3 Gunung di Dunia yang Dulunya Merupakan Dasar Laut, Sulit Dipercaya

Gunung identik dengan puncak raksasa yang memiliki ketinggian mencapai ribuan meter di atas permukaan laut. Namun, pernah gak kamu membayangkan kalau gunung-gunung tinggi itu dulunya mungkin pernah tersembunyi di dasar laut? Melihat besar dan tingginya gunung di sekitar kita, mungkin akan sulit membayangkannya. Namun siapa sangka, fakta itu benar adanya.
Proses geologis selama jutaan tahun membuat pemandangan di Bumi terus berubah dari waktu ke waktu. Tabrakan antara dua lempeng besar menciptakan gunung yang kita lihat sekarang dan tingginya permukaan air laut di masa lalu juga membuat banyak gunung tenggelam. Itulah kenapa, ada beberapa gunung yang dulunya di dasar laut "terangkat" hingga menjulang tinggi di masa kini. Gunung apa saja yang dimaksud?
1. Gunung Everest

Gunung Everest yang kita kenal sekarang merupakan "atap" tertinggi Bumi. Gak tanggung-tanggung, gunung ini memiliki ketinggian 8.849 mdpl yang membuatnya dinobatkan sebagai gunung tertinggi di dunia. Namun siapa sangka jika atap dunia ini, nyatanya pernah berada di dasar samudra?
Dilansir International Comission on Geoheritage, apa yang kini menjadi puncak laut, dulunya adalah dasar dari Laut Tethyan yang berada di area tersebut sejak 400 juta tahun yang lalu. Semuanya berubah ketika lempeng raksasa Eurasia dan lempeng Indo-Australia bertabrakan sekitar 65 juta tahun yang lalu. Tabrakan ini bukan hanya membuat Laut Tethyan musnah, juga mengangkat apa yang ada di dasar lautan terangkat ke puncak tertinggi.
Fakta ini sendiri terungkap setelah para peneliti mempelajari batuan yang ada di puncak Everest. Bukan batu biasa, batuan yang ada di puncak Everest terdiri batu kapur, marmer, hingga granit, intrusi pegmatit, batuan metamorf yang berusia jauh lebih tua. Selain batuan, puncak gunung raksasa juga dipenuhi dengan fosil hewan laut kuno seperti brakiopoda, konodon, dan krinoid yang sekarang sudah punah sepenuhnya.
2. Mauna Kea, Hawaii

Everest memang gunung tertinggi di dunia, namun gak semua orang ternyata sepakat dengan pernyataan tersebut. Alih-alih Everest, sebagian orang menganggap Mauna Kea yang ada di Hawaii sebagai gunung tertinggi di dunia.
Kenapa demikian? Berbeda dengan Everest yang seluruh bagiannya berada di atas permukaan laut, Mauna Kea yang memiliki ketinggian 4.205 meter di atas permukaan laut, nyatanya menyembunyikan sekitar 6.005 meter bagian “tubuhnya” di bawah Samudra Pasifik.
Jika dihitung dari apa yang tersembunyi, Mauna Kea memiliki ketinggian total 10.210 meter. Dilansir Ultimate Kilimanjaro, Mauna Kea terbentuk dari akumulasi aliran lava yang berada di dasar laut. Ketika Lempeng Pasifik bergerak di atas titik panas Hawaii ribuan tahun yang lalu, kolom batuan panas dan cair dari mantel mencapai permukaan, dan menciptakan gunung berapi yang baru.
3. Gunung Etna, Italia

Terletak di Sisilia, Italia, Gunung Etna merupakan gunung tertinggi di Benua Eropa dengan ketinggian mencapai 3.350 mdpl. Namun jika kamu memiliki mesin waktu dan kembali ke 100.000 tahun yang lalu, kamu akan mendapati gunung ini berada di bawah laut. Dilansir Protezione Civile, Gunung Etna terletak di antara lempeng Eurasia dan lempeng Afrika. Dulunya area ini adalah teluk yang sangat luas. Namun sistem patahan ekstensional yang terjadi di bawah laut, membuat magma naik dari mantel Bumi dan menimbulkan aktivitas vulkanis.
Menurut banyak ahli geografi, lava tertua yang ada di Gunung Etna berusia sekitar 300.000 tahun yang lalu. Bukan lava biasa, lava ini merupakan jenis lava bantal yang hanya terbentuk ketika magma yang panas bersentuhan dengan air dan akhirnya mengeras. Lava bantal ini menunjukkan bahwa Gunung Etna yang dikenal masyarakat Italia sekarang, dulunya adalah gunung bawah laut yang naik ke permukaan karena pergerakan lempeng Bumi.
Gunung sendiri umumnya tercipta dari pergerakan lempeng tektonik. Pergerakan ini bukan hanya menyebabkan gempa besar, tapi juga perubahan pada permukaan Bumi. Banyak dari kita percaya bahwa pemandangan yang kita lihat gak akan pernah berubah. Nyatanya Bumi kita mengalami banyak perubahan sejak awal terbentuknya. Perubahan ini memang gak terjadi selama 1--2 hari, melainkan terjadi karena proses geologis yang berlangsung selama ratusan bahkan jutaan tahun.