disambut hangat oleh Maria dan anak-anak ketika kembali dari naik perahu di danau dalam keadaan basah kuyup oleh karena perahu yang ditumpangi mereka tiba-tiba terbalik. Hal ini mengundang kemarahan George dan secara langsung menunjukan ketidaksukaannya kepada Maria. Saat itu juga George memerintahkan Maria untuk kembali ke Biara. Namun hati George tiba-tiba luluh ketika ia melihat dan mendengar nyanyian ke tujuh anaknya untuk menyambut kedatangan Baroness. Hal ini menjadi momen emosional pertama George dan secara otomatis ia ikut bergabung bersama tujuh anaknya untuk bernyanyi dan menari bersama. Berkat kejadian itu, George menyesali perbuatannya kepada Maria dan meminta maaf padanya.

Salah seorang teman George yaitu Max begitu terkesan dengan penampilan anak-anak dan mengusulkan mereka untuk mengikuti sebuah festival musik di Salzburg, namun saran tersebut ditolak oleh George oleh karena ia menentang penampilan anak-anak di depan publik atas dasar hal itu bertentangan dengan keyakinannya yang beranggapan bahwa hal tersebut memalukan. Sebagai seorang pejabat militer, hal seperti itu dirasa tidak pantas. Berkat bujukan Baroness, akhirnya diadakan sebuah pesta besar di Villa dengan mengundang teman-teman mereka.

Pada malam pesta dimana seluruh tamu berada di sebuah pesta dansa dengan mengenakan pakaian formal, Maria beserta tujuh anak George justru berada di teras taman menarikan sebuat tarian rakyat bernama Kurt. Melihat itu semua, George ikut serta menari bersama Maria dalam sebuah pertunjukan tarian yang anggun. Hal ini membangkitkan perasaan Maria kepada George. Disaat yang bersamaan, rasa cemburu mulai tumbuh di hati Baroness dan menegaskan Maria agar secepatnya untuk pergi meninggalkan rumah dan segera kembali ke Biara.

Maria memutuskan untuk tetap tinggal di rumah George hingga memperoleh pengasuh baru. Sementara itu George belum bisa melupakan perasaannya kepada Maria dan memutuskan pertunangannya dengan Baroness. Suatu ketika George menerima laporan bahwa ia harus segera kembali ke pangkalan Angkatan Laut Jerman dan menerima tuga mengabdi untuk Austria dan menentang keberadaan Nazi. Saat itu George memberitahu kepada keluarganya untuk segera meninggalkan Austria ke Swiss oleh karena banyak teman George yang telah tergabung ke dalam tentara Nazi. Malam dimana keluara von Trapp berusaha untuk pergi mereka dihentikan oleh sekelompok orang bernama Browns yang telah menunggu di luar Villa, saat itu juga George memerintahkan mereka semua akan pergi tampi di Festival Salzburg dengan tujuam lain yaitu meloloskan diri dari kelompok Browns tersebut.

Setelah mereka tampil di urutan paling akhir, mereka akhirnya mencari perlindungan ke Biara terdekat dimana kepala BIara menyembunyikan mereka semua di sebuah pemakaman kuno. Salah seorang anggota Browns berhasil menyusul mereka dan menaruh rasa tidak percaya dengan kepala Biara lalu berkar Rolfe, pemuda yang menyukai Liesl membunyikan alarm, akhirnya mereka semua berhasil pergi melarikan diri dengan menggunakan mobil penjaga. Akhirnya mereka berhasil meloloskan diri dari kejaran tentara Nazi dan memperoleh kebebasan dari penjajahan Nazi.

Kisah romansa bernuansa patriotisme ini menyimpan sejumlah kebijaksanaan lewat penggambaran karakter Maria. Kedatangan Maria ke rumah George seketika mengubah banyak hal yang terjadi di dalam rumah tersebut. Maria tidak hanya berhasil meruntuhkan rasa tidak percaya tujuh anak George, tetapi meluruhkan kekerana hati yang dipupuk sejak lama oleh Geoger semenjak kematian istrinya. Kehadiran Baroness tunangan George justru tidak memiliki pengaruh apapun meskipun ia datang sebagai tunangan yang kelak akan menggantikan sosok ibu bagi tujuh anak George.

Tetapi, kehadiran Maria dengan kepribadian yang hangat justru berhasil merebut hati ketujuh anak George. Dibalik sifat keras yang ia peroleh selama menjadi perwira Angkatan Laut Jerman, tidak mengubah rasa cintanya terhadap negara. Hal ini tidak mengurangi perhatiannya kepada keluarga. Kehadiran Maria dalam kehidupannya justru mengangkat beban yang selama ini diembannya. Ia bisa menyerahkan keluarga kecilnya kepada Maria selama ia bertugas sebagai perwira Angkatan Laut tanpa harus khawatir kehilangan kedekatan dengan ketujuh anaknya. Berkat kerjasamanya dengan Maria dan juga teman-teman yang senantiasa setia bersama dengan George pada masa pelarian, akhirnya mereka berhasil merebut kebebasan dari kejaran dan penjajahan Nazi.

Kebaikan hati yang diambil dari sudut pandang Maria dalam film musikal ini adalah untuk menakhlukan kekerasan hati seseorang. Dalam hal ini kekerasan hati yang ditunjukan oleh George dan rasa tidak percaya ketujuh anak George terhadap orang asing, dihadapi Maria dengan sikapnya yang begitu apa adanya. Mengasuh mereka semua dengan caranya sendiri. memperkenalkan tentang dunia luar tanpa aturan ketat yang diajarkan oleh George. Merasakan kebebasan tanpa adanya rasa takut.

Hal ini pula yang membuat George jatuh cinta kepada Maria setelah sekian lama kehilangan istrinya. Merasakan hidupnya kembali hidup oleh karena pembawaan Maria yang tidak hanya mencintainya tetapi juga tulus mencintai ketujuh anaknya. Film yang bercerita tidak hanya tentang romansa dan patriotisme, tetapi juga menceritakan kehangatan keluarga di dalamnya lewat sederet lagu-lagu indah yang memanjakan pendengar yang membuat kita semua tidak berhenti untuk menonton ulang film musikal paling indah sepanjang masa.

Baca Juga: [OPINI] Catcalling: Mengapa Perempuan Harus Menghindar Padahal Korban?

Bunga Widrayani Photo Writer Bunga Widrayani

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya