[OPINI] Berpikirlah Dulu Sebelum Nyinyir

Pikirkan apa yang akan dikatakan, jangan katakan apa yang terpikirkan!

 

Suatu ketika, saya pernah mendapatkan petuah dari seorang senior yang juga merupakan ajaran orang tua yang saat ini sudah banyak ditinggalkan. Beliau mengatakan “pikiakan apo nan ka dikecek an, jan kecek an apo nan tapikia”(Pikirkan apa yang akan dikatakan, jangan katakan apa yang terfikirkan). Ini bermakna, segala sesuatunya mesti melalui proses berfikir terlebih dahulu, meskipun itu merupakan perkara yang kecil.

Kita memang tidak bisa menghindari sikap spontan terhadap suatu permasalahan yang muncul di hadapan kita. Namun, sebagai seoang makhluk yang memiliki akal serta pikiran sudah sepatutnya kita lebih mengedepankan cara berfikir yang benar dan melihat semua permasalahan dari berbagai sudut pandang hingga kemudian kita mampu menarik kesimpulan dengan benar.

Namun, kebiasaan nyinyir ini malah membuat kita cenderung sulit untuk berpikir, karena kenyinyiran itu hanya merupakan gejolak emosi yang menggambarkan betapa sulitnya kita memiliki jiwa yang besar. Bahkan, dalam pandangan saya, orang yang memiliki kecenderungan untuk nyinyir dan berkomentar tanpa dasar ini memiliki jiwa yang bermasalah. Minimnya pengetahuan dan pengalaman serta malas dalam menggunakan akal dengan benar.

Kita bisa melihat berbagai fenomena yang terjadi di tengah masyarakat saat ini, terutama yang terjadi di media sosial. Banyak sekali warganet menyinyiri suatu permasalahan tanpa didasari pengetahuan yang cukup, lantas kemudian menggerakkan orang lain untuk melakukan hal yang sama. Nyinyir tanpa berpikir kemudian akan menciptakan masalah baru yang semakin memperumit keadaan.

Kita masih ingat, nasihat-nasihat keagamaan yang mengatakan agar lebih baik diam jika tidak mampu mengeluarkan perkataan baik. Ini juga berarti, jika kita belum mengetahui akar permasalahan dengan benar, maka tahanlah diri terlebih dahulu dan gunakan akal untuk mempelajari permasalahan itu terlebih dahulu. Jika suatu saat kita sudah memiliki pengetahuan yang cukup mendasar mengenai permasalahan tersebut, maka barulah kita bisa berbicara ataupun melontarkan komentar. Itupun kita disarankan untuk diam jika tidak mampu menawarkan solusi yang tepat.

Berpikir bukanlah sesuatu yang berat. Berpikir bukan berarti kita harus mempelajari permasalahan tersebut hingga mengetahuinya dengan benar, namun berpikir adalah langkah yang tepat untuk mencegah kita dari melakukan hal yang salah dan memalukan. Bisa saja, hal memalukan itu seperti ketika kita terposisikan sebagai orang bodoh yang tak menyadari kebodohannya, atau merasa sudah mengetahui banyak hal namun sama sekali belum melakukan upaya untuk mencari tahu.

Sungguh mengenaskan sekali bukan? Jika kita berada dalam situasi yang membuat kita menjadi manusia yang memelihara kebodohan dan menjadi penyebab suburnya pembodohan di tengah masyarakat. Jadi, marilah kita budayakan terlebih dahulu, agar bisa nyinyir dengan benar atau mampu menjadi manusia yang baik dan benar, yakni yang menahan dirinya untuk nyinyir dan mencoba untuk memberikan pencerahan kepada orang-orang yang sebenarnya ingin tahu banyak hal, namun upayanya untuk itu sudah terlumpuhkan oleh kebiasaannya yang suka nyinyir.

 

 

 

 

Mohammad Aliman Shahmi Photo Writer Mohammad Aliman Shahmi

Seorang anak bujang yang tengah berusaha untuk bertaubat demi pengokohan prinsip yang senantiasa digoyahkan oleh perubahan zaman.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya