11 Hewan yang Bukan Endemik Amerika Serikat, Jadi Spesies Invasif!

Kamu bisa menemukan keindahan alam yang memukau dan beragam di Amerika Serikat. Taman nasional hingga negara bagiannya punya fitur geologi yang luar biasa, serta flora dan fauna yang tak kalah unik. Ada beberapa hewan endemik yang menghuni alam liar Amerika, di antaranya rusa, domba bertanduk besar, elang botak, dan antelop tanduk bercabang.
Tidak hanya hewan endemik mamalia, ada pula spesies kecil seperti burung kolibri berwarna-warni dan burung robin Amerika berdada merah. Ada juga spesies besar, seperti kucing hutanamerika (bobcat), koyote atau serigala prairi, rusa besar amerika, bison, dan beruang hitam amerika. Sama seperti primadona sekolah, hewan-hewan endemik ini sangat memikat pecinta alam liar.
Namun, ada spesies invasif yang juga menghuni Amerika. Spesies invasif ini tentu saja merusak habitat lokal dan memusnahkan keanekaragaman hayati. Dari ular piton Burma hingga ular pohon cokelat berbisa dan hewan pengerat dengan ukuran yang tidak biasa (seperti nutria), hewan-hewan ini bukanlah spesies endemik Amerika Serikat walau sering disangka demikian. Lalu, hewan-hewan apa saja, ya?
1. Ular piton burma

Ular piton burma menjadi spesies invasif di Amerika lantaran sering menelan rusa berekor putih. Ular ini sebenarnya spesies endemik di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Panjang ular piton burma bisa melebihi 6 meter, dan beratnya bisa melebihi 100 kilogram, sebagaimana yang dilaporkan National Geographic.
Populasinya tersebar di seluruh Asia, dari India timur hingga Indonesia. Namun, ular piton burma punya predator seperti elang, buaya, kucing besar, ular lain, dan manusia. Uniknya, ular piton burma seharusnya tidak ada di Amerika Serikat, karena keberadaannya sangatlah invasif bagi hewan endemik Amerika.
Nah, laporan terkait keberadaan ular piton burma ini pertama kali di temukan di Everglades, Florida, pada 1980-an, tulis laporan CBS News. Namun, ular ini baru berkembang biak pada 1992, ketika Badai Andrew menghancurkan fasilitas hewan eksotis di kawasan tersebut. Akibatnya, sejumlah ular merayap ke rawa-rawa di sekitarnya. Ditambah lagi, ular piton betina bertelur antara 50 sampai 100 butir setiap tahunnya.
Nah, karena kurangnya predator alami di AS, populasi ular piton burma ini pun meledak. Dampaknya pada wilayah Everglades sangatlah merusak. Pasalnya, ular piton burma sangat rakus dan tidak pandang bulu dalam memangsa. Akibatnya, nih, 99 persen populasi rakun dan oposum, serta penurunan signifikan pada populasi kelinci rawa, kucing hutan (bobcat), dan rubah di beberapa area Everglades mengalami penurunan, seperti yang ditunjukkan US Geological Survey.
2. Ular pohon cokelat

Ular pohon cokelat punya banyak trik, lho, untuk memangsa burung. Nah, dari mana, sih, ular pintar ini berasal? Menurut laporan Universitas Columbia, ular pohon cokelat merupakan spesies endemik dari Australia, Indonesia, Papua Nugini, dan Kepulauan Maluku.
Ular pohon cokelat bisa menghabiskan 70 persen dari massa tubuh mereka hanya dalam sekali makan, lho. Mereka juga tidak segan-segan melahap apa pun, mulai dari burung, tokek, kadal hingga tikus. Namun, apa predator ular pohon cokelat? Di habitat aslinya, ular ini punya dua predator alami, yaitu biawak dan babi.
Namun, selama Perang Dunia II, penyelundupan ular dari Kepulauan Admiralty (dekat Papua Nugini) membuat ular pohon cokelat mendarat di Guam. Ditambah lagi, pulau ini tidak punya populasi predator untuk memangsa ular tersebut. Pasalnya, di Guam kamu hanya bisa menemukan spesies burung, kadal, dan mamalia kecil. Yap, bencana ekologi pun terjadi ketika ular pohon cokelat berkembang biak.
Dalam waktu kurang lebih 70 tahun, ular pohon cokelat telah melahap hampir semua spesies burung endemik Guam, seperti yang dilaporkan Science Alert. Tak hanya itu, populasi rubah terbang juga menurun, nih. Jadi, ular pohon cokelat ini menjadi spesies invasif di Guam.
3. Tegu hitam putih argentina

Georgia Wildlife melansir kabar bahwa tegu hitam putih argentina panjangnya bisa mencapai hingga 1,3 meter dan beratnya 5 kilogram atau lebih. Spesies tegu terbesar populasinya berkembang pesat di Argentina, Uruguay, Paraguay, dan Brasil. Habitat yang disukainya adalah sabana dan lingkungan air tawar dan laut. Di Amerika Selatan, spesies kadal yang masih kecil ini menghadapi sejumlah predator alami, seperti burung pemangsa, ular, dan puma.
Nah, bagaimana tegu hitam putih argentina bisa sampai di Amerika Serikat? Hewan ini sengaja dipelihara sebagai hewan eksotis. Pemiliknya kemungkinan melepasliarkan kadal ini di wilayah Florida dan Georgia. Mengapa dilepaskan? Pasalnya, kadal ini tumbuh dengan cepat. Ditambah lagi, nafsu makan mereka tidak terkendali. Jadi, kurang ideal, nih, untuk menjadi hewan peliharaan.
Tak sekadar itu, tegu hitam putih argentina punya rentang hidup selama lebih dari 20 tahun dan bertelur sekitar 35 butir per tahunnya. Itu mengapa para spesialis satwa liar sangat khawatir dengan dampak yang terjadi.
Hutan belantara Florida dan Georgia merupakan surga bagi populasi tegu hitam dan putih Argentina. Kadal ini menjadi masalah yang sangat mengkhawatirkan di Florida, terutama di Panhandle Key. Kadal raksasa ini hidup sejauh utara Jacksonville.
4. Ikan singa

Lepu atau ikan singa, yang berasal dari Samudra Hindia, Laut Merah, dan Pasifik Selatan, memiliki banyak predator alami di perairan tropis asli mereka. Predator ini meliputi fistularia, armang raksasa, kerapu, hiu, ikan kalajengking, dan ikan kodok. Beberapa spesies ikan triggerfish dan ikan kakap besar juga memangsa ikan mencolok ini di habitat asli mereka.
Ikan singa menyerbu perairan domestik dan mengganggu ekosistem lokal, dari Karibia hingga Teluk Meksiko dan Atlantik. Bagaimana, sih, ikan singa bisa masuk ke perairan AS? Meskipun tidak ada yang tahu pasti, National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) menduga bahwa setidaknya ada beberapa dari spesimen ikan ini masuk ke AS melalui pelepasan ikan. Ikan singa juga sering dipelihara oleh para penggemar akuarium.
Ikan singa akhirnya menjadi spesies invasif yang punya selera makan tinggi. Ikan ini melahap hampir semua ikan yang mereka lihat, hingga merusak terumbu karang setempat. Ikan ini juga memiliki duri berbisa yang sangat berbahaya bagi manusia. Dari Laut Karibia hingga Samudra Atlantik, ahli biologi kelautan telah mencoba berbagai cara untuk menghentikan populasi mereka, seperti menjadikan ikan ini santapan hiu, sebagaimana yang dilaporkan The Washington Post.
5. Ikan gabus utara

Channa argus atau ikan gabus utara berasal dari Rusia, Korea, dan China. Ikan ini punya gigi setajam silet dan ekor yang kuat. Selain itu, ikan ini juga bisa tumbuh hingga 1 meter dan mampu bertahan hidup di luar air selama berhari-hari. Kok bisa? Yap, ikan gabus utara punya sistem pernapasan yang kompleks lantaran kantung udaranya bekerja seperti paru-paru.
Disamping itu, ikan gabus utara lebih suka hidup di sungai dan anak sungai yang tenang serta rawa-rawa dan paya. Di China, ikan ini dibudidayakan di waduk, kolam, dan sawah. Predator alami ikan ini adalah burung, ikan yang lebih besar, dan manusia. Soalnya, ikan gabus utara juga sangat diminati di pasar ikan.
Sayangnya, ikan tangguh ini berhasil masuk ke perairan tawar dan payau Amerika dalam beberapa tahun terakhir, dan kehadirannya mendatangkan malapetaka di tempat yang disinggahinya. Satu betina ikan gabus utara mampu bertelur hingga 100.000 telur. Itu berarti, penyebarannya ke California, Maryland, Carolina Utara, dan Florida tidaklah mengejutkan. Tak sekadar itu, ikan ini memakan apa pun yang dapat mereka telan, hingga membawa malapetaka bagi populasi ikan, burung, mamalia, dan reptil setempat.
6. Tikus norwegia atau tikus got

