Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

13 Hewan yang Memiliki Kemampuan Luar Biasa untuk Bertahan Hidup

Tardigrada (commons.wikimedia.orgSchokraie E, Warnken U, Hotz-Wagenblatt A, Grohme MA, Hengherr S, etc.)

Tahu tidak sih kalian bahwa hewan yang paling kuat bertahan hidup di Bumi itu dikenal dengan ekstremofil. Dinamai demikian karena mereka hidup di lingkungan ekstrem yang tentunya bisa membunuh sebagian besar makhluk lain, termasuk manusia. Ekstremofil ini justru sangat nyaman tinggal di lingkungan paling parah di Bumi, seperti panas yang sangat terik, dingin yang ekstrem, tekanan yang dapat menghancurkan, dan bahkan asam yang cukup kuat untuk melarutkan logam. 

Kebanyakan dari mereka adalah mikroba, makhluk bersel tunggal yang usianya ribuan tahun. Meskipun begitu, ada juga lho hewan lain yang memiliki sistem bertahan hidupnya sendiri, salah satunya loricifera. Ia adalah satu-satunya hewan yang dapat bertahan hidup tanpa oksigen. Ya, memang tidak semua hewan memiliki kekuatan super seperti itu, tapi beberapa hewan yang akan kita bahas ini juga memiliki kemampuan bertahan hidup dengan caranya sendiri dan tentunya tidak kalah luar biasa.

1. Aligator

Seekor aligator sedang berjemur di tepi kolam di dalam Pusat Antariksa Kennedy, NASA. (commons.wikimedia.org/NASA/Rawpixel Ltd)
Seekor aligator sedang berjemur di tepi kolam di dalam Pusat Antariksa Kennedy, NASA. (commons.wikimedia.org/NASA/Rawpixel Ltd)

Aligator adalah makhluk yang sangat tangguh. Ia memiliki beberapa cara luar biasa untuk bertahan hidup. Aligator dapat bertahan hingga tiga tahun lamanya tanpa makan apa pun. Hal ini disebabkan metabolismenya yang sangat lambat. Buaya, termasuk aligator, berevolusi dengan cara tersebut untuk bertahan hidup lebih lama saat makanan langka dan membuatnya lebih mudah untuk berhibernasi.

Metabolisme mereka yang lambat juga menjadi salah satu alasan mengapa aligator bisa menghabiskan begitu banyak waktu di bawah air. Seperti yang disebutkan oleh New Scientist, aligator dapat menyelam selama satu jam penuh tanpa menarik satu napas pun yang hampir sama dengan paus pada umumnya meskipun sebenarnya paru-paru aligator relatif kecil.

Metabolisme yang lambat hanyalah satu sisi dari trik bertahan hidup aligator, sisanya ada di dalam darah mereka. Hemoglobin adalah protein dalam darah hewan yang membawa oksigen ke seluruh tubuh dan aligator memiliki hemoglobin yang diadaptasi secara khusus untuk menghemat oksigen. Darah hanya dipasok ke bagian tubuh yang paling membutuhkan.

2. Spons Kaca Antarktika (Anoxycalyx joubini)

Anoxycalyx joubini yang tumbuh di New Harbor (commons.wikimedia.org/Dayton PK, Kim S, Jarrell SC, Oliver JS, Hammerstrom K, Fisher JL, etc)
Anoxycalyx joubini yang tumbuh di New Harbor (commons.wikimedia.org/Dayton PK, Kim S, Jarrell SC, Oliver JS, Hammerstrom K, Fisher JL, etc)

Salah satu yang tidak bisa ditentang oleh makhluk hidup adalah kematian. Namun, ada hewan yang memiliki umur yang sangat panjang. Salah satu hewan tersebut adalah Spons Kaca Antarktika (Anoxycalyx joubini). Spons Kaca Antarktika ini memiliki kerangka yang terbuat dari silika biogenik, artinya "tulang" mereka terbuat dari bahan yang sama seperti kaca.

Seperti yang dicatat oleh BBC, spons ini dapat hidup hingga 15.000 tahun lamanya dan menjadikannya makhluk dengan umur terpanjang di muka bumi. Umurnya yang panjang ini kemungkinan terjadi karena suhu yang sangat dingin di Antarktika, yang membuatnya tumbuh sangat lambat.

Namun, tidak semua Spons Kaca Antartika tumbuh sangat lambat. Satu studi menunjukkan bahwa terkadang mereka dapat mengalami lonjakan pertumbuhan akibat perubahan lingkungan yang membawa lebih banyak plankton yang mereka makan.

3. Triops

triops (commons.wikimedia.org/Miguel Blázquez)

Triops adalah sekelompok krustasea kecil yang dapat ditemukan di seluruh dunia. Telur mereka memiliki struktur yang melindungi dari berbagai lingkungan yang tidak bersahabat. Telur triops dapat bertahan dalam kondisi gersang, suhu ekstrem, dan bahkan radiasi pengion. Telur ini juga dapat melewati jalur pencernaan hewan tanpa cedera sedikit pun.

Telur Triops juga berumur panjang. Sebuah makalah di Japanese Journal of Applied Entomology and Zoology mencatat bahwa telur-telur ini dapat bertahan cukup lama dalam keadaan mati suri yang disebut diapause. Dalam musim panas yang kering, telur triops dapat bertahan hidup selama beberapa dekade sebelum menetas dan telur triops ini akan menetas di kondisi lingkungan yang basah.

Siklus hidup oportunistik inilah yang membuat spesies triops tidak punah sejak periode Triassic seperti yang dibahas dalam makalah Molecular Phylogenetics and Evolution.

4. Kumbang kulit kayu pipih merah (Cucujus clavipes)

Cucujus clavipes yang ditemukan di Taman Rock Creek, Washington, DC, AS. (commons.wikimedia.org/Katja Schulz)
Cucujus clavipes yang ditemukan di Taman Rock Creek, Washington, DC, AS. (commons.wikimedia.org/Katja Schulz)

Dilansir Smithsonian, diperkiraan ada 10 triliun serangga di Bumi. Jumlah mereka melebihi manusia kira-kira satu banding satu miliar dan banyak dari mereka memiliki cara bertahan hidup yang cukup mengesankan.

Kumbang kulit kayu pipih merah (Cucujus clavipes) dapat ditemukan di hutan di seluruh Amerika Utara dan seperti yang dijelaskan oleh Penn State University, mereka memiliki kemampuan untuk beradaptasi dalam cuaca dingin yang sangat parah tanpa cedera sedikit pun. Bahkan, kumbang kulit kayu pipih merah memiliki kemampuan luar biasa untuk bertahan hidup dalam kondisi beku.

Kumbang ini memiliki beberapa adaptasi khusus yang melindungi mereka dari ganasnya cuaca dingin. Pertama, protein dalam jaringan kumbang mencegah terjadinya pengelompokan molekul air dan tubuh mereka mengandung gliserol dalam jumlah tinggi. Selain itu, saat suhu turun, kumbang memiliki cara untuk mengeringkan diri. Hal ini berfungsi untuk mencegah pembentukan kristal es yang bisa menyebabkan kerusakan fatal pada tubuh kumbang.

Berkat cara bertahan hidupnya yang luar biasa ini, para ilmuwan menemukan bahwa larva kumbang kulit datar merah dapat bertahan hidup pada suhu serendah minus 150 derajat Celsius. Suhu serendah dan sedingin ini dapat membunuh sebagian besar makhluk hidup lain.

5. Unta

unta (unsplash.com/Yana Yuzvenko)
unta (unsplash.com/Yana Yuzvenko)

Terkenal sebagai hewan gurun, unta telah dijinakkan oleh manusia selama 3.000 tahun lamanya. Seperti yang kita tahu, unta mampu bertahan hidup di lingkungan gersang. Namun, unta juga dapat menoleransi rentang suhu yang mencengangkan, mulai dari minus 29 derajat Celsius hingga 49 derajat Celsius, dan dapat bertahan selama berbulan-bulan tanpa makanan.

Unta memakan hampir semua tumbuh-tumbuhan yang mereka temui. Unta memiliki bibir yang tebal yang memungkinkan mereka untuk memakan tanaman yang berduri. How Stuff Works menyebutkan bahwa unta dapat bertahan hingga tujuh bulan tanpa minum.

Unta memiliki saluran pencernaan yang sangat efisien, tiga bagian perut unta mengekstraksi setiap ons nutrisi dari apa pun yang dimakannya dan juga setiap tetes air yang diminumnya. Kotoran unta sangat kering sehingga orang gurun nomaden seperti suku Badawi membakarnya untuk membuat bahan bakar.

Selain itu, unta memiliki beberapa kemampuan untuk mengatasi terik matahari. Pertama, unta cenderung berdiri menghadap matahari untuk meminimalkan panas yang terpapar pada tubuh mereka. Otak unta juga dapat mendinginkan dirinya sendiri secara selektif, membantu hewan ini menghindari sengatan panas.

6. Hydra

hydra (commons.wikimedia.org/Przemysław Malkowski)
hydra (commons.wikimedia.org/Przemysław Malkowski)

Hydra adalah genus makhluk kecil yang hidup di kolam dan sungai air tawar. mereka menggunakan lengan belakang untuk menangkap makanan yang lewat dengan cara yang hampir sama seperti anemon laut. Hydra memiliki kemampuan untuk mengganti bagian tubuh yang hilang atau rusak dan bahkan menumbuhkan kembali kepala mereka yang hilang. Anehnya lagi, setiap bagian tubuh yang terlepas dapat tumbuh menjadi hewan yang sama.

Seperti yang dijelaskan Discover Magazine, setiap sel dalam tubuh hydra diganti setiap 20 hari. Hebatnya, tubuh mereka tidak menunjukkan tanda-tanda kerusakan seiring bertambahnya usia karena sebagian besar sel tubuhnya adalah sel punca yang terus membelah dan berdiferensiasi. Sederhananya, jika tidak ada yang membunuh hydra, ia tidak akan mati. Para ahli biologi yang mempelajarinya mengungkapkan bahwa selama mereka memiliki kondisi kehidupan yang bagus, hydra mampu hidup abadi.

7. Cacing pompeii (Alvinella Pompejana)

Alvinella pompejana atau cacing Pompeii, mampu bertahan hidup pada suhu ekstrem. (commons.wikimedia.org/National Science Foundation (University of Delaware College of Marine Studies))
Alvinella pompejana atau cacing Pompeii, mampu bertahan hidup pada suhu ekstrem. (commons.wikimedia.org/National Science Foundation (University of Delaware College of Marine Studies))

Pada tahun 1977, ilmuwan kelautan menemukan lubang hidrotermal di dasar laut. National Geographic menjelaskan bahwa lubang ini ada di lingkungan yang sangat tidak bersahabat dengan suhu yang sangat tinggi, tekanan yang dapat menghancurkan, dan air yang berisi logam terlarut beracun. Hebatnya, ada beberapa tuan rumah di ekosistem tersebut yang berkembang tanpa sinar matahari sedikit pun.

Di antara makhluk yang hidup di lubang hidrotermal ini, salah satunya adalah cacing pompeii (Alvinella pompejana). Cacing ini dapat mentoleransi suhu yang lebih tinggi daripada hampir semua makhluk hidup kompleks lainnya, seperti berkembang biak di air hidrotermal panas yang mendidih. Cacing pompeii mampu bertahan hidup di air sepanas 80 derajat Celsius.

University of Delaware bahkan mengonfirmasi bahwa cacing pompeii adalah hewan yang paling tahan panas di dunia. Cacing ini diselimuti lapisan pelindung berupa bakteri yang beradaptasi secara khusus.

8. Katak kayu Alaska (Lithobates sylvaticus)

Lithobates sylvaticus (unsplash.com/Daniel Restrepo Londoño)
Lithobates sylvaticus (unsplash.com/Daniel Restrepo Londoño)

Katak kayu Alaska (Lithobates sylvaticus) hidup di hutan Amerika Utara. Seperti yang disebutkan oleh National Wildlife Federation, katak ini dapat ditemukan jauh di selatan hingga Alabama, tetapi tumbuh subur di hutan Alaska. Faktanya, katak ini adalah satu-satunya katak yang hidup di Lingkaran Arktik dan mereka dapat bertahan hidup dalam keadaan beku.

Dua pertiga tubuh katak membeku dalam ganasnya musim dingin Arktik. Selama waktu ini, jantung mereka berhenti berdetak dan mereka berhenti bernapas seolah-olah mereka sudah mati. Dalam keadaan sangat beku ini, katak kayu Alaska dapat bertahan hidup pada suhu hingga minus 18 derajat Celsius hingga tujuh bulan lamanya.

Sebuah penelitian di Journal of Experimental Biology menyebutkan bahwa tubuh katak ini memiliki beberapa jenis antibeku alami untuk membantu mereka mengatasi rasa dingin. Otot mereka diperkuat dengan glukosa dan senyawa yang disebut glikolipid untuk mencegah kerusakan sel-sel di jaringan tubuh lunak mereka saat menghadapi cuaca beku yang ekstrem.

9. Kumbang longicorn

kumbang Longhorn di Sumatera bagian tengah (commons.wikimedia.org/Dick Culbert/Gibsons, B.C., Canada)
kumbang Longhorn di Sumatera bagian tengah (commons.wikimedia.org/Dick Culbert/Gibsons, B.C., Canada)

Ada beberapa spesies kumbang longicorn (tanduk panjang) di dunia. Satu spesies tertentu, Neocerambyx gigas, yang berasal dari Asia Tenggara dan hidup di lingkungan panas di dekat gunung berapi aktif yang suhunya di atas 40 derajat Celsius dan suhu tanah mencapai 70 derajat Celsius. Kemampuan bertahan hidup kumbang longicorn terletak pada struktur cangkangnya. Pola mikroskopis kecil membantu kumbang untuk memantulkan sinar matahari, sekaligus melepaskan panas dari tubuhnya.

Kumbang N. gigas ini sangat pandai bertahan hidup di lingkungan yang panas. University of Texas di Austin melaporkan bahwa para peneliti meniru pola cangkang kumbang longicorn untuk membuat bahan baru yang dapat digunakan dalam pendinginan pasif. Para ilmuwan berharap bahan ini mampu mendinginkan elektronik hingga bangunan dan membantu mengurangi penggunaan AC.

10. Cacing planaria

cacing planaria (sallykneidel.com)
cacing planaria (sallykneidel.com)

Planaria adalah kelas cacing pipih yang ditemukan di seluruh dunia, seperti yang dijelaskan Britannica, cacing ini dapat hidup di air tawar, air laut, atau di darat, dan spesies berwarna cerah dapat ditemukan di daerah tropis. Mereka juga memiliki kemampuan luar biasa untuk meregenerasi setiap kerusakan pada tubuhnya. Dengan kata lain, jika planaria dibelah menjadi dua, kedua bagian itu dapat tumbuh menjadi cacing yang baru.

Seperti dicatat oleh sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Developmental Biology pada tahun 2018, planaria juga dapat menumbuhkan kembali kepala baru, lengkap dengan otak dan mata baru, hanya dalam tujuh hari meskipun cacing ini memiliki otak yang relatif sederhana dengan kurang dari 10.000 neuron (dibandingkan dengan 86 miliar neuron di otak manusia).

Beberapa studi ilmiah telah dilakukan untuk lebih memahami bagaimana planaria dapat melakukan hal ini dengan harapan dapat memberikan wawasan untuk membantu regenerasi neuron pada orang yang terluka.

11. Cacing setan (Halicephalobus mephisto)

Halicephalobus mephisto (alchetron.com)

Cacing setan (Halicephalobus mephisto) yang ditemukan di 2,2 mil di bawah tanah hidup di lingkungan yang tidak bersahabat, jauh di dalam tambang emas tua Afrika Selatan. Spesies cacing yang disebut nematoda ini tidak sengaja ditemukan pada sepatu bot seseorang.

Cosmos Magazine menjelaskan bahwa cacing setan memiliki beberapa adaptasi genetik yang membantu mereka untuk bertahan hidup seperti memproduksi protein kejut panas dalam jumlah yang sangat besar untuk memperbaiki kerusakan sel akibat suhu tinggi. Gen yang memproduksi protein ini serta gen lain yang penting untuk menjaga sel-sel makhluk itu tetap hidup dicadangkan secara menyeluruh untuk menggantikan gen yang telah rusak.

12. Mariana Snailfish

Pseudoliparis swirei (Scorpaeniformes: Liparidae), hadal snailfish dari Palung Mariana. (commons.wikimedia.org/Gerringer M. E., Linley T. D., Jamieson A. J., Goetze E., Drazen J. C.)
Pseudoliparis swirei (Scorpaeniformes: Liparidae), hadal snailfish dari Palung Mariana. (commons.wikimedia.org/Gerringer M. E., Linley T. D., Jamieson A. J., Goetze E., Drazen J. C.)

Snailfish adalah jenis ikan laut yang memiliki tubuh lunak, tanpa sisik, dan mirip seperti kecebong. Salah satu spesies mereka, Pseudoliparis swirei, hidup di kedalaman samudra yang paling gelap. Mariana Snailfish ini ditemukan di kedalaman Palung Mariana, tempat terdalam yang diketahui di seluruh dunia. Bermil-mil di bawah permukaan laut, ikan ini hidup di lingkungan yang tekanannya setara dengan dihancurkan oleh kawanan gajah.

Mariana Snailfish adalah ikan terdalam yang pernah ditemukan di laut hidup dengan memakan krustasea kecil. Mereka mampu bertahan dari tekanan yang luar biasa. Ikan siput ini dapat menyelam ke tempat-tempat di mana pemangsa tidak dapat mengikuti mereka.

Ikan siput ini juga ditemukan di Palung Yap oleh sekelompok peneliti China dan memiliki gen tambahan untuk membantu memperbaiki DNA dan menstabilkan protein esensialnya. Beberapa dari kemampuan adaptasi mereka biasanya untuk memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh tekanan besar di kedalaman laut.

13. Tardigrada

Tardigrada (commons.wikimedia.orgSchokraie E, Warnken U, Hotz-Wagenblatt A, Grohme MA, Hengherr S, etc.)

Tardigrada adalah hewan ekstremofil Bumi yang paling terkenal. Tardigrada dapat bertahan dalam berbagai kondisi yang tidak masuk akal, menjadikannya hewan paling kuat di dunia. Mereka bisa hidup selama 30 tahun tanpa makanan atau air, mampu bertahan pada suhu ekstrem, dari nol hingga di atas titik didih air, dan dapat menahan tekanan enam kali lebih besar daripada palung laut terdalam di Bumi. Badan Antariksa Eropa mencatat bahwa tardigrada bahkan selamat dari paparan ruang hampa udara yang keras.

Kecil tapi perkasa, tardigrada memiliki beberapa kemampuan biologis yang merupakan kunci mereka untuk bertahan hidup. Salah satunya adalah protein yang diproduksi oleh tubuh mereka yang disebut Dsup atau "pencegah kerusakan". Protein ini memperbaiki kerusakan pada DNA mereka dan membantu mereka bertahan dari paparan kondisi yang keras, seperti radiasi.

Adaptasi lainnya adalah cryptobiosis atau mati suri. Ketika berada di lingkungan yang tidak sesuai, tardigrada akan mengeringkan dan menggulung diri sampai kondisi lingkungan membaik. Makhluk kecil ini dapat ditemukan di mana saja, mulai dari lumut air tawar hingga bukit pasir.

Cukup banyak makhluk hidup yang mampu bertahan hidup dalam berbagai kondisi yang ekstrem, di antaranya tiga belas hewan yang sudah kita bahas di atas. Jadi, bagaimana pendapatmu?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Atqo
EditorAtqo
Follow Us