Lika-liku Pandemik COVID-19, Antara Duka dan Bahagia

#SatuTahunPandemik COVID-19 bersama menyusuri waktu

Oh ternyata sudah 2021. Kesan pertama menuju malam pergantian tahun. Tak terasa hampir setahun berada dalam atmosfer pandemik COVID-19. Tahu-tahu kalender di rumah telah bertukar. Perjalanan tampak singkat meski sebenarnya tiap detik waktu terus berjalan.

Kira-kira awal Maret 2020, kasus virus corona kali pertama masuk Indonesia dan tepatnya 24 Maret 2020 pasien terkonfirmasi COVID-19 di Palembang diumumkan Gubernur Sumatra Selatan (Sumsel), Herman Deru.

Kala itu, aku yang bertugas menjalani reportase di lapangan mendadak 'parno' atau timbul rasa ketakutan akan kehadiran virus tersebut. Imbauan memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak pun mulai digalakkan pemerintah setempat, termasuk dari Wali Kota Palembang, Harnojoyo.

Pascapengumuman kasus perdana, aku dan rekan sejawat selalu membawa senjata tempur setiap liputan. Selain masker dan hand sanitizer, rasanya kurang lengkap jika bekerja tanpa membawa sabun sendiri untuk cuci tangan. Terlihat berlebihan memang, tetapi saat itu, semua peralatan menjadi penting dalam upaya mencegah penyebaran COVID-19.

Hari demi hari bergulir menjalani liputan. Hingga akhirnya, salah satu wartawan di lingkungan Pemerintah Kota Palembang dinyatakan positif COVID-19 pada 27 Mei 2020. Aku yang menjadi bagian tracing dan tracking karena kontak fisik dengan jurnalis tersebut akhirnya ikut menjalani serangkaian tes uji kesehatan keesokan harinya, 28 Mei 2020.

Khawatir iya, gugup pastinya. Perasaan yang muncul ketika mengunjungi Wisma Atlet di Jakabaring Sport City (JSC) Palembang sebagai tempat uji klinis COVID-19. Ketakutan yang timbul bukan karena akan melakukan test swab, melainkan rasa cemas dengan hasil yang tidak diinginkan, positif COVID-19.

Apalagi, menurutku, rangkaian pasien setelah dinyatakan terpapar virus corona dan harus menjalani isolasi sampai pulih menjadi beban bagi pribadi, lantaran harus jauh dari orang terkasih serta menyendiri di ruangan khusus pasien COVID-19.

Selesai uji swab dan hasil keluar beberapa hari kemudian, syukurnya aku dinyatakan negatif dan bebas dari paparan COVID-19. Senang dan lega perasaan yang hadir kala itu. Akhirnya, ketakutan yang terlintas beberapa waktu sebelumnya tidak menjadi kenyataan.

Menjadi pengalaman baru menjalani uji swab, aku makin melindungi diri agar terhindar dari penularan COVID-19. Beruntung, IDN Media khususnya redaksi IDN Times memberikan kebijakan luar biasa, yakni mengizinkan karyawan tidak terjun ke lapangan saat pandemik kecuali mendesak.

Meski tak ke luar rumah, aku tetap bekerja sesuai porsi. Disiplin membuat artikel berita terbaru dengan mengonfirmasi melalui sambungan telepon atau wawancara online bersama narasumber lewat aplikasi zoom.

Pandemik corona membuat semua kegiatan jadi terbatas dan beralih ke komunikasi digital. Apalagi sejak Palembang menerapkan PSBB pada 25 Mei 2020, semua acara tatap muka dibatalkan.

Kondisi online sempat membuat aku sulit menjalankan tugas. Namun lambat laun beradaptasi dengan keadaan, wawancara narasumber tanpa bertemu langsung menjadi kegiatan rutin yang biasa.

Tetapi setiap hari selalu ada peningkatan kasus positif COVID-19, beberapa sembuh dan ada pula yang meninggal dunia akibat terpapar virus corona. Duka mendalam bagi sebagian masyarakat yang kehilangan keluarganya menjadi bukti nyata keberadaan virus tersebut.

Walau tak dapat dipungkiri pro kontra soal COVID-19 menimbulkan polemik di tengah publik termasuk di Kota Palembang, seperti keyakinan masyarakat yang menyebut virus corona hanyalah bisnis dan permainan pemerintah pusat maupun daerah untuk  mendapatkan uang.

Kisruh bantuan sosial (bansos) di sejumlah wilayah pun makin memperkuat kepercayaan warga yang mungkin kurang paham soal virus corona menggebu, meyakini kalau COVID-19 adalah momen cuci uang pemerintah akibat timbulnya krisis ekonomi dunia dan perang perekonomian antarnegara.

Tidak terasa hari-hari berlalu, perlahan atmosfer pandemik COVID-19 tak lagi booming dan heboh dibandingkan momen awal kasus terkonfirmasi positif virus corona masuk Indonesia. Masyarakat mulai berjalan berdampingan dengan COVID-19, meski kata ahli, virus ini bermutasi.

Pemakaian masker dan bahkan uji klinis kesehatan rapid test maupun swab PCR pun kini sudah menjadi hal lumrah. Terlebih adanya rapid antigen dan kehadiran vaksinasi COVID-19, membuat persoalan virus corona di tengah masyarakat pelan-pelan mereda. Walaupun masih ada saja pihak yang tidak memercayai kehadiran COVID-19.

Kendati demikian, soal keyakinan dan sudut pandang mengenai virus corona adalah hak masing-masing orang dalam menilai. Sebagai masyarakat yang sadar edukasi serta haus informasi, tentu kabar valid maupun faktual menjadi kebutuhan konkret. Hingga akhirnya publik dengan sendirinya memahami apa itu pandemik COVID-19 dan bagaimana penanganannya.

"Tugas jurnalis adalah menyampaikan kebenaran, mengenai mindset serta pandangan publik, bukan ranah wartawan untuk menghakimi. Tetap jujur dan selalu mengedepankan indepedensi. Salam reportase!"

Feny Maulia Agustin, 21 Februari 2021.

#SatuTahunPandemik adalah refleksi dari personel IDN Times soal satu tahun virus corona menghantam kehidupan di Indonesia. Baca semua opini mereka di sini.

Baca Juga: Unboxing Kado di Tengah Pandemik COVID-19

Topik:

  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya