5 Bangunan Bersejarah yang Dibangun Tanpa Paku, Tapi Masih Bertahan

- Kuil Kiyomizudera di Jepang dibangun tanpa paku, memanfaatkan teknik pertukangan kayu tradisional dan ratusan tiang kayu zelkova untuk bertahan dari gempa.
- Kuil Swaminarayan Akshardham di India menggunakan batu pasir dan marmer tanpa logam besi, dengan 234 tiang ukiran dan 20.000 patung yang dirancang untuk bertahan lebih dari seribu tahun.
- Menara Drum Xi’an di China adalah struktur bata-kayu yang mengandalkan sambungan untuk kekuatan dan fleksibilitas, bertahan lebih dari enam abad tanpa satu pun paku logam.
Paku dan logam menjadi elemen penting dalam konstruksi modern, tapi tahukah kamu bahwa beberapa bangunan bersejarah di dunia justru dibangun sepenuhnya tanpa menggunakan satu paku pun? Meski tanpa teknologi canggih atau material modern seperti baja dan beton, bangunan-bangunan ini mampu bertahan ratusan tahun dan bahkan menjadi warisan dunia.
Pada ulasan ini, terdapat lima bangunan legendaris dari berbagai belahan dunia yang menjadi bukti betapa canggihnya teknik konstrusi orang-orang zaman dahulu. Mulai dari kuil di Jepang, menara di Tiongkok, hingga gereja kayu di Rusia, yuk, kita pelajari bagaimana kejeniusan arsitektur masa lalu mampu menciptakan karya yang tidak lekang oleh waktu.
1. Kiyomizudera Temple, Jepang

Kuil Kiyomizudera adalah salah satu arsitektur Jepang yang memukau. Yang membuatnya istimewa, kuil ini dibangun tanpa menggunakan satu paku pun, melainkan memanfaatkan teknik pertukangan kayu tradisional Jepang seperti sambungan kayu dan metode kakezukuri. Pertama kali didirikan pada tahun 778 dan direnovasi pada 1633, kuil ini memiliki aula utama yang berdiri di atas panggung kayu setinggi 13 meter.
Panggung tersebut ditopang oleh ratusan tiang kayu zelkova yang dirancang agar saling mengunci, memberikan fleksibilitas dan kekuatan terhadap gempa. Teknik ini bukan hanya efisien, tetapi juga menunjukkan tingkat presisi yang tinggi. Sampai hari ini, Kiyomizudera tetap berdiri megah dan menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO.
2. Akshar Dham Temples, India

Kompleks Akshardham, khususnya Kuil Swaminarayan Akshardham di Delhi merupakan bangunan tradisional India yang menerapkan pembangunan tanpa penggunaan logam besi. Diresmikan pada tahun 2005, kuil ini mengadopsi gaya konstruksi kuno berdasarkan kitab shilpa shastras.
Blok-blok batu pasir dan marmer diukir dengan detail luar biasa dan dirakit tanpa pengikat logam, mengikuti prinsip-prinsip ketahanan jangka panjang. Struktur ini menampilkan 234 tiang ukiran, 9 kubah, dan 20.000 patung, semua dibuat oleh ribuan seniman terlatih. Arsitektur ini tak hanya estetik, tapi juga tahan lama, dirancang untuk mampu bertahan lebih dari seribu tahun.
3. Xi'an Drum Tower, China

Dibangun pada tahun 1380, Menara Drum Xi’an merupakan warisan budaya Tiongkok yang bertahan lebih dari enam abad. Menara ini adalah struktur bata-kayu yang mengandalkan sambungan untuk menggabungkan komponen kayu, tanpa satu pun paku logam. Teknik ini memungkinkan fleksibilitas dan kekuatan dalam menghadapi perubahan cuaca dan bencana alam.
Meski telah mengalami beberapa renovasi, struktur dasarnya tetap mempertahankan teknik tradisional tersebut. Bentuknya yang monumental menjadikannya landmark di jantung kota Xi’an. Arsitekturnya tidak hanya menunjukkan keindahan, tapi juga memperlihatkan bagaimana teknik konstruksi kuno tetap relevan bahkan dalam konteks modern.
4. Forbidden City, China

Kota Terlarang di Beijing adalah kompleks istana yang sangat luas dan menjadi pusat kekuasaan Tiongkok selama hampir 600 tahun. Salah satu hal paling mencengangkan dari kompleks ini adalah fakta bahwa struktur kayunya dibangun tanpa menggunakan paku. Sebagai gantinya, digunakan sistem sambungan dougong—struktur penyambung balok dan braket yang saling mengunci.
Dibangun antara tahun 1406 hingga 1420, berbagai komponen kayu disusun untuk memungkinkan fleksibilitas dan kekuatan struktural. Teknik ini tidak hanya tahan gempa, tetapi juga mampu mempertahankan keutuhan bangunan selama ratusan tahun. Kota Terlarang hingga kini tetap menjadi salah satu kompleks kayu terbesar dan terawat di dunia.
5. Kizhi Pogost, Rusia

Kizhi Pogost adalah kompleks arsitektur kayu di sebuah pulau di Danau Onega, Rusia, yang terdiri dari dua gereja dan sebuah menara lonceng. Dibangun tanpa satu pun paku, struktur ini mengandalkan sambungan kayu tradisional Rusia yang presisi dan kuat. Gereja Transfigurasi, bangunan mencolok di kompleks ini, selesai dibangun pada 1714 dan memiliki tinggi sekitar 37 meter dengan 22 kubah.
Menurut legenda, seluruh bangunan dibuat hanya dengan kapak, tanpa bantuan paku. Teknik konstruksi ini memanfaatkan sambungan yang saling mengunci untuk memberikan struktur yang kuat dan tahan lama. Selama lebih dari tiga abad, Kizhi Pogost tetap kokoh berdiri di tengah lingkungan yang ekstrem, dan kini diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.
Kelima bangunan bersejarah ini membuktikan bahwa teknik konstruksi tanpa paku bukan hanya mungkin, tapi juga bisa menghasilkan struktur yang sangat kuat dan indah. Dengan mengandalkan keterampilan tukang kayu, prinsip arsitektur tradisional, serta pemahaman mendalam tentang material lokal, bangunan-bangunan ini berhasil bertahan selama ratusan tahun.