Pertama kali ditemukan di AS pada 1775, tikus norwegia telah menyebar ke seluruh Amerika, bahkan mencapai Alaska dan Hawaii. Banyak orang mengenalnya sebagai tikus got atau tikus cokelat. Tikus ini lebih suka tinggal di daerah padat penduduk, tempat mereka mencari makanan, terutama di gorong-gorong atau tempat sampah. Namun, hewan ini bisa bertahan hidup di mana saja, lho.
Seperti yang mungkin kamu tahu, tikus merupakan hewan yang mencari makanan di daerah perkotaan dan pedesaan. Dari ladang terbuka hingga hutan, gedung-gedung tinggi hingga got, mereka punya bakat alami untuk bertahan hidup. Dikutip Smithsonian's National Zoo and Conservation Biology Institute, ada satu penelitian yang mengungkapkan bahwa ada lebih dari 4.000 jenis makanan di dalam isi perut tikus.
Di alam liar, tikus got mampu menangkap kadal, ikan, hewan pengerat lain, dan anak ayam untuk memenuhi kebutuhan proteinnya. Seperti yang dilaporkan oleh Texas Invasive Species Institute, para peneliti berhipotesis bahwa tikus norwegia berasal dari Asia, dan menjadi penumpang gelap hingga tersebar ke seluruh dunia pada abad ke-18. Nah, karena kepintaran tikus ini dalam bertahan hidup dan mencari makan, tikus got pun mampu mendominasi suatu wilayah baru. Tak hanya itu, tikus betina rata-rata melahirkan 8 anak hanya dalam sekali kelahiran dan mereka bisa melahirkan sebanyak 7 kali hanya dalam waktu setahun, lho.
7. Nutria

Nutria atau dikenal sebagai tikus rawa menjadi spesies invasif di Louisiana. Nutria awalnya diimpor ke AS dari Amerika Selatan pada 1930-an untuk diambil bulunya. Namun, populasinya meningkat pesat di sepanjang Pesisir Timur.
Hewan bergigi besar ini sangat ahli dalam menggerogoti habitat asli. Tikus rawa ini hidup di daerah lahan basah, dan melahap tanaman air endemik yang rentan. Sejak pertama kali tiba di Amerika Serikat, tikus rawa ini telah membangun populasi di 20 negara bagian, termasuk di California.
Seperti banyak hewan dalam daftar ini, nutria unggul dalam bereproduksi. Betinanya mampu melahirkan hingga 13 anak dalam sekali lahir dan siap untuk berkembang biak lagi dalam beberapa hari setelah melahirkan. Itu sebabnya, pengelolaan jumlah mereka masih menjadi prioritas utama bagi departemen satwa liar di Amerika Serikat.
Diansir Live Science, ukuran nutria kira-kira sebesar rakun dan beratnya antara 7 hingga 10 kilogram. Di iklim utara Amerika, nutria punya ekor pendek akibat cuaca dingin. Nah, membunuh nutria legal, lho, di Louisiana. Seperti yang dikatakan Inverse, seorang pemburu lokal dikasih hadiah 55.000 dolar AS atau setara dengan Rp861 juta setelah membunuh sekitar 11.000 ekor nutria.
8. Kutu busuk berwarna coklat atau Halyomorpha halys

Kutu busuk berwarna coklat atau Halyomorpha halys pertama kali masuk ke AS di dekat Allentown, Pennsylvania, pada 1998, tulis PennState Extension. Sebagai penumpang gelap, kutu busuk itu mungkin terbawa ke kapal kargo dari Asia Timur. Namun, tidak seperti di China, nih, yang terdapat tawon samurai atau Trissolcus japonicus dan predator alami lainnya yang mampu mengendalikan kutu busuk ini, di AS populasi kutu busuk jenis ini justru merebak tak terkendali.
Kutu busuk berwarna cokelat punya nafsu makan yang tak terpuaskan. Tanpa pandang bulu, kutu jenis ini merusak tanaman pertanian di Amerika, seperti sayuran dan buah. Seberapa buruk, sih, masalahnya? Pada 2010, petani apel di wilayah Atlantik tengah melaporkan kerugian sebesar 37 juta dolar AS atau setara Rp577,2 miliar, karena kutu busuk bercorak marmer cokelat menjadi hama yang sangat merusak.
Selain itu, serangga ini sulit dibedakan dengan kutu busuk asli. Tubuhnya yang berwarna bintik-bintik kecokelatan juga sama dengan warna kulit pohon. Kerusakan tanaman yang ditimbulkan dari hama ini baru muncul tiga atau empat minggu kemudian. Keberadaan hama ini juga sulit diprediksi para petani dan sering kali tidak disadari.
9. Kutu daun jeruk asia atau Diaphorina citri

Kutu daun jeruk asia atau Diaphorina citri adalah serangga yang membawa bakteri dan menyebabkan penyakit Huanglongbing (juga dikenal sebagai penyakit naga kuning). Hama kecil ini menginfeksi kebun di Florida serta negara bagian Louisiana, Texas, Georgia, dan California, seperti yang dilaporkan US Department Agriculture. Huanglongbing sendiri adalah salah satu penyakit tanaman jeruk yang paling merusak di dunia. Penyakit pada tanaman jeruk ini tidak dapat disembuhkan, lho. Itu berarti, tanaman yang terserang penyakit ini harus segera disingkirkan agar tidak menginfeksi tanaman di dekatnya.
Berukuran sekitar sebutir pasir, kutu daun jeruk asia ini berasal dari Asia Timur dan India. Kemungkinan, penyebarannya ke Amerika Serikat terjadi melalui pohon yang diimpor secara ilegal dan berpenyakit, seperti yang dilaporkan oleh University of California. Hama ini masih menjadi ancaman yang signifikan bagi petani yang membudidayakan jeruk bali, jeruk, mandarin, dan lemon.
10. Kerang zebra

Berasal dari perairan tawar Eurasia, kerang zebra (Dreissena polymorpha) punya cangkang bergaris zig-zag yang khas. Meskipun ukurannya tidak lebih besar dari kuku jari orang dewasa, tetapi kerang ini membawa malapetaka di danau air tawar AS. Nah, bagaimana kerang ini bisa sampai di air Amerika?
Menurut laporan National Park Service Para ilmuwan berhipotesis bahwa kerang zebra ini masuk ke perairan Amerika melalui kapal-kapal besar Eropa. Pertama kali muncul di Great Lakes pada 1980-an, hama bercangkang ini masuk ke sistem air tawar AS melalui air yang dibuang oleh kapal-kapal ini.
Di sana, mereka berkembang biak, dan masuk ke jaringan sungai-sungai besar di bagian timur Sungai Mississippi. Mereka juga terbawa atau nempel di kapal nelayan dan kapal rekreasi lainnya. Nah, itu mengapa kerang ini bisa tiba di California, Nevada, Utah, Texas, dan Colorado.
Hama bercangkang keras ini ternyata menjadi spesies invasif dan merusak habitat alami dengan menyaring alga asli. Kerang zebra juga melumpuhkan dan membunuh kerang endemik. Selain adanya konsekuensi ekologis yang parah, kerang zebra juga menyumbat intake air pada pembangkit listrik tenaga air. Akibatnya, pemerintah AS harus menggelontorkan dana hingga jutaan dolar untuk membersihkan kerang zebra tersebut.
11. Belut sawah

Belut rawa asia atau belut sawah bisa melahap apa saja yang mereka temui, mulai dari katak, ikan, telur kura-kura, hingga udang. Menurut US Department Agriculture, belut ini diperkenalkan ke AS sebagai makanan impor. Adapun, sebagai sesies yang tersebar luas dalam perdagangan akuarium, mereka mungkin juga masuk ke perairan AS karena sengaja dilepaskan.
Belut sawah dianggap sebagai predator yang rakus di AS. Namun, berbagai tindakan telah dilakukan untuk menekan populasinya. Para ilmuwan telah memelopori berbagai teknik, seperti menyingkirkan vegetasi dan membuat penghalang listrik.
Meskipun Amerika Serikat punya spesies endemik yang dikagumi para pecinta satwa dan alam, tetapi ada juga, nih, spesies yang datang dari tempat lain, yang justru mengganggu habitat lain. Tidak hanya berkembang biak, spesies invasif ini justru merusak lingkungan dan keanekaragaman hayati. Wah, kalau seperti ini faktanya, menyeramkan juga, ya!