[OPINI] Rehat Sejenak, Mungkin Kamu Butuh Waktu Sendiri

Ada manfaatnya untuk kesehatan mental, lho

Sedari dulu kita telah disuguhkan oleh pemahaman mengenai hakikat manusia sebagai makhluk sosial. Konsep ini mengacu pada hubungan timbal balik antara manusia satu dengan lainnya. Pada praktiknya pun para manusia mendapatkan ragam keuntungan, salah satunya adalah pemenuhan kesejahteraan psikologis.

Tapi sadarkah kamu bahwa menjadi "manusia sendiri" dalam beberapa waktu ternyata mendatangkan manfaat yang cukup signifikan untuk kesehatan mental. Setidaknya ada tiga poin penting ketika seseorang tengah fokus pada waktu mereka sendiri. Tiga hal tersebut berkaitan dengan eksplorasi diri, mengasah kreativitas, dan memperbaiki kualitas.

Seseorang dengan "waktu sendiri" memiliki lebih banyak kesempatan untuk mengeksplorasi diri. Dengan kata lain, akan ada lebih banyak waktu dan kebebasan untuk berfokus pada hasrat pribadi tanpa terdistraksi oleh gangguan orang lain.

Ketika kamu merasa butuh waktu sendiri, poin ini mungkin cocok untuk dijadikan lecutan agar semakin yakin dan berani do action menjelajahi hal-hal yang ingin dilakukan. Tentu saja tanpa merasa terbebani oleh tekanan atau kekhawatiran terhadap penilaian orang lain. Intinya adalah kamu akan menjadi lebih fokus pada dirimu sendiri. 

Sudah menjadi rahasia umum bahwa "waktu sendiri" adalah kesempatan yang dapat digunakan untuk membiarkan pikiran mengembara. Aktivitas tersebut secara tidak langsung dapat membantu mempertajam kreativitas. Ini sesuai dengan penelitian dalam Personality and Individual Differences yang menyatakan, orang yang sengaja menarik diri untuk menghabiskan waktu sendirian cenderung menjadi pribadi yang lebih kreatif.

Mungkin banyak orang menganggap hidup sendiri adalah keputusan yang kurang tepat. Namun, hal demikian nampaknya tidak sepenuhnya benar. Pasalnya sudah ada bukti empiris salah satunya melalui buku Going Solo: The Extraordinary Rise and Surprising Appeal of Living Alone karya sosiolog asal Amerika Serikat (AS) Eric Klinenberg. Dalam buku tersebut, Eric memaparkan korelasi antara hidup sendiri dengan keberhasilan kehidupan sosial. Hal ini berarti bahwa mereka yang menghargai waktu sendiri cenderung memiliki kehidupan sosial yang lebih kaya dan lebih banyak energi.

Tidak jarang orang merasa kebingungan dengan pertanyaan, "Kapan sebaiknya aku membutuhkan waktu sendiri?". Tanda-tanda berikut ini mungkin dapat membantumu menentukan kapan memulai praktik kesendirian:

  • Kamu menjadi lebih mudah marah;
  • Mudah tersinggung oleh hal-hal yang sepele;
  • Mengalami masalah konsentrasi;
  • Kehilangan minat melakukan sesuatu dengan orang lain;
  • Merasa kewalahan atau terlalu bersemangat melakukan suatu hal.

Sebuah penelitian dalam The Gerontologist menunjukkan, para partisipan yang melaporkan menghabiskan sekitar 11 persen dari waktu mereka "sendirian" mengalami lebih sedikit perasaan negatif dalam pengalaman sosial pada sesi berikutnya.

Jika saat ini kamu sedang mempertimbangkan untuk menghabiskan waktu sendirian sejenak, penting untuk melakukannya dengan cara yang positif agar bermanfaat bagi kesehatan mental. Kamu perlu memahami beberapa komponen penting, di antaranya adalah:

  • Pemilihan waktu: kamu perlu melakukan perencanaan mengenai waktu yang tepat untuk menghabiskan hari sendirian. Penting juga memberitahu orang terdekat agar tidak menganggumu pada saat itu. 
  • Menonaktifkan media sosial: fokusmu haruslah dirimu sendiri, yakni tentang minat dan keinginan yang akan dilakukan. Jadi tidak ada alasan untuk membuka media sosial, ya.
  • Rencanakan sesuatu dengan matang: tidak semua orang bisa mempertahankan kenyamanan dalam menghabiskan waktu sendirian. Jika kamu termasuk salah satunya, maka disarankan untuk membuat to-do list yang bisa dilakukan. Hal ini mungkin akan melibatkan berbagai aktivitas seperti relaksasi, meditasi, membaca buku, atau melakukan hobi lain.
  • Memilih opsi lain dengan berjalan-jalan: Jika kamu merasa tertekan dengan tuntutan interaksi sosial, tidak ada salahnya mengambil jeda untuk menikmati suasana di luar rumah sendirian. Menikmati pemandangan misalnya, hal ini ternyata dapat mendatangkan efek restoratif.

Penting untuk diingat bahwa sendirian tidak sama dengan kesepian. Hidup sendiri sejenak juga tidak bisa dikatakan sebagai praktik egoisme. Terlepas dari stigma yang beredar dalam masyarakat, setiap orang berhak membutuhkan waktu sendiri. Praktik ini sesekali boleh dilakukan guna membantu memelihara kesehatan mental dari hiruk-pikuknya dinamika kehidupan sosial. Pada dasarnya, hanya dirimu sendiri yang tahu mengenai kebutuhan privasi dan perlindungan mentalmu.

Baca Juga: [OPINI] Mengapa Seseorang Bisa Membenci Keluarganya?

Indriyani Photo Verified Writer Indriyani

Full-time learner, part-time writer and reader. (Insta @ani412_)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya